Berita Sumba Timur
Konsultan Asal China Lakukan Survey di Lokasi Budidaya Udang Terintegrasi Sumba Timur
Bupati Sumba Timur Drs Khristofel Praing serta pejabat terkait dari Pemprov NTT dan Pemda Sumba Timur serta Forkopimda, disepakati agar segera
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Pemerintah terus bekerja serius untuk memastikan pelaksanaan program Budidaya Udang Terintegrasi atau Integrated Shrimp Farming Program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Sumba Timur Nusa Tenggara Timur.
Proyek yang didanai dari loan atau pinjaman luar negeri senilai Rp 7 triliun oleh KKP untuk tahap pertama itu diharapkan bisa dimulai pembangunannya pada awal 2023 mendatang.
Kepastian proyek dengan nilai fantastis itu didapat setelah dilakukan rapat koordinasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur di Ruang Rapat Bupati Sumba Timur pada Senin 5 Desember 2022 lalu.
Baca juga: SID & Marungga Gelar Lokakarya Pengembangan Pendidikan Inklusif Sekolah Adat Marapu di Sumba Timur
Dalam rapat yang dihadiri Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Sumba Timur Drs Khristofel Praing serta pejabat terkait dari Pemprov NTT dan Pemda Sumba Timur serta Forkopimda, disepakati agar segera diselesaikan upaya untuk clear and clean lahan sebelum akhir 2022.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur, Markus Windy mengatakan, dalam dua pekan ini sedang berlangsung survei terkait persiapan pembangunan mega proyek tersebut dari pihak Konsultan Evergreen asal negara China.
Tim Konsultan yang terdiri dari 4 orang melakukan survei mulai geografis, topografi, suhu, kelembaban, iklim, arus angin, gelombang hingga tekanan udara.
"Sejak Kamis 15 Desember, konsultan evergreen dari China sudah datang untuk melakukan survei di lokasi. Mereka akan turun lagi pada awal Januari untuk survei lanjutan," bener Kadis Markus Windy kepada POS-KUPANG.COM, Senin 19 Desember.
Ia juga mengatakan, sebelumnya pada Rabu 14 Desember, telah dilakukan zoom meeting dengan antara KKP dan Pemda Kabupaten Sumba untuk membahas MOU tentang sinergi perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan perikanan budidaya di Sumba Timur.
Baca juga: Pemkab Sumba Timur Terus Galakkan Vaksinasi Covid-19
"Dari pertemuan itu, rencananya akan segera dilakukan penandatanganan MOU," tambah Kadis Markus Windy.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI Dr. TB. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc, dalam rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur menjelaskan, Integrated Shrimp Farming Program Budidaya Udang di Sumba Timur menjadi satu yang terbesar di Indonesia.
Akselerasi produksi dilakukan dengan modeling dan revitalisasi yakni membangun kawasan tambak udang modern terintegrasi dan peningkatan lahan tambak melalui Kawasan Ekonomi Khusus Budidaya.
Melalui program tersebut akan di bangun kawasan budidaya udang dari hulu ke hilir. Untuk zona 1 hulu akan terdiri dari hatchery serta pabrik pakan, zona 2 atau zona on farm atau pembangunan tambak, zona 3 atau zona hilir yakni pabrik es, cold storage, pabrik foam serta distribusi dengan pengembangan bandara dan pelabuhan.
Pembangunan di Sumba Timur merupakan modeling dan revitalisasi dengan membangun kawasan tambak udang modern terintegrasi dengan nilai Rp 7,5 triliun.
Investasi senilai Rp 7,5 triliun itu merupakan pinjaman hibah luar negeri dari konsorsium asing untuk pengembangan program pemerintah. Pembangunan tambak udang terintegrasi tersebut membutuhkan lahan seluas 2.000 hektar.
Selesai pembangunan maka akan dilakukan KSO dengan pihak ketiga dari pihak swasta. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS