Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 17 November 2022, Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Perbuatan Amal Membawa Berkat Tuhan.
Mata hati kita tersembunyi dan tidak bisa melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang mulia dan saat-saat suci Allah melawati kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 16 November 2022, Tuhan Tak Pernah Membatalkan Panggilan-Nya
Kita mungkin seperti Yerusalem ditegur Allah setelah kita membuat Allah menangis melihat peri hidup kita yang tidak benar.
Perbuatan-perbuatan besar Allah ini semoga mengubah hati kita agar kita tidak menjadi semakin jahat sehingga membuat kita binasa.
Tapi kita berubah dan mengarahkan hidup lebih kepada hal-hal yang baik dan terbuka dengan tulus membantu sesama.
Karena dengan demikianlah kita menunjukkan bukti iman kita dan hidup dengan meneladani Yesus.
Teks Lengkap Bacaan Kamis 17 November 2022

Bacaan Pertama: Wahyu 5:1-10
Anak Domba telah disembelih dan dengan darah-Nya telah menebus kita dari segala bangsa.
Bacaan dari Wahyu:
Aku, Yohanes, melihat Seorang yang duduk di atas takhta di surga; dengan tangan kanan Dia memegang sebuah gulungan kitab. Kitab itu ditulis sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya, "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
Tetapi tak seorang pun di surga atau di bumi atau di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak seorang pun dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu atau pun melihat sebelah dalamnya.
Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, "Jangan menangis! Sesungguhnya singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang. Dialah yang dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.
"Maka aku melihat seekor Anak Domba berdiri di tengah-tengah takhta dan ditengah-tengah keempat makhluk serta orang tua-tua itu. Anak Domba itu kelihatan seperti telah disembelih, Ia bertanduk tujuh dan bermata tujuh.
Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat orang tua-tua di hadapan Anak Domba.