Berita NTT
Gubernur Viktor Laiskodat: Keuangan Jadi Instrumen Pembangunan NTT
Pemerintah lebih cepat dalam mengurus administrasi lalu pembangunan bagi kepentingan masyarakat berjalan lambat
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut keuangan APBN, APBD, dan APBDes merupakan instrumen pembangunan untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakat.
Dia menggambarkan, sejauh ini proses yang dilakukan lebih serius mengenai urusan administrasi.
Seharusnya, cara pandang ini perlu sejalan dengan pembangunan bagi rakyat. Sebab, penggunaan anggaran yang baik belum tentu memberi kesejahteraan.
Baca juga: B’Pung Petani Bank NTT Jadi Model Kendalikan Inflasi Secara Nasional
"Tujuan saya bukan WTP, tujuan APBN, APBD dan transfer desa, tujuan utama adalah mensejahterakan masyarakat Indonesia, didalam hal ini termasuk masyarakat NTT," kata Viktor dalam arahannya usai menyerahkan dokumen Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) tahun 2023 di provinsi NTT, Jumat 9 Desember 2022.
Dia mengatakan, terkadang Pemerintah lebih cepat dalam mengurus administrasi lalu pembangunan bagi kepentingan masyarakat berjalan lambat. Untuk mencapai sebuah kesejahteraan, kata dia, perlu ada pembaharuan pada proses.
Mantan anggota DPR RI itu, menyoroti, sektor pertanian yang belum semua daerah disentuh. Dihadapan para Kepala daerah di aula Fernandez kantor gubernur NTT, Viktor bertanya perihal anggaran untuk bidang pertanian.
Saat itu, semua kepala daerah diam. Viktor melanjutkan, ia sudah menyampaikan hal itu berulang kali, namun pemikiran para kepala daerah belum terkoneksi. Ia memastikan masyarakat akan tetap miskin, bilamana sektor pertanian sebagai sumber terbesar di NTT tidak diperhatikan maksimal.
Baca juga: Pengadilan Tinggi Kupang Terima Predikat Instansi Yudikatif Sangat Informatif Dari KIP NTT
"Jadi apa yang kita buat hari ini, ujung-ujung tahun depan gubernur lakukan pertanggungjawaban, itu sifatnya administrasi, begini sifatnya. Nanti di DPRD, program tanam dilaksanakan 100 persen. Selesai, mau mati atau hidup, itu urusan lain. Jadi output dan outcome itu tidak terumuskan dengan baik," katanya.
Oleh karenanya, politisi NasDem ingin agar pada kepala daerah bisa mengubah cara berpikirnya agar adanya moderenisasi. Viktor juga menjelaskan tentang masalah pertumbuhan ekonomi.
Cara hitung pertumbuhan ekonomi perlu hati-hati. Kalau saja sumbangan pertumbuhan ekonomi itu berasal dari kelompok besar dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, namun disparitas kemiskinan akan tetap ada.
Perlu lebih cermat melihat sumbangan pertumbuhan ekonomi itu bersumber dari bagian mana.
Di NTT, sebut dia, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 berada di angka 3 persen. Jika sumbangan pertumbuhan ekonomi berasal dari kelompok besar seperti pertanian, maka bisa terlihat adanya perubahan.
"Jadi jangan kita itu mendewakan pertumbuhan lalu akhirnya kita lihat orang pertumbuhan 27 persen, semua sudah kaya. No! Kita cek dulu, apakah itu datang dari kelompok besar ekspansi tambang, gampang itu, tapi kelompok-kelompok ini yang menikmati," jelas dia lagi.
Baca juga: Cuaca Maritim NTT,Bali, NTB 9 Desember 2022, BMKG Ingatkan 8 Perairan Laut Ini Bahaya bagi Pelayaran
Nelayan hingga petani, menurut Viktor harus disentuh agar bisa ada perubahan pada kelompok atau daerah ini. NTT yang punya segala macam profesi seperti pertanian, hendaknya dikelola dengan optimal.