Pilpres 2024
Fahri Hamzah Tegur Anies Baswedan: Sadarlah, Saat Ini Hanya Diperalat Untuk Rebut Suara
Fahri Hamzah Wakil Ketua Umum Partai Gelora melontarkan teguran keras terhadap Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta capres dari Partai NasDem.
POS-KUPANG.COM - Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora melontarkan teguran keras terhadap Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini jadi calon presiden Partai NasDem.
Teguran itu dilayangkan karena dalam beberapa waktu belakangan, Mantan Mendikbud RI tersebut punya hobi baru, yakni melakukan pengerahan massa.
Pengerahan massa itu dilakukan dalam setiap safari politiknya ke pelbagai daerah di Indonesia, termasuk di Aceh dan beberapa daerah lain di wilayah barat NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ).
Terhadap fakta tersebut, mantan pimpinan DPR RI mengatakan, bahwa Anies Baswedan hendaknya membatasi pola pengerahan massa sebagaimana yang dilakukan selama ini.
Baca juga: Ujang Komarudin Ungkap Alasan Jokowi Reshuffle Kabinet: Faktor Utamanya Deklarasi Anies Baswedan
Pasalnya, lanjut dia, pengerahan massa yang dilakukan, sepertinya rapat umum (kampanye) politik, padahal agenda tersebut masih jauh.
Fahri Hamzah bahkan mengingatkan Anies Baswedan agar jangan merasa diri sudah jadi calon presiden. Karena tahapan untuk itu masih lama.
“Tahapan pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden itu baru pada September 2023. Itu artinya masih jauh,” kata Fahrio Hamzah.

Ketika menjadi tamu dalam diskusi siniar Total Politik yang videonya viral di media sosial itu, Fahri Hamzah menyebutkan, bahwa saat ini Anies Baswedan bersafari untuk mendulang massa bagi Partai NasDem.
Padahal sebagai tokoh intelektual, lanjut Fahri Hamzah, Anies Baswedan mestinya lebih mengedepankan gagasan ketimbang pengerahan massa sebagaimana yang dilakukan belakangan ini.
Dia juga mengatakan, Anies Baswedan hendaknya bisa menarik politik secara lebih rasional. Karena saat ini, yang lebih penting adalah menjual gagasan daripada mengerahkan massa.
Oleh karena itu ia meminta Anies Baswedan agar hentikan sekarang juga politik pengerahan massa sebagaimana yang dilakukan belakangan ini. "Sadarlah kalau hanya diperalat untuk merebut suara. Lebih baik berpolitik dengan mengedepankan gagasan daripada mengerahkan massa,” ujar Fahri Hamzah.
Baca juga: Fahri Hamzah Angkat Bicara Soal Capres 2024: Jangan Kultuskan Sosok, Kita Belum Tahu Pikirannya
Untuk diketahui, semenjak dideklarasikan sebagai calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan langsung tancap gas.
Awalnya hanya sebatas melakukan silaturahmi dengan para tokoh yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Namun belakangan ini, bukan hanya para tokoh yang ditemui Anies Baswedan, tetapi juga massa dalam jumlah besar.
Anies menemui massa saat melakukan safari politiknya ke sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya, adalah ketika mengunjungi Aceh belum lama ini.
Dalam kunjungannya tersebut, Anies Baswedan dijemput massa yang berjejal di setiap lokasi yang didatangi mantan Gubernur DKI Jakarta.
Atas fakta itulah, Anies Baswedan pun dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Dalam laporannya, masyarakat menyebutkan bahwa Anies memanfaatkan tempat ibadah untuk kampanye. Anies juga dituding mencuri star kampanye.
Meski laporan warga itu berakhir dengan vonis yang menyebutkan Anies Baswedan tak terbukti melakukan curi start kampanye, tetapi hal tersebut sempat membuat gaduh Tanah Air.
Hingga saat ini, Anies Baswedan belum pasti menjadi calon presiden. Karena koalisi perubahan sebagaimana yang digembar-gemborkan selama ini, belum dideklarasikan oleh partai-partai politik.
Bahkan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disebut-sebut sebagai parpol yang berkoalisi, hingga kini belum sepakat untuk bergabung dalam koalisi yang ditawarkan Partai NasDem.
Sementara Partai NasDem tak bisa sendirian mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden. Sebab partai yang dipimpin Surya Paloh tersebut tak memenuhi presidential treshold yang diisaratkan regulasi terbaru tentang pemilihan umum/pilpres 2024.
Partai politik yang telah bersinergi menjadi partai-partai pengusung calon presiden dan calon wakil presiden, adalah Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Fahri Hamzah Bongkar Kasus: Setiap Hajatan Politik, Pemilik Modal Pasti Sangat Berperan
Ketiga partai ini melebur dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Koalisi berikutnya, adalah koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang merupakan sineri Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto dan Partai Kebangkitan Bangsa yang dipimpin Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin.
Meski sampai saat ini belum dipastikan siapa yang akan diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, tapi besar kemungkinan Prabowo Subianto akan tampil sebagai calon presiden didampingi Muhaimin Iskandar. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.