Berita Undana
Manajemen Pos Kupang Bertemu Rektor Undana Kupang
Ketika bertemu Manajemen Pos Kupang, Rabu 24 November 2022 pagi, Rektor Undana Maxs Sanam juga mengumbar kisah-kisahnya.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rektor Universitas Nusa Cendana / Undana Kupang, dr. drh. Maxs Sanam, punya berbagai cerita, tiap kali ia bertugas maupun rencana yang hendak dikerjakan saat memimpin universitas itu.
Ketika bertemu Manajemen Pos Kupang, Rabu 24 November 2022 pagi, Rektor Undana Maxs Sanam juga mengumbar kisah-kisahnya.
Pimpinan Redaksi Pos Kupang, Hasyim Ashari melakukan silahturahmi ke Rektor Undana Maxs Sanam. Mengawali perjumpaan, Max menuturkan tentang kunjungannya bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat ke Oetuke, Timor Tengah Selatan (TTS).
Baca juga: Pacu Tranformasi Energi & Penurunan Emisi, PLN Salurkan Bantuan TJSL Bersama Undana dan Pemprov NTT
Kunjungan itu dilakukan untuk meresmikan Bumdes untuk pengelolaan co-firing. Bumdes itu memanfaatkan tanaman lamotoro. Maxs menyebut memang bumdes ini langsung mengkoneksi ke trafo jaringan listrik PLN.
Undana, kata dia, memang memiliki juga mesin co-firing. Namun, kendala yang paling terbesar adalah sistem kelistrikan di kampus itu tidak bisa digunakan di mesin co-firing atau pencacah.
"Undana punya juga ada hanya bebannya ada dikelistrikan. Bila seperti ini maka jelas merugi. Kami ambil dari meteran kami, jadi kami bayar. Beban besar," katanya.
Memang Undana Kupang harus melakukan kerjasama dengan PLN sebagai perusahaan tunggal yang memiliki kewenangan terkait. Sistem kelistrikan di Undana menggunakan sambungan rumah tangga.
Dengan sistem seperti ini, sistem ini tidak bisa digunakan dalam pengembangan mesin seperti co-firing hingga laboratorium. Undana perlu merombak instalasi kelistrikan. Jika tidak, maka bisa sangat berbahaya bila dipaksa untuk penggunaan.
Baca juga: Begini Pendapat Akademisi Undana Kupang, Yohanes Jimmy Nami Terkait Ricuh di Munas HIPMI XVII
Pihaknya menyiapkan anggaran 11 miliar untuk menginstalasi ulang kelistrikan di Undana Kupang. Tahun depan pengerjaan itu mulai dilakukan.
Dengan sistem listrik seperti ini maka alat seperti PCR di laboratorium banyak tidak bisa digunakan. Semua alat ini memang ada, akan tetapi hanya bisa diparkir karena tidak bisa digunakan akibat kelistrikan yang belum menunjang.
"Alat ini sejak 2009 tidak dipakai, karena listrik kita tidak bisa pakai," sebutnya.
Maxs Sanam bersyukur pemberlakuan BLU di Undana di tahun 2018. Dengan begitu maka pengendalian keuangan akan dilakukan pihak kampus. Sehingga, setelah merampungkan pembangunan seperti auditorium
Setelah gedung diperbaiki maka dilanjutkan dengan pembangunan dan perbaikan pada beberapa laboratorium. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan penataan sejak awal dimulai dari instalasi listrik.
Dia mengaku, laboratorium khusus di kedokteran hewan telah berjalan dan mendapat akreditasi A. Bahkan laboratorium itu tidak dimiliki beberapa universitas terkenal di Indonesia.