Doa Harian Katolik

Doa Harian Katolik, Doa Indulgensi untuk Orang-orang yang Sudah Meninggal

Umat Katolik memiliki tradisi mendoakan orang-orang beriman yang sudah meninggal, melalui doa pribadi/kelompok maupun dalam ekaristi/ Misa kudus.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
ARWAH - Ilustrasi jiwa-jiwa orang beriman di api penyucian. Umat Katolik sebagai umat yang sedang berziarah di dunia ini diminta untuk mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal agar segera masuk dalam kalangan para kudus di surga. 

1 Raja-raja 17:17-24

Yudas Makabe yang mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi orang-orang yang gugur dalam pertempuran. Dari kisah itu terlihat bahwa orang-orang yang gugur itu memang sudah mati karena jenazah mereka akan dibawa pulang untuk dikebumikan di pekuburan nenek moyang mereka (bdk. ay 39).

Namun sebelum dikebumikan, ditemukan sebuah jimat dari berhala-berhala kota Yamnia pada setiap jenazah. Hal tersebut merupakan dosa pelanggaran terhadap hukum Taurat (bdk. ay 40). Maka demi keselamatan orang-orang itu, Yudas Makabe mengajak semua pasukannya untuk mendoakan mereka agar dosa mereka diampuni oleh Tuhan (bdk. ay 42).

Ia juga mengumpulkan uang dari antara pasukannya untuk dikirim ke Yerusalem, agar dipersembahkan korban penghapus dosa bagi mereka (bdk ay 43). Yudas Makabe melakukan semua itu karena ia percaya akan kebangkitan badan dan pengampunan dosa orang mati (bdk. ay 44-45).

2Makabe 12:43

Karena Kitab Suci mengajarkan bahwa mendoakan orang-orang yang sudah meninggal adalah “sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat” (2Mak 12:43). Saat itu, Yudas Makabe mempersembahkan korban penghapus dosa ke bait Allah, untuk memohonkan pengampunan dosa bagi saudara- saudara sebangsanya yang telah wafat dalam pertempuran. Sebab sebelumnya, anak buah Yudas menemukan di bawah jubah setiap jenazah itu jimat dan berhala kota Yamnia. Hal ini melanggar hukum Taurat.

Yudas berbelas kasih kepada sesama saudara sebangsanya dan memikirkan kebangkitan mereka. Maka ia mengumpulkan uang untuk dipersembahkan di bait Allah di Yerusalem sebagai korban penebus salah bagi mereka (lih. 2Mak 12:38-45).

Kitab 1 dan 2 Makabe telah termasuk dalam Kitab Suci—yaitu dalam Perjanjian Lama—sejak Gereja Katolik melalui Paus Damasus I menentukan kanonnya di tahun 382. Tentang hal ini, St. Agustinus di sekitar abad yang sama mengajarkan:

“Kita membaca di kitab Makabe bahwa korban dipersembahkan untuk orang-orang meninggal (2Mak 39-43). Tapi bahkan jika tidak ditemukan di mana pun di kitab-kitab Perjanjian Lama, otoritas Gereja universal yang jelas tentang hal ini tidak dapat diremehkan, ketika dalam doa-doa imam yang dicurahkan kepada Tuhan Allah di altar-Nya, pemasrahan jiwa-jiwa orang meninggal terjadi.”

Yoh 11:17-44

Perikop ini mengisahkan tentang Yesus yang menghidupkan kembali Lazarus. Dalam kisah ini ditegaskan bahwa Lazarus benar-benar sudah meninggal. Hal ini karena ia “telah empat hari berbaring di dalam kubur” (bdk. ay 17) dan ia “sudah berbau” (bdk. ay 39). Namun berkat doa Yesus untuk Lazarus yang sudah mati itu, pada akhirnya Lazarus dapat hidup kembali (bdk. ay 41-44).

Kis 9:36-42

Perikop ini mengisahkan tentang Petrus yang menghidupkan kembali Tabita. Kisah ini jelas menegaskan bahwa Tabita ini memang sudah meninggal, karena ia sudah dimandikan dan mayatnya dibaringkan di ruang atas (bdk. ay 37). Namun berkat doa Petrus Tabita dapat hidup kembali (bdk. ay 40).

(Dikumpulkan dari berbagai sumber)

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved