Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 6 November 2022, Saduki dan Kebangkitan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Saduki dan Kebangkitan.
Tetapi, mereka menjadi musuh-Nya setelah mereka sadar bahwa kegiatan dan ajaran Yesus dapat membahayakan status mereka sendiri.
Sehari-hari mereka selalu berusaha berkompromi dengan penjajah dari Roma, khususnya dengan Pilatus.
Nama Saduki harus dikaitkan dengan nama Ibrani Sadoq. Setelah Pembuangan Babel, keturunan Sadoq diberi hak untuk bertugas sebagai imam di Bait Suci.
Menurut 1Tawarikh 5:30-35, keturunan Sadoq itu dihubungkan dengan Eleazar, anak Harun.
Para Saduki yang hidup di Palestina pada abad pertama, dikaitkan dengan keturunan imam Sadoq itu. Namun, mereka tidak secara eksklusif lagi bertugas sebagai imam-imam saja.
Ada di antara mereka yang tetap imam, tetapi ada juga awam yang kaya raya dan berbudaya Yunani.
Sesudah Yerusalem dihancurkan oleh Roma, orang-orang Saduki hampir menghilang dari sejarah Yahudi.
Kaum Saduki adalah orang-orang penting yang terpandang secara agama dan politik. Mereka dihormati oleh para pemimpin politik, baik di dalam Israel maupun di luar Israel.
Orang Farisi berjumlah lebih banyak daripada orang Saduki. Pengikut mereka pun lebih banyak daripada pengikut Saduki.
Meskipun secara politik orang-orang Farisi kurang terhormat seperti Saduki, tetapi orang Farisi unggul dari aspek jumlah pengikut dan pengaruh ke rakyat biasa (grassroot).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 5 November 2022, Bertekun dalam Kesetiaan
Golongan Saduki adalah kelompok high class di dalam bidang politik dan akrab dengan para petinggi politik dan militer.
Sedangkan Farisi memiliki pengaruh lebih kuat pada mayoritas Israel. Hal ini terbukti pada saat proses pengambilan keputusan untuk menyalibkan Yesus di istana Pilatus.
Kisah dalam bacaan Injil hari ini, yaitu tentang perjumpaan dan pembicaraan kaum Saduki dengan Yesus ini selain dapat dibaca di Injil Lukas, juga dapat pula dibaca dalam Injil Matius dan Markus.
Konteksnya ialah “hari-hari terakhir kehidupan Yesus di bumi ini”. Ia baru saja memasuki kota Yerusalem. Ia sudah mengusir para pedagang di Bait Suci.
Meski tinggal di Betania, setiap hari Yesus datang ke Yerusalem untuk mengajar. Dalam pengajaran-Nya itu Ia menyampaikan perumpamaan tentang para penggarap kebun anggur maupun wejangan tentang akhir zaman.