Renungan Kristen

Khotbah Pdt. Dr. Mesakh Dethan, M.Th di Jemaat Elim Naibonat: Persembahan untuk Pekerjaan Pelayanan

Renungan Kristen berikut dibawakan oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA, Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pdt. Mesakh Dethan
FOTO BERSAMA - Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA (depan, jubah putih), dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, foto bersama dengan majelis Gereja Elim Naibonat usai Kebaktian Minggu 11 September 2022. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Kristen berikut dibawakan oleh Pdt. Dr. Mesakh Dethan, M.Th, MA, Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.

Pdt. Dr. Mesakh Dethan, M.Th, MA membawakan Renungan Kristen ini dalam Kebaktian Minggu  di Gereja Elim Naibonat, Klasis Kupang Timur, Minggu 11 September 2022, yang merujuk  teks bacaan 1 Tawarikh 29:10-19.

Apakah nilai tertinggi dalam hidup? Kadang kita berpikir bahwa nilai tertinggi dalam hidup meraih sukses, jabatan, dan punya harta berlimpah. Kita berpikir bahwa itu merupakan nilai tertinggi dalam hidup.

Sesungguhnya nilai tertinggi dalam hidup adalah kesadaran bahwa hidup kita ada dalam pengawasan dan penyertaan Tuhan dan kita selalu menaruh harapan pada Tuhan Allah pada situasi apa pun.

Apa yang kita miliki sesungguhnya berasal dari tangan Tuhan sendiri. Bayangkan pada saat Covid-19 merajalela, ditambah Seroja, apa yang dapat kita banggakan?

Dalam situasi itu kita disadarkan bahwa kita rapuh, kita bukan siapa-siapa, dan tidak ada yang dapat kita banggakan.

Yang kita banggakan hanyalah anugerah kehidupan yang masih Tuhan berikan kepada kita.

Nilai dan kesadaran seperti inilah yang dimiliki oleh Daud dan rakyatnya di Yerusalem sebagaimana yang dikisahkan dalam teks bacaan kita hari ini 1 Tawarikh 29:10-19. Sehingga ketika mereka mempersembahkan sesuatu untuk  pembangunan bait Allah sebetulnya itu juga berasal dari Tuhan sendiri.

Demikian Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA, Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, dalam khotbahnya pada Kebaktian Minggu  di Gereja Elim Naibonat, Klasis Kupang Timur, yang dilayani  oleh Pdt. Daud Tari, STh, pada hari Minggu   tanggal 11 September 2022. Kotbah ini berdasarkan teks kitab 1 Tawarikh 29:10-19

Menurut Mesakh Dethan, persembahan mereka itu dihaturkan kepada Tuhan Allah dengan hati yang ikhlas dan jujur, penuh sukacita dan kerelaan (1Ta 29:17).

"17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.“

Baca juga: Institut Agama Kristen Negeri Kupang atau IAKN Kupang dan Pemkot Kupang Tanda Tangan MoU

Apa yang diucapkan Raja Daud dalam teks ini merupakan sebuah doa. Dan oleh para penafsir PL (Misalnya H.L. Elison, 1 dan 2 Chronicle dalam New Bible Commentary, Editor D. Gutrie, at.al., Inter-Varsity Pres, England, 1970, hlm.,383)  ini merupakan doa terbaik dalam Perjanjian Lama.

Bahkan boleh dikatakan bahwa perikop 1 Taw 28: 1-29:30 dimana doa Daud ini berada merupakan inti dari seluruh kitab Tawarikh.

Daud telah mempersiapkan dan mengatur dengan baik seluruh persiapan peribadatan dalam bait Allah. Dia juga telah menetapkan para petugasnya di dalam bait Allah sesuai dengan fungsinya masing-masing, agar mereka semuanya tetap menaruh hidup mereka di tangan Tuhan Allah sendiri, dan mereka selalu berharap pada janji  tentang Mesias, yang telah disampaikan oleh nabi Natan.

Kenapa dikatakan ini merupakan salah satu doa terbaik dalam Perjanjian Lama (PL), karena isi doa Daud ini sungguh luar biasa diungkapkan dengan nada puisi yang indah untuk mengagungkan kekekuasan Tuhan dan pemeliharaan pada umatNya, demikian menurut pakar Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved