Berita Lembata

PKB dan Gerindra Pertanyakan Urgensi Perubahan Daerah Pemilihan di Kabupaten Lembata

Dari segi geografis, budaya politik, sosio politik malah mengacaukan dan merugikan partai politik dan juga para caleg

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
FOTO BERSAMA - Foto bersama Bupati Lembata Marsianus Jawa, seusai menghadiri musyawarah kerja cabang Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Kabupaten Lembata di Hotel Palm Lewoleba, Jumat, 25 November 2022. Marsianus Jawa berkesempatan bertemu dengan pimpinan PKB Lembata dan para kadernya serta berdialog singkat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB dan Gerindra Kabupaten Lembata mempertanyakan urgensi Perubahan Daerah Pemilihan di Kabupaten Lembata.

Pertanyaan ini disampaikan PKB dan Gerindra Kabupaten Lembata dalam acara musyawarah kerja cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Lembata di Hotel Palm Lewoleba, Jumat, 25 November 2022.

Alasan PKB dan Gerindra mempertanyakan urgensi Perubahan Daerah Pemilihan berkaitan dengan KPU Lembata yang telah merancang perubahan daerah pemilihan (dapil) untuk pemilu 2024 mendatang.

Baca juga: Petani dan Pengepul di Lembata Desak Gubernur NTT Cabut Pergub Rumput Laut

Usulan perubahan dapil ini dilakukan dalam dua rancangan yakni, pertama, mengikuti dapil pada Pemilu 2019, kedua, rancangan tiga dapil.

Rancangan perubahan dapil ini menuai kritik dari para politisi. Dua di antaranya datang dari Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lembata Vian Burin dan Ketua DPC PKB Lembata Simon Odel. 

Vian Burin menyebut terlalu dini membicarakan perubahan dapil di Kabupaten Lembata. Yang paling penting adalah bagaimana KPU Lembata mengatur para pemilih yang sudah berpindah domisili akibat bencana seroja pada 2021 silam. 

"Dari segi geografis, budaya politik, sosio politik malah mengacaukan dan merugikan partai politik dan juga para caleg," kata Vian Burin saat ditemui di Hotel Palm Lewoleba, Jumat, 25 November 2022. 

Menurut dia, perubahan dapil yang dirancang tersebut akan menyulitkan para caleg melakukan sosialisasi karena keterbatasan finansial. 

"Belum saatnya perubahan dapil," ujarnya. 

Baca juga: Kontraktor dan PPK Jamin, Desember 2022 Proyek PEN di Ile Ape Lembata Selesai

Hal yang juga diutarakan Simon Odel saat dia memberikan sambutan dalam acara musyawarah kerja cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Lembata di Hotel Palm Lewoleba, Jumat, 25 November 2022.

"Satu dua hari ini kita diganggu rancangan perubahan dapil. Kalau kursi berkurang atau bertambah mari kita bicara. Kalau tidak kita tetap dapil yang sama," ujar Simon di hadapan para kader PKB dan Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa yang hadir pada kesempatan itu. 

"Toh masih ada hal yang lebih penting dan soal yang harus kita selesaikan untuk pemilu. Warga relokasi status mereka bagaimana dan data pemilih belum cukup bagus. Maka saya minta Bawaslu dan KPU mari kita diskusi urus barang barang yang lebih penting daripada mendebatkan hal yang belum penting," pesan Simon. 

Dalam jumpa pers di sekretariat KPU Lembata, Kamis (24/11/2022), komisioner KPU Lembata, Berhan Marak menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan dua rancangan DAPIL. Rancangan pertama sama persis dengan yang diterapkan pada pemilu 2019 lalu. Dimana, Lembata dibagi dalam tiga (3) Dapil.

Kecamatan Nubatukan sendiri menjadi Dapil 1 dengan alokasi 7 (tujuh) kursi, Dapil 2 (Ile Ape, Ile Ape Timur dan Lebatukan) dengan 5 (lima) kursi, Dapil 3 meliputi Kecamatan Omesuri dan Buyasuri dengan 8 (delapan) kursi, dan Dapl 4 mencakup kecamatan Atadei, Wulandoni dan Nagawutung dengan 5 (lima) kursi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved