Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 6 November 2022, Saduki dan Kebangkitan
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Saduki dan Kebangkitan.
Orang Saduki bertanya kepada Yesus untuk menunjukkan bahwa kepercayaan Farisi adalah salah. Mereka juga mau menunjukkan bahwa jika Yesus percaya akan kebangkitan orang mati, maka kepercayaan itu sebenarnya akan membuktikan bahwa Yesus bodoh dan tidak mengerti Kitab Suci khususnya Taurat Musa.
Ini akan membuat nama Yesus tercemar dan tidak lagi diterima di kalangan orang-orang yang telah dipengaruhi kelompok Saduki.
Mereka bertanya jawab kepada Yesus dengan menggunakan teori Hukum Levirat atau perkawinan ipar sebagaimana diajarkan Musa (Ul 25:5-10).
Ajaran Musa ini sebenarnya memiliki tujuan melindungi perempuan-perempuan yang menjadi janda tanpa memiliki anak. Para perempuan yang demikian tidak akan memperoleh hak waris dan tidak mempunyai pelindung.
Contoh yang kita bisa temukan dalam Perjanjian Lama adalah kisah Yehuda dan Tamar (Kej 38).
Sebenarnya hukum Levirat ini adalah salah satu hukum yang sangat kompleks dan membingungkan saat hendak diterapkan.
Maka orang Saduki juga merasa heran atas hukum ini, tetapi mereka mempertanyakan: nanti kalau ada kebangkitan, siapa suami sah dari janda yang ditinggal mati ini, sebab janda itu menikahi ipar-iparnya lebih dari satu (Luk 20: 33).
Kebingungan orang Saduki digunakan oleh Yesus sebagai pintu masuk untuk menjelaskan adanya kebangkitan dan apa yang akan dialami orang-orang yang bangkit.
Yesus menegaskan bahwa orang yang dibangkitkan itu tidak kawin atau dikawinkan, melainkan hidup seperti malaikat di surga (Luk 20: 35-36).
Tuhan mengarahkan orang Saduki kepada hal yang lebih penting lagi yaitu keadaan pada waktu kebangkitan terjadi, yaitu pada waktu Yesus Kristus menerima Kerajaan-Nya di bumi ini.
Yesus mengatakan bahwa kita akan hidup seperti malaikat. “Seperti” berarti mirip, tetapi tidak menjadi. “Seperti malaikat” berarti mirip malaikat, bukan menjadi malaikat.
Malaikat dan manusia adalah dua makhluk ciptaan yang berbeda.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 3 November 2022, Bertobat: Mulailah dari Diri Sendiri
Kepercayaan mengenai "Kebangkitan orang mati" dalam pemikiran Yahudi pada zaman Yesus belum terbentuk secara kuat, dimana golongan Saduki tidak memercayainya karena menganggap suatu inovasi yang sesat, sedangkan golongan Farisi memercayainya (M. Eugene Boring, The people's New Testament commentary 2004).
Yesus menjelaskan kepercayaan ini kepada orang Saduki dengan mengutip pernyataan Allah kepada Musa di Gunung Sinai dengan menggunakan bentuk “waktu sekarang” terkait dengan para leluhur, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub, untuk menunjukkan bahwa Allah menganggap mereka masih "ada" setelah mati (Luk 20: 37).
Kutipan Yesus ini menjadi bukti bahwa doktrin kebangkitan orang mati sudah ada dalam Kitab Taurat sejak awal (Bdk. Miller, Robert J., editor, The Complete Gospels, Polebridge Press 1994).