Gempa Turki
Kisah WNI Korban Gempa Turki, Winda Masuk Mobil Hangatkan Badan Saat Salju Turun
Korban tewas akibat Gempa Turki sudah mencapai 4000 orang lebih. Sementara sisanya mengalami luka baik ringan maupun serius.
"Sekarang kami mengungsi di sebuah desa dan menjauh dari kota karena di kota banyak bangunan tinggi dan retak-retak, jadi kami diungsikan sementara," kata Winda.
Meski berada di desa, tetapi diungkap Winda mereka tak boleh berada di rumah. Mereka hanya diperbolehkan masuk ke rumah untuk mengambil makanan-makanan dan persediaan yang dibutuhkan selama mengungsi.
"Walaupun kami di desa tapi kami tidak boleh masuk ke rumah, takut ada gempa susulan datang. Kami hanya diperbolehkan masuk ke rumah 10 menit untuk mengambil makanan," lanjut Winda.
Sayangnya Winda dan pengungsi lainnya pun tak memiliki tempat untuk beristirahat, yang membuat mereka terpaksa harus berada di dalam mobil.
"Di sini suasannya hujan bahkan di beberapa tempat ada turun salju sehingga kami berada di mobil untuk menghangatkan tubuh," kata Winda.
Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M. Iqbal mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi. Menurut Iqbal, seorang ibu dan dua anaknya itu tinggal di Antakya.
KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.
Baca juga: Pasca Gempa Turki, Napi Teroris ISIS di Penjara Rajo Suriah Memberontak, 20 Tahanan Kabur
Namun belum membuahkan hasil sehingga tim masih mencoba memastikan lagi. "Sampai saat ini belum berhasil kami hubungi tapi akan terus kami coba," kata Iqbal.
Di Diyarbakir juga ada dua orang pekerja spa yang belum berhasil dihubungi KBRI, bahkan rekan satu kerja belum bisa menghubungi keduanya. "Tim yang akan melakukan evakuasi ke Diyarbakir juga akan mencari warga kita ini," ujarnya.
Dubes Iqbal melaporkan, cuaca di Turki saat ini juga sangat ekstrem dan terjadi badai salju sehingga sulit melakukan pergerakan.
Namun perwakilan RI bersama pemerintah Turki terus memaksimalkan upaya evakuasi. "Diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan hancur," ungkapnya.
KBRI Ankara mengirimkan bantuan kemanusian berupa satu kontainer makanan instan yang dapat dikonsumsi para korban gempa. Satu kontainer itu berupa mie instan sebanyak 2000 boks, serta kompor gas portable untuk membuat air panas.
Iqbal menjelaskan terjadi panic buying di Turki pascagempa bumi 7,8 magnitude, sehingga bantuan yang bisa dikumpulkan KBRI dalam waktu satu hari kemarin adalah makanan instan. "Kita sudah coba ke beberapa tempat untuk mencari selimut, semua sudah habis," kata Iqbal.
Akan tetapi di rombongan KBRI akan membawa sekitar 300 selimut yang nanti akan dibagikan langsung kepada WNI yang membutuhkan di wilayah bencana.
Baca juga: Gempa Turki dan Suriah, Jumlah Korban Tewas Meningkat Jadi 1.900
Sekira akan ada empat Tim KBRI Ankara yang sedang menuju lokasi bencana gempa untuk mengevakuasi 104 WNI dari 5 titik ke Ankara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.