Berita Sumba Barat
Bentuk Desa Tangguh Bencana, Bupati Sumba Barat Imbau Perlu Sinergi dan Kolaborasi Semua Pihak
untuk pencegahan dan penanggulangan bencana, harus dilakukan secara holistic integratif dan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri
Penulis: Petrus Piter | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK- Bupati Sumba Barat Yohanis Dade S.H mengatakan, mengantisipasi kejadian Bencana di daerah itu maka perlu sedini mungkin membangun sinergi, kolaborasi serta akselerasi semua pihak.
Sebab untuk pencegahan dan penanggulangan bencana, harus dilakukan secara holistic integratif dan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri.
Hal itu sesuai undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, dengan tegas menyatakan bahwa penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab bersama yakni tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha serta peran serta masyarakat.
Tanggung jawab bersama ini diabadikan pada lambang segitiga biru Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang memiliki arti harmonisasi hubungan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam penanggualangan bencana.
Demikian disampaikan Yohanis Dade S.H dalam sambutannya sebagaimana dibacakan Sekretaris Daerah Sumba Barat , Yermia Ndapa Doda S.Sos ketika membuka kegiatan sosialisasi dan pembentukan desa tangguh bencana tahun 2022 di aula gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Barat, Rabu 2 Nopember 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri para pimpinan organisasi perangkat daerah, unit kerja terkait, camat, kepala desa dan tokoh masyarakat.
Baca juga: Bupati Sumba Barat Bangun Koordinasi dengan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
Dan kegiatan ini bertujuan mendorong terwujudnya ketangguhan dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana.
Bupati Yohanis lebih lanjut menjelaskan, pencegahan bencana adalah suatu proses yang dinamis, berlanjut dan terpadu serta sinergi untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap setiap kejadian bencana secara berkualitas dengan langkah-langkah yang berhubungan dengan penyiapan guidline, observasi dan analisis pencegahan, kesiapan, penanganan darurat, rehalibitasi dan rekonstruksi.
Menurutnya, Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir, gelombang tsunami, tanah longsor dan sebagainya.
Dan juga bencana akibat perbuatan manusia seperti peperangan, gejolak sosial, kebakaran dan kecelakaan industri yang waktunya dapat berlangsung singkat juga dapat berlangsung lama dan menyebabkan korban jiwa dan material.
Dikatakan, dalam perkembangan terkini, pendekatan yang digunakan dalam penanggulangan bencana sudah mengalami pergeseran dari pendekatan penyelamatan kepada pendekatan pengurangan resiko bencana.
Hal itu sesuai peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 1 tahun 2012 yang menyatakan perlu pengembangan strategi penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat.
Baca juga: Optimalkan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting, Wabup Sumba Barat Ikut Rakor Penurunan Stunting
Misalnya, pengembangan Desa atau kelurahan tangguh bencana dengan tujuan untuk membentuk struktur desa dan kelurahan sebagai antisipasi masyarakat supaya tanggap, siaga serta sigap terhadap kondisi kebencanaan.
Hal itu berarti sebelum terjadi bencana, kita sudah siap menghadapinya baik dari struktur administrasi maupun struktur budayanya.
Desa dan kelurahan dengan berbagai komunitas yang ada diwilayahnya, dapat lebih proaktif melakukan tahapan-tahapan pengurangan resiko akibat terjadinya bencana tersebut.
Mulai dari pembentukan forum pengurangan resiko bencana, rekrutmen dan mengorganisir para relawan untuk bersama-sama membuat perencanaan penanggulangan bencana, melaksanakan kegiatan pelatihan dan simulasi, sosialisasi, serta kegiatan lainnya.
Selaku bupati menyambut baik kegiatan tersebut seraya berharap melalui kegiatan sosialisasi dan pembentukan desa tangguh bencana dalam skala Komunitas, dapat mengurangi dampak resiko bencana serta memberikan penguatan bagi masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan, kepedulian terhadap lingkungan dan ketrampilan dalam menghadapi bencana.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS