Sumba Barat
Pekan Raya Perubahan, Ajang Anak-anak Sumba Barat Pamerkan Cara Atasi Masalah Lingkungan
Solusi yang diciptakan anak kemudian diimplementasikan dalam kegiatan inkubasi yang dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober lalu.
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
Pekan Raya Perubahan, Ajang Anak-anak Sumba Barat Pamerkan Cara Atasi Masalah Lingkungan
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Save the Children Indonesia, melalui Program Sumba Future Changemakers (SFC) berkolaborasi dengan tiga komunitas lokal di Kabupaten Sumba Barat, Sumba Cendekia, English Goes to Kampung, dan Gerakan Peduli Sumba Barat atau GPSB menyelenggarakan Pekan Raya Perubahan (Festival of Change).
Melalui program SFC, anak-anak Sumba berusia 13-17 tahun yang tergabung dalam 14 kelompok diberi ruang untuk menjadi agen perubahan dengan cara mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan sosial dan lingkungan di sekitar mereka.
Solusi yang diciptakan anak kemudian diimplementasikan dalam kegiatan inkubasi yang dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober lalu.
Baca juga: Pembentukan Rumah Belajar Humba Demi Kemajuan Pendidikan di Sumba Barat
Selain itu, anak-anak Sumba Barat juga didorong untuk melakukan advokasi terhadap isu-isu yang menjadi sumber kekhawatiran mereka kepada pemangku kepentingan setempat.
Pekan Raya Perubahan diselenggarakan sebagai sarana bagi anak-anak Sumba Barat untuk melakukan advokasi yang lebih luas. Dalam kegiatan ini, sebanyak 46 anak dibekali kemampuan untuk menjadi agen perubahan di komunitasnya.
Acara ini berlangsung dari tanggal 15–27 November 2022 di empat kecamatan Sumba Barat, yaitu Kecamatan Kota Waikabubak, Kecamatan Wanokaka, Kecamatan Lamboya, dan Kecamatan Loli.
Dalam Pekan Raya Perubahan, terdapat empat kegiatan inti yang diusung, yaitu Anak Muda Sumba Baomong Ide Inovasi (AMBIS) Talk, yakni rangkaian talk show yang diselenggarakan di tujuh sekolah asal peserta; Sesi Presentasi dan Diseminasi (SENSASI), yakni kegiatan ekspo pemangku kepentingan dari sektor yang berbeda, Sesi Diskusi Asik (SEDIA), yakni sesi diskusi tertutup antara 14 kelompok pengusung proyek perubahan dan seorang tokoh inspiratif dan ditutup dengan kegiatan-kegiatan retret yang menjadi kesempatan melakukan evaluasi terhadap proyek-proyek yang sudah diimplementasikan.
Rangkaian kegiatan Pekan Raya Perubahan bertujuan agar anak-anak dapat mempresentasikan proyek-proyek sosial yang mereka usung kepada pemangku kepentingan lokal.
Baca juga: Bupati Sumba Barat Daya Buka Rapat Timpora
Mereka juga diharapkan dapat memublikasikan implementasi serta dampak proyek-proyek mereka kepada media konvensional atau digital untuk mendapatkan eksposur yang lebih besar. Dan yang terpenting, acara ini adalah kesempatan bagi anak-anak sebagai agen perubahan untuk merayakan kerja keras mereka selama Solve-a-Thon dan Inkubasi.
Informasi yang disampaikan oleh 14 kelompok agen perubahan dalam program Sumba Future Changemakers ini akan didengarkan oleh 500 anak SMP dan SMA di empat kecamatan Sumba Barat, perwakilan dari 15 institusi pendidikan, 200 orang undangan dari berbagai sektor, yaitu perwakilan pemerintah daerah, perwakilan sektor swasta, rekan-rekan media konvensional dan digital, serta figur publik.
“Saya melihat sampah plastik yang diubah menjadi baju dan tas tangan. Tetapi saya juga melihat bahwa kalian memiliki kasih sayang dan empati kepada masyarakat yang harus mengubah perilaku mereka dari cara-cara kalian berbicara kepada mereka.” kata Lisa Parrott, Direktur Global untuk Program Sponsorship Save the Children.
Lisa Parrott menggarisbawahi capaian penting dalam program ini. Selain mewujudkan proyek-proyek perubahan dalam aksi nyata dengan hasil yang dapat diukur, proyek ini juga menunjukkan cara agen-agen perubahan mengidentifikasikan permasalahan yang mengusik mereka dengan berefleksi dari perspektif pemilik masalah (users perspective).
Baca juga: Bupati Sumba Barat Daya Buka Rapat Timpora
Pada akhirnya, empati yang tumbuh dalam diri agen-agen perubahan menjadi krusial untuk menciptakan perubahan yang berkesinambungan.