Wawancara Eksklusif Puan Maharani
Puan Maharani Tidak Mau Menjadi Ibu Megawati
Puan Maharani menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sejak 2019.
Sebenarnya penugasan yang ada di DPR itu ketua DPR cuman satu karena dianggap atau penugasannya jika ketua DPR sudah berbicara itu atas nama DPR.
Mbak Puan di antara para haters dan bullying yang paling menyakitkan hati bahwa itu ketika mereka ngomongin apa?
Ketika mereka mengatakan sesuatu yang sebenarnya mereka tidak tahu apa itu. Jadi sebenarnya karena ketidaktahuan, ketidakpahama tetapi begitu mudahnya begitu gampangnya menyampaikan suatu komentar yang sebenarnya tidak tahu apa isi dari hal yang mereka bicarakan.
Jadi ya mungkin pada kesempatan ini, saya berharap dan menghimbau jika ada satu hal yang dirasa tidak sesuai, ya sampaikan saja apa yang menjadi aspirasinya, tanpa perlu saling mencaci maki atau kemudian membuat seseorang itu merasa direndahkan atau diintimidasi.
Mbak Puan, Mbak punya social media mensosialisasikan kegiatan Mbak Puan. Apa mungkin kosituen itu menyampaikan pesan dan harapan lewat sosial media Mbak Puan. Orang jangan-jangamln berfikir, mbak Puan tidak pernah baca?
Ada juga yang kemudian menyampaikan, walaupun saya tidak baca kan ada tim yang membaca. Ada juga yang kemudian melihat bahwa ini perlu ditindaklanjuti atau di follow up.
Baca juga: Puan Maharani Serahkan Diari Politik ke Ibunda, Bambang Pacul: Nama Capres Segera Diumumkan
Karena kalau saya hanya membaca sosial media terus, kapan kerjanya.
Mbak Puan, ini satu pertanyaan pamungkas. Mbak Puan selalu disebut sebagai sosok yang berada di bayang-bayang Ibu dan Kakek. Kita tidak bisa pungkiri bahwa nama Soekarno melekat terus karena itu nama keluarga. Bagaimana pendapat Mbak Puan dan menjelaskan ini bahwa Mbak Puan sosok yang tidak melulu dibayang-bayang Bu Mega dan Ir. Soekarno?
Yang pertama saya tidak bisa milih saya lahir dari siapa. Dari ibu yang mana. Karena saya lahir dari seorang ibu yang bernama Ibu Megawati Soekarnoputri yang mana ibu saya adalah putri dari Bung Karno atau Ir. Soekarno, itu pertama.
Jadi itu merupakan suatu hal yang sangat saya syukuri. Karena memang saya lahir di suatu keluarga yang kalau di Indonesia itu dianggap kakeknya kok presiden, ibunya presiden, walaupun bukan saya yang minta dilahirkan di seorang ibu yang namanya Ibu Megawati Soekarnoputri.
Dan itu tentu saja bagaimana keluar, saya rasa seumur hidup saya tidak mungkin saya keluar dari situ. Karena ini kakek dan ibu saya. Yang bisa saya lakukan adalah bagaimana saya menunjukkan kinerja saya sebaik-baiknya, semampunya saya laksanakan.
Kalau kemudian ada yang membandingkan 'tetapi Puan kan tidak mungkin menjadi Bung Karno'. Yaa enggak mungkin. Dan Puan juga tidak mau menjadi Ibu Megawati, ya tidak mungkin. Puan ya Puan, gitu kan.
Bahwa kemudian orang selalu melihat bayang-bayang itu ada di belakang saya atau di depan saya, ya nggak bisa tetap saja ibu saya Ibu Megawati Soekarnoputri dan kakek saya Bung Karno. Jadi ya justru nama besar tersebut sebenarnya saya sangat bangga saya menjadi bagian dari keluarga ini. (tribun network/yuda)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.