Menghitung Peluang Belanda dan Inggris
Ya Argentina dan Perancis dengan pertarungan ketat dan mendebarkan sepertinya akan memupus mimpi Fans Belanda dan Inggris.

FANS Belanda jumlahnya amat banyak di Indonesia. Salah satu akar sejarahnya karena hubungan yang erat selama hampir 350 tahun Belanda ada di wilayah Indonesia. Dalam sejarah sepakbola Indonesia disebutkan, orang Belanda lah yang mengenalkan sepakbola kepada orang pribumi tahun 1914 (selanjutnya merdeka sebagai Indonesia).
Tapi bagi orang seusia saya lebih banyak karena kedekatan memori kejayaan tim Belanda di piala Eropa 1988 dengan poros Koeman- Rijkaard-Ruud Gullit- Van Basten, walau kami masih mendengar sejarah total football era Johan Cryuff.
Dengan kesedihan dan penyesalan jutaan fans akan kegagalan tim terbaik dunia setelah era Pele, memainkan sepakbola atraktif tapi gagal merengkuh trofi. Demikian juga pasca Piala Eropa tim megabintang Belanda tak mampu mencapai final Piala Dunia. De Oranje gagal di final Piala dunia 1974, 1978 dan 2010. Bahkan di tahun 2018 tidak lolos ke putaran final.
Ini yang saya sebut sebagai hambatan psikologis dan kelemahan tradisi sebagai pemenang di ajang kejuaraan sepakbola antar negara dengan kasta tertinggi.
Kini tahun 2022 di Qatar, Belanda hadir dengan riwayat perjalanan pertengahan kualifikasi yang sangat trengginas dan rekor meyakinkan sekaligus menjanjikan. Belanda tidak memiliki pemain super seperti lawan mereka di perempatfinal, Argentina dengan Messi. Mereka mengandalkan talenta yang terasah sejak muda di Liga Belanda, lantas setelah matang malang melintang ke liga utama di berbagai negara Eropa.
Sebutlah nama De Jong dan Memphis Depay, mereka bermain di Barcelona. Selama kualifikasi dan sebelum 8 besar, khususnya Depay mampu menampilkan permainan yang eksplosif, bertenaga dan akurat. Gol demi gol disumbangkan penyerang yang dibesarkan di PSV Eindhoven dan moncer di Lyon.
Selama kualifikasi Memphis menyumbang 12 gol untuk negaranya. Kariernya lengkap sejak Belanda U15 sampai U21. Dengan banyak talenta yang masih bisa berkembang, rekor tak terkalahkan di fase grup , grafik permainan yang meningkat.
Namun di atas semua itu, jaminan terbesarnya adalah sosok pelatih jenius dan sangat senior yakni Louis Van Gaal, membuat fans Belanda boleh semakin tebal keyakinan bahwa Trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya akan terbang ke negeri kincir angin.
Sayangnya lawan di perempat final adalah Argentina, yang dalam hitung-hitungan matematis, statistik dan simulasi komputer akan menjadi juara dunia tahun2022. Bukan karena segala perhitungan itu saya masih meragukan Belanda akan melewati hadangan tim Tango, tapi sekali lagi faktor magis Messi yang secara fakta hanya tahun ini kesempatan terakhir untuk memenangkan trofi sebagai pembuktian kebenaran dia adalah pesepakbola terbaik dunia. Messi belum satu kalipun membawa tim senior Argentina juara piala dunia.
Doa segala bangsa akan mendorong performa Messi menggila. Pemain belakang Belanda perlu menganalisis video permainan Arab Saudi. Tapi jangan mengulang jebakan offside. Marking ketat tanpa celah dan lelah, serta berlapis harus diterapkan. Matikan aliran bola dari dan ke arah Messi. Perlu tenaga dan kecerdasan ekstra untuk mampu melaksanakan tugas mematikan Messi.
Belum lagi mewaspadai penyerang dan gelandang lawan yang juga mampu mencetak gol dari second line. Untuk menang tentu Belanda bukan hanya harus bertahan dengan baik, Van Dijk dkk juga harus mampu membangun serangan balik cepat ala Mourinho.
Mou adalah murid Van Gaal. Jadi sang guru mestinya tak usah malu menerapkan taktik serangan balik ala Mou di Inter. Perlu pemain jangkar yang memerankan gaya Sniedjer dulu. Jika pemain belakang Argentina lengah saat itulah De Jong dan Memphis akan menghukum Argentina. Belanda tidak punya tradisi bertahan dengan sistem parkir bus. Jadi percayalah partai 8 besar ini akan berjalan menarik dan atraktif. Semoga tidak membosankan. Peluang Belanda menang atas Argentina sangat berat.
Bagaimana dengan Inggris?
Jika Belanda mesti menghentikan tarian Tango Argentina, Inggris mesti merobohkan kokohnya pertahanan ala Menara Eiffel, sang juara bertahan yang sedang berusaha menghapus mitos tidak akan ada juara piala dunia berturut-turut, Prancis. Bahkan Pelatih The Three Lions sendiri yang memuji habis-habisan skuad Deschamps.
"Perancis akan menjadi lawan terberat kami, pasukan mereka terdiri dari pemain hebat dan berbakat di setiap lini. Bukan hanya masalah Mbappe tapi di sana ada Griezman yang luar biasa, juga pemain belakang yang sulit ditaklukkan," ujar Southgate kepada berbagai media olahraga international.
Pujian ini benar tulus atau psywar, kenyataannya memang dari babak grup sampai 16 besar Prancis solid dan tajam. Jika saat juara Eropa dan Dunia mereka tak punya pemain murni No 9, kini mereka punya Giroud sebagai striker murni. Organisasi permainan yang rapi dan teruji, transisi dari bertahan ke menyerang yang sangat cepat, serta selalu punya cara untuk menjebol gawang lawan ini yang akan membuat kelabakan barisan pertahanan Inggris yang mengandalkan Mc Guire dkk.
Iya Mc Guire, yang sejauh ini nyaris menyumbang 1 gol ke gawang lawan dan nyaris 1 gol bunuh diri. Jadi fans Inggris apalagi berbasis Manchester akan sedikit ketar-ketir jika Perancis memegang bola dan mengalirkannya dari sayap kiri. Jika Raheem Sterling sudah kembali dari pulang kampung menenangkan keluarganya yang kena rampok, maka Inggris punya harapan lebih besar, dibanding hanya mengandalkan Harry Kane, Foden dan Rashford. Kane memang mampu bertranformasi menjadi pemberi assist yang baik, tapi tetap saja perang di lapangan tengah harus dimenangkan.
Dari dua partai 8 besar ini, pasar taruhan menjagokan Argentina dan Perancis. Bagaimana dengan saya?
Ya Argentina dan Perancis dengan pertarungan ketat dan mendebarkan sepertinya akan memupus mimpi Fans Belanda dan Inggris. *