Berita Lembata
Kuota Berkurang Jadi Penyebab Kelangkaan Bahan Bakar Minyak di Lembata
kelangkaan disebabkan berkurangnya kuota BBM yang dialokasikan ke Lembata. Bahkan kuota yang diterima tidak sebanding dengan kabupaten lain
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA- Pemerintah Kabupaten Lembata menanggapi banyaknya keluhan warga terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Lembata El Mandiri mengatakan, kelangkaan disebabkan berkurangnya kuota BBM yang dialokasikan ke wilayah itu.
Bahkan kuota yang diterima tidak sebanding dengan kabupaten lain, seperti Nagekeo, Alor dan Malaka.
"Kita masih lebih rendah (dibandingkan) dengan daerah lain," kata El Mandiri, Senin, 5 Desember 2022.
Ia mencontohkan, tahun 2022, Kabupaten Nagekeo mendapat kuota BBM jenis solar dan premium sebanyak 8.743 kiloliter Alor 10.858 kiloliter, Malaka 6.436 kiloliter sedangkan Lembata hanya mendapat 4.425 kiloliter.
Baca juga: BBM Subsidi di Lembata Dijual Eceran Dengan Harga Non Subsidi
Kuota ini, sebutnya, tidak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat Lembata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lembata mencatat, jumlah penduduk pada tahun 2022 sebanyak, 141.354 jiwa. Jumlah ini meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 135.930 jiwa.
"Daerah ini juga memiliki karakteristik khusus sebagai kabupaten kepulauan yang mempunyai ketergantungan sangat tinggi terhadap suplai barang dari luar termasuk BBM," ujarnya.
Di sisi lain juga terdapat kenaikan jumlah kendaraan, peralatan pertanian dan perahu motor nelayan yang sangat signifikan.
Sehingga, apabila kenaikan ini tidak diimbangi dengan alokasi BBM maka berpotensi terjadi kelangkaan di Lembata.
Baca juga: Pemda Lembata Tertibkan BBM Subsidi Eceran yang Dijual Dengan Harga Mahal
"Alat dan mesin pertanian 64 unit, kebutuhan BBM tahun 2022, 34.200 liter. Tahun 2023 diproyeksi naik menjadi 44.460 liter. Begitu juga dengan kapal nelayan ada 723 unit kebutuhan BBM, 2.333.250 liter, diproyeksikan tahun 2023 naik menjadi 3.033.225 liter," jelas dia.
"Belum lagi kalau ditambah dengan kendaraan yang saat ini berjumlah 22.822 unit," lanjutnya.
Ia menuturkan, pemerintah telah mendatangi Pertamina di Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa 4 November 2022 lalu.
Berdasarkan hasil dialog, pihak pertamina menyarankan untuk mengajukan surat permohonan penambahan kuota ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas atau BPH Migas di Jakarta.
"Kita bersurat ke BPH Migas, kita minta tambah kuota 708 kl untuk solar, premium 618 kl, dan minyak tanah 650 kl. Sehingga totalnya untuk tahun 2023, solar 3.070 kl, premium 2.681 kl, dan minyak tanah 2.818 kl," ujarnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS