Berita Ende
Satker PJN Wilayah IV Flores Tangani Ruas Jalan Rusak Akibat Gelombang Pasang di Nangaba-Ende
Gelombang pasang yang terjadi pada Sabtu pekan lalu tersebut menggerus sebagian badan jalan sehingga rusak berat.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, ENDE - Satuan Kerja (Satker) pembangunan jalan nasional ( PJN ) Wilayah IV Flores
mulai melaksanakan penanganan ruas jalan nasional Ende-Bajawa yang rusak akibat bencana gelombang pasang beberapa waktu yang lalu.
Berdasarkan pantauan, ruas jalan nasional trans Flores yang berada di wilayah Desa Embundoa, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende arah barat kota Ende tepatnya di KM 7 nyaris putus akibat akibat gelombang pasang.
Kepala Satker PJN IV Flores Eben Heaser Adam, ST. MT saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu 2 November 2022 mengatakan, gelombang pasang yang terjadi pada Sabtu pekan lalu tersebut menggerus sebagian badan jalan sehingga rusak berat.
Baca juga: Kejari Ende Fokus Tangani Dua Kasus Korupsi Tahun 2022 Ini
Hampir sebagian besar badan jalan rusak parah. Kendaraan yang melewati rusak jalan nasional itu terpaksa harus bergantian karena jalannya sempit.
Menurutnya, ruas jalan tersebut memang sangat berpotensi tergerus karena bronjong lama yang menahan badan jalan itu sudah lama tergerus gelombang pasang yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Sehingga kita melakukan upaya penanganan darurat tahun ini sambil kita menunggu design penanganan permanen. Mungkin kita optimasi dari dana kontrak yang sementara berjalan untuk penanganan darurat sehingga arus transportasi tetap berjalan dan mencegah kerusakan yang lebih parah lagi," jelasnya.
Baca juga: Diduga Korupsi Dana Komite Rp 1,7 Miliar, Kepsek dan Bendahara SMK Negeri 1 Ende Ditahan Polisi
Ia menjelaskan, dari eksisting yang ada, maka pihaknya akan melakukan penanganan dengan menimbun batu alam yang berdiameter 50-100 cm di badan jalan yang rusak tersebut.
"Kita susah mulai dari kemarin. Mungkin kita tangani secara bertahap karena angkutan tidak bisa banyak karena satu truk hanya bisa muat dua tiga batu saja," jelasnya.
Sementara untuk penanganan permanen, jelas Adam, pihaknya telah mengusulkan rancangan dan design ke pimpinan supaya dapat menurunkan tim supaya dapat turun ke lapangan melakukan survei terlebih dahulu.
"Memang waktu lalu sebelum kejadian mereka sudah turun survei. Sudah ada data sebenarnya, kita hanya tambah kondisi terakhir untuk penanganan permanen nanti," terangnya. (tom)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS