Artikel Kesehatan
Kenali Kanker Nasofaring, Si Pembunuh Tersembunyi
Terdapat berbagai macam jenis kanker yang dapat menyerang tubuh manusia. Salah satunya kanker nasofaring.
Oleh : dr. Grace Eka Putri Rambu Hoy Anggung Praing
POS-KUPANG.COM - Kanker adalah penyakit yang sering menjadi momok yang menakutkan. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Sedangkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Terdapat berbagai macam jenis kanker yang dapat menyerang tubuh manusia. Salah satunya kanker nasofaring.
Kanker nasofaring adalah keganasan yang terjadi di organ yang berada di atas tenggorok dan di belakang hidung. Dalam klasifikasi jenis kanker, kanker nasofaring dikategorikan sebagai bagian dari kanker kepala dan leher, yang pada dasarnya diakibatkan oleh pertumbuhan abnormal dalam nasofaring, di mana sel-sel bermutasi dan membelah secara tidak terkendali sehingga menghasilkan jaringan ekstra atau tumor.
Tidak setiap tumor adalah kanker. Tumor nasofaring dapat bersifat jinak (nonkanker) atau (kanker). Kanker nasofaring dapat disebabkan oleh beberapa hal. Yang saat ini menjadi penyebab utamanya yakni akibat infeksi virus Epstein-Barr.
Walaupun demikian, diduga faktor-faktor lain juga mendukung untuk terjadinya kanker nasofaring, diantaranya adalah faktor genetik/keturunan, jenis kelamin, lingkungan, kebiasaan hidup, dan kebudayaan.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada laki-laki lebih banyak ditemukan menderita kankernasofaring. Selain itu, beberapa zat kimia diduga menjadi penyebab timbulnya kanker nasofaring yakni zat nitrosamin dan nikel.
Zat nitrosamin merupakan zat yang digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Zat nikel yang dapat menyebabkan terjadinya kanker nasofaring sering kali didapatkan di air minum dan makanan yang dikonsumsi sehari-sehari.
Faktor lainnya yang diperkirakan dapat memicu terjadinya kanker nasofaring diantaranya adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas, dan sering terpapar dengan asap baik asap hasil pembakaran sampah dan kayu, asap pabrik, maupun asap rokok.
Sebagai akibat dari gejala yang kurang khas dan letaknya yang tersembunyi, kanker nasofaring seringkali terlambat didiagnosis. Gejala-gejala yang dapat timbul pada seseorang dengan kanker nasofaring dapat berupa gangguan di hidung, telinga, leher, mata, dan saraf.
Baca juga: 50 Tahun Hadir dalam Ekosistim Kesehatan, Prodia Siap Melangkah Membangun Bangsa
Pada organ hidung, penderita sering kali mengeluhkan rasa tersumbat dan perdarahan melalui hidung atau mimisan. Mimisan ini terjadi cukup sering dan muncul tiba-tiba tanpa dipengaruhi oleh kebiasaan mengorek hidung, gangguan pembuluh darah, terbentur, maupun akibat penyakit kronis seperti hipertensi.
Gangguan di telinga dapat terjadi akibat tempat asal tumor terletak dekat dengan muara saluran yang berhubungan dengan telinga. Gejala yang muncul di telinga dapat berupa telingaberdenging, rasa tidak nyaman, rasa nyeri di telinga, hingga adanya gangguan pendengaran.
Nasofaring juga letaknya dekat rongga tengkorak sehingga beberapa gangguan saraf dapat terjadi seperti penglihatan yang berbayang, dan nyeri di sekitar kepala.
Sama halnya dengan kanker yang lain, kanker nasofaring dapat menjalar atau bermetastasis ke bagian lain seperti kelenjar getah bening. Hal ini lah yang dapat menyebabkan terbentuknya benjolan pada kelenjar getah bening di leher.