Berita Flores Timur
Pelanggan PLN di Flores Timur Keluhkan Listrik Tidak Stabil
Kondisi listrik di wilayah Kabupaten Flores Timur tidak stabil sehingga mengakibatkan aktivitas warga terganggu.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kebelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Kondisi listrik di wilayah Kabupaten Flores Timur tidak stabil sehingga mengakibatkan aktivitas warga terganggu. Selain itu, barang elektronik rusak.
Hal ini dikeluhkan pelanggan PLN, di antaranya Fransiskus Dionisius Useng. Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang ini, mengatakan gangguan listrik sudah tiga bulan terakhir.
Ia berharap pihak PLN Unit Larantuka memberikan penjelasan terhadap konsumen mengenai persoalan listrik yang sedang terjadi.
Fransiskus mengaku sudah menyampaikan keluhan ke petugas lapangan. Keterangan yang diperoleh menyebutkan bahwa listrik abnormal lantaran penggunaan maksimal.
Faktor lain yang juga memicu listrik tidak stabil, yaitu cuaca dan banyaknya pohon-pohon sekitar kabel.
"Sangat mengganggu, membuat anak sekolah susah belajar. Ada warga yang punya barang elektronik rusak. Sekarang semuanya bergantung arus listrik, kalau tidak stabil begini tentu meresahkan," ujarnya.
Baca juga: Transformasi Digital Layanan PLN NTT Mudahkan Pelanggan
Warga lainnya, Vinsensius Beda juga kesal karena dua balon lampu meledak akibat pemadaman mendadak.
Kekecewaan itu ia luapkan di Grup Facebook Suara Flotim dihuni lebih dari 70 ribu warga net. "Ada dua balon di rumah meledak gara-gara listrik mati hidup," timpalnya.
Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (PLN) Larantuka, Arif Budiman melalui Supervisor Teknik, Thomas Tupen mengatakan kondisi listrik tidak stabil bukan dipengaruhi penggunaan maksimal, namun dipicu faktor eksternal.
Menurut Thomas Tupen, kendala serius yang masih dialami sampai saat ini yaitu, sentuhan bibatang kelelawar yang hinggap di trafe kabel sehingga mengakibatkan konslet listrik.
Berikutnya, banyaknya pohon milik pelanggang yang menghambat aliran listrik. Petugas lapangan selalu memangkas pucuk pohon namun masih banyak warga yang keberatan.
"Ya, memang sering padam akibat kendala sentuhan binatang kelelawar. Bisanya saat musim nimba. Kemudian warga masih keberatan untuk di pangkas pohonnya," jelasnya.
Baca juga: Gelar Pesta Tanpa Ribet, Begini Cara Pasang Listrik Sementara Lewat PLN Mobile
Ia mengambil contoh pohon pisang di sepanjang pertigaan Wairunu, Kecamatan Titehena. Petugas tak bisa berbuat banyak mengingat belum ada regulasi yang mengatur soal ganti rugi bagi tanaman pelanggan.
Pihaknya akan membangun koordinasi bersama pemerintah setempat dan melibatkan para stakeholder agar masalah ini segera teratasi tanpa menimbulkan konflik.