Breaking News

Gempa Cianjur

Bencana Tanah Bergerak Hantui Wilayah Cianjur, Imbas Gempa Magnitudo 5,6

Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merilis analisis Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin 21 November 2022.

Editor: Alfons Nedabang
TribunnewsBogor.com/Muammarudin
Korban gempa di Cianjur, Jawa Barat mendapatkan perawatan di RSUC Cimacan, Cipanas, Cianjur, Senin 21 November 2022. 

Badan Geologi akan mengirim Tim Tanggap Darurat (TTD) ke lokasi bencana guna melakukan pemetaan dampak gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis guna membantu Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi lokasi bencana.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) terus melakukan kajian mendalam terkait adanya potensi mengaktifkan patahan lain selain Cimandiri sehingga muncul aktivitas kegempaan yang lebih besar bisa terjadi.

"Untuk tentang patahan sementara data kami mengarah kejadian diduga patahan Cimandiri atau patahan Padalarang. Terkait aktivitas patahan lain Itu tadi yang kami sebutkan masih dikaji lanjut, semoga tidak begitu berpengaruh ya karena kekuatan(gempa) hanya 5," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Kajian juga bakal dilakukan terkait potensi kemunculan bencana ikutan lainnya seperti aktifnya gunung api.

Baca juga: BERITA FOTO - Cianjur Luluh Lantak Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 5,6

"Kita menunggu hasil perkembangan data analisis di sekitarnya karena ada patahan lain atau ada juga ada gunung api di sekitarnya. Karena itu kita perlu lintas disiplin dengan vulkanologi dan mitigasi bencana api kami perlu juga kaji dengan teman-teman di ITB," kata Dwikorita.

Karena itu guna kajian dilakukan lebih mendalam lanjut Dwikorita pihaknya terus melakukan monitoring lebih cermat dan seksama serta paralel berkoordinasi dengan konsorsium gempa bumi nasional.

"Kita gunakan aspek analisis perkembangan gempa ini bagaimana efeknya karena itu membutuhkan banyak pihak seperti perguruan tinggi pakar gempa nasional lain," kata Dwikorita.

Sambil paralel berkoordinasi dengan lembaga lain, BMKG akan mengirimkan tim ke lapangan guna pengukuran episenter agar akurat dan presisi. Ada juga tim healing untuk menenangkan masyarakat.

"Ada tim sosialisasi menenangkan masyarakat koordinasi dengan posko BNPB karena komando berada di bawah koordinasi BNPB," kata Dwikorita. Diketahui di sekitar pusat gempa ada beberapa gunung api aktif yang saat ini sedang 'tidur'. Diantaranya adalah gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Salak.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan ada dua prasyarat munculnya gempa bumi darat berimbas kepada patahan lainnya. Pertama analisis statik dan analisis dinamik.

Yang dimaksud analisis statik gempa bumi adalah saat kemampuan gempa menjadi triger menjadikan syarat sesar di sebelahnya ikut aktif.

Syaratnya sesar atau patahan di sebelahnya sudah matang dan memiliki akumulasi energi. "Pernah terjadi saat gempa di Lombok, mampu menimbulkan efek patahan statik dari barat ke timur," kata Daryono.

Sementara analisis dinamik lanjut Daryono lebih rumit lagi apalagi jika dikaji secara empirik. Namun kata Daryono apabila ditanya apakah gempa di Cianjur saat ini berimbas kepada patahan lain dengan potensi kegempaan yang lebih besar, BMKG menurut Daryono belum bisa menjawabnya.

"Tapi yang pasti kita akan terus memonitor dan tetap waspada," kata Daryono.

Lebih jauh Daryono menjelaskan Cianjur memang termasuk dalam kawasan seismik aktif. Menurutnya, fakta ini menjadikan wilayah-wilayah itu memang rawan dan sering terjadi gempa.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved