Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Hari Ini, Kamis 10 November 2022 Perihal Kerajaan Allah
Renungan Harian Katolik hari ini, Kamis 10 November 2022 disajikan pula oleh Pater Awlaga Makin SVD dengan judul Kerajaan Allah.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik hari ini, Kamis 10 November 2022 disajikan pula oleh Pater Awlaga Makin SVD.
Dalam sajiannya, Pater Awlaga Makin SVD mengusung title Kerajaan Allah. Dan, melalui title renungan iman hari ini, ia mengajak kita untuk melihat Kerajaan Allah yang sesungguhnya.
Bahwa Kerajaan Allah itu tak ada batasnya. Tak ada batas timur, barat, utara dan selatan, sebagaimana batas-batas wilayah di dunia fana ini.
Kerajaan Allah itu tidak bercirikan jasmani lahiriah. Kerajaan Allah itu ada ketika Allah diakui sebagai raja dan bertakhta di hati kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 10 November 2022, Mengalami Situasi Kerajaan Allah
Dan yang menjadi UUD-nya adalah saling mengasihi, saling melayani dan mengampuni. Kerajaan Allah itu Damai yang dialami semua orang.
Untuk itu, mari kita siapkan hati bathin kita untuk menyimak renungan iman yang disajikan Pater Awlaga Makin SVD berikut ini.
Bacaan Pertama: Filemon 1:7-20
Terimalah dia kembali, bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai saudara terkasih.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon:
Saudara terkasih, aku sudah memperoleh kegembiraan besar dan kekuatan karena kasihmu, sebab engkau telah menghibur hati orang-orang kudus.
Karena itu, sekalipun dalam Kristus aku bebas memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, namun mengingat kasihmu itu lebih baik aku memintanya kepadamu.
Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua dan kini dipenjarakan demi Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus.
Dahulu dia memang tidak berguna bagimu tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia, buah hatiku itu, kusuruh kembali kepadamu.
Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan, bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela.
Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selamanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai saudara terkasih.