Berita NTT
Pertumbuhan Ekonomi NTT 3 Persen, Bank Indonesia Ambil Langkah Strategis
Sementara tekanan inflasi NTT terus meningkat, hingga September 2022 mencapai angka 6,97 persen, lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, BALI - Pertumbuhan ekonomi provinsi NTT pada Triwulan III bertumbuh sebesar 3,01 persen, Bank Indonesia ambil langkah strategis.
Kinerja perekonomian NTT pada Triwulan III 2022 sebesar 3,01 tercatat meningkat year on year (y-on-y) lebih rendah dari rata-rata level pertumbuhan ekonomi NTT sebelum pandemi.
Sementara tekanan inflasi NTT terus meningkat, hingga September 2022 mencapai angka 6,97 persen, lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional terutama dipengaruhi kelompok administered prices.
Baca juga: Bank Indonesia NTT Bangun Ketahanan Pangan di Pulau Sumba
"Hal ini menandakan bahwa kesejahteraan masyarakat sosial mengalami penurunan," ungkap Asisten Manager Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (PwBI) NTT, Putra Rizky.
Dengan inflasi yang semakin tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah, hal ini dinamakan stagflasi.
Ambil Langkah Strategis
Untuk mengatasi hal ini, Bank Indonesia mengambil langkah strategis dengan menggagas Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
GNPIP ini, Bank Indonesia berkolaborasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Kabupaten/Kota. Untuk NTT sendiri PwBI sudah melakukan di Pulau Timor, Pulau Flores yang meliputi sepuluh Kabupaten Kota.
"Kemarin di Sumba. Tanggal 21 Oktober yang dihadiri pak Gubernur langsung, diikuti empat Kabupaten Kota waktu itu," lanjut Rizky dalam pemaparannya saat Media Gathering di Hotel Tribe, Kuta Bali pada Rabu, (27/10) malam.
Baca juga: Bank Indonesia Luncurkan Tujuh Pecahan Rupiah Colorful Emisi 2022
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan PwBI NTT adalah CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu Bank Indonesia memberikan sumbangan untuk mendukung produk-produk pertanian, alat-alat pertanian seperti irigasi tetes, traktor dan sebagainya.
Bank Indonesia juga mendukung perluasan kerjasama antar daerah kemudian bersinergi dengan Bank NTT untuk mendorong pinjaman Kredit Merdeka.
Selain itu, BI juga melakukan gerakan Urban Farming yaitu setiap Kabupaten Kota di seluruh NTT diberikan anakan Cabai sejumlah sepuluh ribu anakan Cabai. Untuk kelompok-kelompok tani tertentu yang sudah mandiri yang rasanya butuh dibina Bank Indonesia, tentu bisa mengusulkan untuk dibina BI.
"Itu langkah-langkah dini yang dilakukan Bank Indonesia," kata Rizky.
Pada 30 November 2022, Bank Indonesia kembali melakukan GNPIP di Pulau Timor yang akan diikuti seluruh Kabupaten Kota yang disinergikan dengan dua kegiatan besar Bank Indonesia, yaitu Temu Responden dan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. Kegiatan ini akan dihadiri Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Naikkan Suku Bunga
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00 % , dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,50 % .
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 % lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) terus diperkuat melalui peningkatan nilai tambah (value added) Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal Pemerintah dan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan. (dhe)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS