KKB Papua

Profil Filep Karma yang Meninggal, Pejuang Kemerdekaan Papua Hingga Dipenjara 13 Tahun

Filep Karma yang dikenal sebagai Pejuang Kemerdekaan Papua, telah meninggal dunia di Jayapura, Selasa 1 November 2022 sekitar pukul 07.00 WIT.

Editor: Agustinus Sape
Tribunnews.com
DITEMUKAN TEWAS - Filep Karma, salah satu tokoh pejuang Papua Merdeka ditemukan tewas mengenaskan di tepi pantai. Pakaiannya robek tak beraturan dengan luka-luka di sekujur tubuh. Filep Karma merupakan tokoh OPM yang berjuang yang memilih arah perjuangan tanpa kekerasan. 

POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Filep Karma, seorang tokoh Papua, yang dikenal sebagai Pejuang Kemerdekaan Papua, telah meninggal dunia di Jayapura, Selasa 1 November 2022 sekitar pukul 07.00 WIT.

Filep Karma meninggal dalam usia 63 tahun. Bak pahlawan, ribuan orang Papua mengantarnya mulai dari rumah duka hingga ke pemakaman.

Aktivis HAM dan pejuang kemerdekaan Papua, bernama lengkap Filep Jacob Samuel Karma hingga akhir hayatnya konsisten di garis perjuangan secara damai, bermartabat dan tanpa kekerasan.

MENINGGAL - Anak kedua Filep Karma, Adrefina Karma menyatakan ayahnya meninggal dunia karena tenggelam. Filep Karma merupakan salah satu tokoh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
MENINGGAL - Anak kedua Filep Karma, Adrefina Karma menyatakan ayahnya meninggal dunia karena tenggelam. Filep Karma merupakan salah satu tokoh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua. (TANGKAPAN LAYAR)

Ia memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Semasa hidupnya, jalan perjuangan yang dipilih Filep membuatnya harus mendekam di penjara selama belasan tahun.

Filep aktif menyuarakan kemerdekaan Papua. Ia bahkan terlibat pengibaran bendera Bintang Kejora di beberapa daerah.

Aktivitasnya itu membuatnya mendekam di balik jeruji besi.

Dua Kali Masuk Penjara

Tragedi Biak berdarah pada 2 Juli 1998 merupakan salah satu dari sekian banyak tragedi kemanusiaan di Tanah Papua.

Antropolog Universitas Papua I Ngurah Suryawan menyampaikan, dalam tragedi itu, sebanyak 32 orang meninggal secara misterius di Pantai Biak.

Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (ELS-HAM) Papua kemudian merilis laporan dengan judul Nama Tanpa Pusara, Pusara Tanpa Nama: Laporan Pelanggaran HAM di Irian Jaya (Papua) pada 1999.

Menanggapi insiden itu, Filep Karma memimpin demonstrasi di Biak.

"Bapak Filep Karma memimpin demonstrasi dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora di menara (tower) air Kota Biak,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Rabu 2 November 2022.

Filep pun ditangkap karena memimpin demonstrasi dan mengibarkan bendera Bintang Kejora. Dalam proses persidangan, majelis hakim memutuskan Filep Karma bersalah dan divonis penjara.

“Atas peristiwa Biak Berdarah ini, Filep Karma kemudian dipenjara selama 1,5 tahun, dan  pada 20 November 1999 Filep Karma dinyatakan bebas,” kata doktor kelahiran Bali ini.

Setelah bebas, Filep Karma pun ke Jayapura. Pada 1 Desember 2004, Filep kembali mengibarkan bendera Bintang Kejora di Lapangan Trikora, Distrik Abepura, Kota Jayapura.

Filep kembali ditangkap dan dituduh melakukan makar serta penghasutan.

Ia kembali mendekam di balik jeruji besi.

“Bapak Filep Karma divonis penjara 15 tahun penjara dan baru dibebaskan 19 November 2015,” katanya.

13,5 Tahun Dipenjara

Filep Karma merupakan aktivis pejuang kemerdekaan Papua yang selalu konsisten mengambil jalan damai tanpa kekerasan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Papua.

Keberanian yang dimiliki Filep Karma membuatnya belasan tahun dipenjara.

“Hampir total 13,5 tahun ia (Filep Karma) menghabiskan hidupnya di balik jeruji besi,” ujar dosen Antropologi Universitas Papua ini.

Pengalaman belasan tahun dipenjara tak membuat semangat perjuangan Filep Karma surut.

ANTAR FILEP KARMA - Ratusan warga berjalan kaki dan menggunakan kendaraan untuk mengantarkan jenazah aktivis pejuang kemerdekaan Papua, Filep Karma (63), dari rumah duka ke tempat pemakaman di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Rabu 2 November 2022.
ANTAR FILEP KARMA - Ratusan warga berjalan kaki dan menggunakan kendaraan untuk mengantarkan jenazah aktivis pejuang kemerdekaan Papua, Filep Karma (63), dari rumah duka ke tempat pemakaman di Expo Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Rabu 2 November 2022. (KOMPAS.COM/Roberthus Yewen)

Filep Karma setia memperjuangkan kemerdekaan Papua dengan cara damai tanpa kekerasan hingga akhir hayat.

I Ngurah mengatakan, Filep Karma tidak gentar meski sudah dua kali memimpin pengibaran bendera Bintang Kejora di Biak dan Jayapura.

Dalam aktivitas sehari-hari, Filep Karma selalu menggunakan kalung bendera Bintang Kejora.

“Filep Karma adalah Bintang Kejora dan demikian sebaliknya,” ujarnya.

Suarakan Persatuan dan Kesatuan Masyarakat Papua

Ngurah pernah bertemu Filep Karma dalam acara Papoea Solidariteistdag di Amersfoort, Belanda, pada Februari 2018.

Saat berorasi dalam pertemuan solidaritas Papua di Belanda tersebut, Filep Karma berulang kali menyerukan persatuan dan solidaritas rakyat Papua.

“Kita susah kesulitan kalau terpecah-pecah,” katanya mengenang ucapan Filep Karma kala itu.

Baca juga: KKB Papua - Bendera Bintang Kejora Berkibar Saat Pemakaman Jenazah Filep Karma

Ia juga mengenang pesan mendalam yang disampaikan Filep Karma saat itu, yakni kerinduan masyarakat Papua untuk memiliki kesadaran bersolidaritas dan persatuan tanpa mau dipecah belah.

“Perjuangan dan dekolonisasi mutlak membutuhkan hal prinsipil ini,” ujar I Ngurah, sembari mengenang perjuangan Filep Karma semasa hidupnya.

Kenang Pelukan Filep Karma

I Ngurah memiliki pengalaman personal dengan Filep Karma.

Usai mendengarkan orasi di Amersfoort, ia menghampiri Filep Karma.

Meski belum pernah bertemu, Filep Karma langsung memeluk erat I Ngurah.

“Saya perkenalkan diri dan bapak berbisik. Anak, anak tulisan luar biasa. Terus dan terus,” tutur Filep Karma yang diulang I Ngurah ketika mereka bertemu di Belanda kala itu.

I Ngurah menyatakan, hingga saat ini dirinya tak pernah melupakan pelukan yang diberikan oleh Filep Karma.

“Sangat kuat dan meresap di sekujur saya punya tubuh,” ujarnya.

Kepergian Filep Karma

Pada Selasa 1 November 2022, Filep Karma ditemukan meninggal di Pantai Base-G, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura sekitar pukul 07.00 WIT.

Kepergian Filep Karma menyebar dengan cepat kepada seluruh rakyat Papua melalui media sosial.

Pihak Kepolisian Polsek Jayapura Utara dan Polresta Jayapura Kota langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah.

Jenazah Filep Karma dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani visum luar.

Namun, keluarga menolak jenazah diotopsi.

“Teman-teman semua yang mengetahui bapak sebagai tokoh Papua, tokoh politik Papua. Hari ini saya sedih sekali, karena bapak kita (Filep Karma) sudah meninggalkan kita semua,” ungkap anak kedua Filep Karma, Anderfina, Selasa 1 November 2022.

Anderfina mendampingi langsung visum luar jenazah Filep Karma di RS Bhayangkara.

Berdasarkan visum, tak ada tanda kekerasan di tubuh Filep Karma.

“Memang berdasarkan visum luar, jelas bahwa bapak (Filep Karma) meninggal karena tenggelam, sehingga terdampar di Pantai Base-G,” ungkapnya.

Baca juga: KKB Papua - Pemakaman Jenazah Filep Karma, Tokoh Papua Merdeka : Revolusi Belum Selesai

Berdasarkan informasi yang didapat keluarga di lokasi kejadian, terdapat saudara yang ikut berenang bersama Filep Karma di laut.

“Awalnya mau berenang, tetapi air naik sehingga menunggu sampai air turun. Akhirnya keluarga pulang sendiri tanpa bapak. Kita ketemu pagi ini lantaran ada kelurga telepon untuk segera ke Base-G dan saya melihat bapak sudah meninggal dunia,” jelasnya sembari tak kuasa menahan kesedihannya.

Keluarga, kata Anderfina, menginginkan yang terbaik untuk Filep Karma.

Ia berharap tak ada lagi berita miring yang beredar seputar kematian Filep.

“Saya mohon bantuan teman-teman semua untuk menyampaikan kepada teman-teman yang lain bahwa tidak perlu ada kekerasan atau isu-isu mau demo atau segala macam, tetapi kita semua doakan bapak (Filep Karma),” ucapnya.

“Doakan kami keluarga agar kuat untuk menghadapi cobaan ini,” tutupnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Filep Karma dan Kisah Hidup, Berjuang di Jalan Damai Papua hingga Dipenjara 13 Tahun

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved