Renungan Kristen

Renungan Kristen: Pengelolaan dan Pelayanan Gereja

Saat bangsa Israel keluar dari Mesir dan mengembara di Padang Gurun, Allah menyuruh mereka membuat Tabernakel (kemah pertemuan/kemah suci yang dapat d

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
FB
Pdt. Yandi Manobe, S.Th 

Renungan ini dikhotbahkan oleh Pdt. Yandi Manobe , S.Th dalam Kebaktian Ekspresif di Jemaat GMIT Kota Baru

Terambil dari bacaan  I Tawarikh 23:1-6

Ada dua alasan yang membuat pengelolaan dan pelayanan gereja itu penting dan harus dilakukan dengan penuh komitmen:

1. Karena Allah yang menyelenggarakan kehidupan peribadahan kita

Saat bangsa Israel keluar dari Mesir dan mengembara di Padang Gurun, Allah menyuruh mereka membuat Tabernakel (kemah pertemuan/kemah suci yang dapat dipindahkan) agar Allah berdiam dalam kehidupan mereka.

Tabernakel ini tidak dibiarkan begitu saja tetapi dikelola oleh suku Lewi. Gerson, Kehat dan Merari adalah keturunan Lewi yang dipilih Allah untuk mengurus Tabernakel (Bil. 3:14-37).

Masing-masing bertanggung jawab atas tugasnya supaya bangsa Israel dapat beribadah kepada Allah dalam suasana yang baik.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 6 Januari 2023, Yesus Begitu Dekat dengan Kita

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya bukan diri kita yang menyelenggarakan ibadah untuk Tuhan tetapi Tuhanlah yang menyelenggarakan ibadah untuk kita.

Oleh karena itu, seluruh aktifitas pelayanan harus dikelola bukan saja ibadahnya tetapi administrasinya juga harus dikelola karena setiap orang yang terlibat dalam proses peribadahan berarti dia sedang melangsungkan tugas pelayanan dengan otoritas Tuhan untuk memberitakan kebenaran berdasarkan kehendak Tuhan bukan kehendak diri sendiri.

Dengan demikian, baik para pemimpin gereja maupun jemaat harus tunduk pada aturan pengelolaan pelayanan yang berlaku supaya tidak ada yang merasa dirinya lebih utama dan yang lain diabaikan. Kristus adalah Kepala Gereja dan kitalah anggota-anggota tubuhNya.

Tidak ada satupun anggota tubuh yang lebih penting dari anggota tubuh yang lain. Semuanya saling melengkapi dan layak mendapatkan perhatian yang sama. Pengelolaan pelayanan yang baik dan komitmen untuk menaatinya mengajarkan kita untuk mengatur pelayanan secara merata karena semua anggota Tubuh Kristus (jemaat) berhak mendapatkan pelayanan yang baik dari Allah.

Baca juga: Renungan Agama Kristen , Rumus untuk Hidup yang Berbuah

2. Karena kita adalah bagian dari masyarakat yang harus memberi dampak positif. Itulah buah Kekristenan

Pada masa kepemimpinan raja Daud, dia memberi landasan spiritual dalam kehidupan bangsa Israel yang sekaligus mempengaruhi kehidupan politik mereka.

Kedua hal ini saling mempengaruhi karena umat yang beribadah disebut juga sebagai warga kerajaan. Kita disebut sebagai jemaat Tuhan sekaligus sebagai masyarakat. Oleh karena itu, kehidupan kita sebagai jemaat Tuhan diharapkan memberi dampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang penataannya dimulai dari gereja.

Namun, untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Penelitian membuktikan bahwa orang yang hidup 70 tahun lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal di luar peribadahan. Mereka menghabiskan 23-30 tahun untuk tidur, 16 tahun untuk bekerja, 8 tahun untuk nonton, 6 tahun untuk jalan-jalan, 6 tahun untuk makan, 4½ tahun untuk bersantai, 4 tahun untuk sakit yang ringan, 2 tahun untuk berdandan dan hanya 6 bulan untuk beribadah.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved