Berita Sumba Timur
Penanggulangan Hama Belalang di Sumba Timur, FAO Fasilitasi Penyemprotan dari Udara Gunakan ATR
Telur telur belalang yang tersimpan menetas saat cuaca panas setelah hujan yang berlangsung lebih dari dua hari.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Eflin Rote
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Hama belalang (Dissosteira Carolina) kini menjadi bencana bagi pertanian di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Berbagai upaya pengendalian yang dilakukan belum membuahkan hasil secara maksimal.
Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur melaporkan sebaran hama belalang terdapat di hampir semua wilayah Kabupaten Sumba Timur. Serangan hama belalang berlangsung sporadis dengan titik titik yang tersebar terutama saat musim hujan.
Telur telur belalang yang tersimpan menetas saat cuaca panas setelah hujan yang berlangsung lebih dari dua hari.
Baca juga: Donor Darah HUT Ke-8 PT MSM Catat Rekor di Sumba Timur
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nico Pandarangga mengatakan, upaya pengendalian hama belalang kini mendapat dukungan dari The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian dunia yang berada di bawah PBB.
Sejak Juli 2022, Perwakilan FAO di Indonesia telah bertemu pemerintah daerah di Pulau Sumba untuk memastikan pelaksanaan pengendalian hama belalang. Dilaksanakan Project Inception Workshop tentang tanggap darurat serangan hama belalang di Pulau Sumba di Waingapu.
Pada September 2022, kembali dilakukan pemantapan antara Perwakilan FAO di Indonesia dengan pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk pelaksanaan penanggulangan hama belalang.
"Pelaksanaan penanggulangan bencana hama belalang dilakukan dengan dua cara yakni dengan penyemprotan di darat dan dan udara. Info terakhir dari FAO, mereka memfasilitasi penyemprotan dari udara menggunakan pesawat ATR," terang Nico Pandarangga kepada POS-KUPANG.COM.
Baca juga: Update Covid-19 Sumba Timur, 16 Pasien COVID-19 Sembuh
Pria yang juga menjabat Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja itu mengatakan, dalam menindaklanjuti Project Inception Workshop dari FAO dan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Tanaman Pangan pada Juli 2021 lalu, kini dilaksanakan pelatihan bimbingan teknis penanganan belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur pada 15 November 2022.
Pelatihan di Aula Kantor Dinas Pertanian melibatkan petugas brigade yang dilatih bagaimana penanganan belalang secara serentak.
"Saat ini dilihat oleh Kementan RI, persiapan daerah untuk tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan yang lalu seperti apa," sebut Nico Pandarangga.
Berdasarkan kesepakatan FAO, upaya pengendalian serentak akan dilaksanakan sepekan. Upaya itu juga akan melibatkan seluruh infrastruktur pengendalian hama yang telah dibentuk pemerintah kabupaten seperti Brigade dan Regu Pengendalian Hama atau RPH hingga tingkat desa.
Nico Pandarangga mengaku, pihak pemerintah daerah kini menunggu informasi pelaksanaan penyemprotan dari FAO.
Pantauan POS-KUPANG.COM dalam sepekan terakhir, sabaran belalang didominasi anak belalang yang baru menetas tersebar di wilayah Desa Pambotanjara Kecamatan Kota Waingapu, Desa Hambapraing hingga Desa Mondu di Kecamatan Kanatang juga di wilayah Kelurahan Watumbaka Kecamatan Pandawai. (ian)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS