Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 16 November 2022, Tuhan Tak Pernah Membatalkan Panggilan-Nya

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Tuhan Tak Pernah Membatalkan Panggilan-Nya.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Markus Tulu SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Rabu 16 November 2022, dengan judul Tuhan Tak Pernah Membatalkan Panggilan-Nya. 

Ada dari kita menjawabi panggilan Tuhan dengan setia dan konsisten mengembangkan hidup sehingga mereka dipuji Allah.

Tapi ada juga yang hanya setengah-setengah menanggapi panggilan Tuhan itu bahkan ada yang dengan sengaja menolak panggilan Tuhan itu untuk hidup lebih berkenan dan dengan itu mereka selamat.

Bagaimana dengan saya? Bagaimana juga dengan engkau? Dan bagaimana dengan kita dalam kebersamaan ini?

Tuhan tidak pernah membatalkan panggilan-Nya. Hanya kita yang tidak setia bahkan menolak panggilan-Nya. 

Teks Lengkap Bacaan Rabu 16 November 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 16 November 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Rabu 16 November 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Wahyu 4:1-11

Kuduslah Tuhan Allah yang mahakudus, yang selalu ada, dulu, kini, dan kelak.

Bacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat: Sungguh, sebuah pintu terbuka di surga dan suara yang dahulu pernah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya, “Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.”

Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta berdiri di surga, dan di atas takhta itu duduklah Seseorang. Dan Dia yang duduk di atas takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis.

Dan suatu pelangi melingkungi takhta itu, gilang gemilang, bagaikan zamrud rupanya. Di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di atasnya duduk dua puluh empat tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.

Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu. Itulah ketujuh Roh Allah. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; Di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Adapun makhluk yang pertama seperti singa, makhluk yang kedua seperti anak lembu, makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, sedang makhluk yang keempat seperti burung nasar yang sedang terbang.

Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan tanpa henti-hentinya mereka berseru siang dan malam, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah yang mahakuasa, yang selalu ada, dulu, kini dan kelak.”

Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan pujian, dan hormat, dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved