Gempa Turki
Kisah WNI Korban Gempa Turki, Winda Masuk Mobil Hangatkan Badan Saat Salju Turun
Korban tewas akibat Gempa Turki sudah mencapai 4000 orang lebih. Sementara sisanya mengalami luka baik ringan maupun serius.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Seorang Warga Negara Indonesia atau WNI di Turki, Winda menceritakan detik-detik saat gempa bumi magnitudo 7,8 dan gempa susulan melanda Turki dan Suriah, Senin 6 Februari 2023 pagi waktu setempat.
Diketahui sebelumnya gempa bumi yang terjadi itu telah menewaskan ribuan jiwa. Laporan Selasa 7 Februari 2023, korban tewas sudah mencapai 4000 orang lebih. Sementara sisanya mengalami luka baik ringan maupun serius.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mencatat, terdapat 10 WNI yang mengalami luka-luka gempa bumi bermagnitudo 7,8 di selatan Turki, Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, Osmaniye.
Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, enam WNI di antaranya sedang dievakuasi, dan empat di antaranya sudah menjalani perawatan medis.
"Enam yang dievakuasi, empat (sudah) menjalani perawatan," ujar Teuku Faizasyah saat jumpa pers virtual.
Kesaksian WNI, Winda Trimelia Utami yang tinggal di Provinsi Adana, Turki, menceritakan detik-detik terjadinya gempa magnitudo 7,8 melanda wilayah tersebut.
Baca juga: Apartemen WNI di Turki Hancur, KBRI Sediakan Penampungan Sementara
Winda mengatakan dirinya tinggal di asrama yang berada dalam bangunan lima lantai.
Menurut Winda, getaran keras gempa terasa di sepuluh provinsi di dekat pusat gempa, termasuk di tempatnya tinggal.
Saat terjadi gempa, Winda menjelaskan, dirinya sedang tidur karena saat itu masih pagi. Pada waktu itu, ia sempat tak bisa keluar dari ruangan.
“(Getarannya) sangat terasa sekitar dua sampai tiga menit kami menunggu di dalam ruangan, di bawah meja, tidak bisa keluar, karena guncangannya sangat besar,” kata Winda.
Setelah tiga sampai lima menit, ia akhirnya bisa keluar dari kamar.mWinda mengungkapkan, saat ini semua mahasiswa di asramanya mengungsi di tempat yang aman.
Meski begitu, ia bersyukur asramanya tak mengalami kerusakan parah karena bangunan asrama itu aslinya merupakan shelter gempa.
“Tapi kami masih belum bisa masuk ke asrama sampai saat ini, karena ditakutkan adanya gempa susulan yang akan datang,” tuturnya.
Winda juga menegaskan, semua aktivitas dihentikan termasuk perkuliahan, dan memperkirakan hal itu akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Baca juga: Gempa Turki, Erdogan Umumkan Keadaan Darurat Tiga Bulan di Daerah Gempa
Kini, Winda mengatakan dirinya mengungsi ke sebuah desa yang jauh dari pusat kota.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.