Berita Kota Kupang

Pendidikan Hingga Kemiskinan Picu Terjadinya Stunting di Kota Kupang

faktor yang memicu atau menjadi penyebab stunting adalah pendidikan orangtua, kurangnya pengetahuan dan ekonomi keluarga

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
PEMBERIAN BANTUAN - Assiten II Setda Kota Kupang, Ignasius Lega saat memberikan bantuan kepada anak penderita stunting di Kota Kupang. Gambar diabadikan beberapa waktu lalu. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Faktor pendidikan hingga kemiskinan disebut menjadi pemicu terjadinya Stunting di Kota Kupang

Sisi lain, Pemerintah Kota / Pemkot Kupang terus berupaya menekan angka stunting agar terus turun. Peningkatan kesejahteraan dan pencegahan sejak bayi dan balita rutin dilakukan Pemkot Kupang.

Dokter Spesialis Anak Karolina Tallo, mengatakan, faktor yang memicu atau menjadi penyebab stunting adalah pendidikan orangtua, kurangnya pengetahuan dan ekonomi keluarga, serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang di posyandu sebagai tempat deteksi dini Stunting. 

Ia menjelaskan, dalam tahap pencegahan Stunting, seharusnya semua Posyandu dilengkapi dengan alat yang memadai untuk melakukan pengukuran tinggi badan anak dan berat badan secara rutin. 

Baca juga: 16.476 Masyarakat Kota Kupang Terima Bantuan BLT BBM, Bansos dan PKH

"Masalahnya masih banyak posyandu yang tidak memiliki alat tersebut sehingga menyulitkan untuk melakukan deteksi dini atau memantau stunting dan gizi buruk, jadi Pemerintah perlu memberikan perhatian serius untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada pada posyandu," jelas dia, Rabu 23 November 2022. 

Selain itu, banyak kasus yang ditemui karena kurangnya pengetahuan orangtua tentang makanan yang bergizi dan nutrisi dan baik untuk anak. Karolina Tallo menyebut, untuk pencegahan stunting fokusnya pada protein terutama protein hewani. 

Disamping itu, ada juga karena masalah ekonomi sehingga tidak mampu untuk menyiapkan makanan yang bergizi dan bernutrisi untuk anak. Baginya ini masalah yang mesti diurai. 

Menurut dokter spesialis anak yang bekerja di RSUD S. K Lerik ini, jika fokusnya adalah pecegahan stunting, maka harus fokus untuk melakukan berbagai upaya agar jangan sampai anak menjadi stunting.

"Screening awal harus dilakukan secara baik," imbuhnya. 

Baca juga: HIPMI Kota Kupang Ajak Sikapi Kenaikan Upah Minimum Provinsi Secara Positif

Pengetahuan para kader Posyandu, lanjut dia, juga harus terus ditingkatkan, agar bisa melakukan edukasi kepada masyarakat bagaimana pola asuh yang baik. 

Sejalan dengan itu, Pemerintah juga harus memberikan dukungan dengan pemberian makanan tambahan khususnya bagi masyarakat dengan ekonomi yang kurang baim, agar bisa dinantu. 

"Daging sapi, telur, dada ayam, merupakan komponen yang penting untuk memberikan protein hewani yang menjadi kebutuhan anak. Kebanyakan para orang tua hanya memberikan anak bubur dengan sayur saja, padahal untuk usia tersebut,  atau enam bulan ke atas,  sayur tidak boleh diberikan banyak hanya sebagai perkenalan saja, yang utama adalah daging," ujarnya. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kupang, drg Francisca Ikassasi, pihaknya terus berupaya melihat lebih jauh penyebab terjadinya stunting yang dialami balita dan ibu hamil. 

Dia berkata, saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai dari 9 bulan di dalam kandungan ibu sampai usia dua tahun adalah masa emas manusia untuk menjadikan manusia berkualitas. 

"Berdasarkan hasil operasi timbang yang telah digelar kemarin, data menunjukan Kota Kupang 21,5 persen angka kejadian stunting atau kurang lebih 5.000 lebih balita, dari angka ini, kita mencoba mencari tahu penyebab sampai terjadi stunting, mulai dari melakukan pemeriksaan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis, kalau dibiarkan saja maka Ibu tersebut akan melahirkan anak yang berpotensi atau beresiko stunting," urainya. 

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk penyebab stunting sendiri bukan hanya dari satu faktor saja, namun ada beberapa faktor. 

Baca juga: TPP Nakes di Kota Kupang Telah Dibayar Enam Bulan

Ia memberi contoh, ketika orangtua balita memikili pekerjaan tetap atau dikatakan mampu, rumah dan fasilitas lainnya lengkap, tetapi anaknya bisa menjadi stunting. Temuan semacam ini perlu ditelusuri penyebab sehingga anak bisa menjadi stunting

"Di satu sisi stunting terjadi karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, tetapi ada juga kasus stunting yang kondisi ekonomi keluarganya baik atau mampu, kondisi seperti ini yang kita cari tahu permasalahan apa yang dihadapi oleh keluarga, sehingga anak bisa stunting," kata dia. (Fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved