Berita Timor Tengah Selatan
Kasus Besipae TTS, Para Okupan Enggan Bertemu Gubernur NTT
Menurut Alex Lumba , Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT sudah memiliki niat yang baik dan membuka ruang dialog tetapi teman-teman lihat sendiri
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS -KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Warga okupan atau warga yang melakukan okupasi di kawasan peternakan Besipae , Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, enggan bertemu Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Padahal, Gubernur NTT sudah hadir langsung di Besipae untuk berdialog dengan mereka pada Kamis 27 Oktober 2022.
Informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM di Besipae menyebutkan, kehadiran Gubernur NTT di Besipae, selain melakukan penanaman anakan lamtoro dan launching Program Kolaborasi, juga untuk berdialog dengan masyarakat setempat terutama para okupan.
Namun, saat di Besipae, para okupan maupun perwakilan tidak hadir. Masyarakat yang bertindak sebagai okupan sudah diminta hadir namun mereka tidak hadir.
Menurut Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT Alex Lumba S.H M.H yang dikonfirmasi mengatakan, para okupan itu sudah diundang oleh pemerintah melalui Camat dan pihak kepolisian.
"Tapi setelah camat dan teman-teman dari kepolisian pergi koordinasi agar mereka datang untuk bertemu bapak Gubernur NTT namun, teman-teman sendiri lihat tidak datang," kata Alex.
Menurut Alex Lumba , Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT sudah memiliki niat yang baik dan membuka ruang dialog tetapi teman-teman lihat sendiri.
"Padahal kalau mereka datang bisa dialog dengan pak Gubernur NTT sehingga pak gubernur biar bisa dialog. Apa yang mereka mau silahkan disampaikan supaya pak gubernur bisa menanggapi mereka," katanya.
Ditanyai soal alasan ketidakhadiran para okupan, Alex menegaskan, pemerintah tidak mengetahui apa alasan sehingga mereka tidak hadir.
" Tidak ada alasan. Saya tidak tahu karena karena bukan saya yang bertemu dengan mereka," katanya.
Ditanyai soal kondisi saat ini di kawasan itu, Alex mengatakan, kondisi saat ini sudah kondusif dan pemerintah terus melakukan program yang sudah direncanakan di sana baik untuk penanaman pakan ternak dan lainnya.
Camat Amanuban Selatan, John Asbanu, S.Pt yang ditemui mengatakan, saat ini dirinya tidak mau berkomentar soal masalah Besipae.
Baca juga: Gubernur NTT Launching Program Kosabangsa di Besipae Timor Tengah Selatan
"Kalau mau tanya lain bisa, tetapi untuk Besipae tidak, karena saya tidak ingin berkomentar," kata John.
Sementara Gubernur NTT , Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya pada acara Launching program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa), mengatakan, pemerintah itu hadir di mana saja untuk mensejahterakan rakyatnya.
"Kehadiran saya di sini, memang betul ada yang punya pikiran bertentangan dengan pemerintah," kata Viktor.
Dikatakan, yang mau drama, silahkan dramalah terus sampai mati di situ.
"Jangan nanti bikin (buat) video minta tolong susah padahal rumahnya rumah batu. Rumah orang lain diatur, rumah yang tidak perlu pergi atur. Manusia-manusia begini bagaimana, karena itu saya harapkan sudah kita berhenti, siapapun yang mau kerja pasti bersama dengan pemerintah. Siapa yang mau pura-pura ingin mau menghambat pemerintah, berhadapan dengan saya," katanya.
Dia mengatakan, kecuali dirinya merampas harta manusia lain dan merampas tempat masyarakat.
Baca juga: Warga Besipae TTS Masih Bertahan Pasca Rumah Dibongkar Pemprov NTT
"Tidak, saya hadir di sini untuk membangun untuk membangun masyarakat Pulau Timor, masyarakat TTS, termasuk Pak bupati bertidak agak berani,ngerti. Lawan orang-orang begitu, tidak ada yang orang yang bisa bikin kita hilang dari dunia ini," katanya.
"Selama pemerintah bekerja untuk kepentingan umum dan untuk masyarakat berkorban mati-matian maka tidak ada satu pun yang bisa makan kita. Saya ini bukan datang lahir dari tempat -tempat mana, saya keluar dari tempat sulit, lahir dari tempat sulit jadi saya tahu," katanya.
Menurut Viktor, dirinya hadir di tempat itu untuk menyampaikan kepada semua agar sama-sama bekerja sehingga bisa keluar dari kondisi sulit.
"Saya hadir di sini untuk sampaikan bahwa mari kita kerja sama-sama agar kita keluar dari kondisi sulit. Jangan pura pura susah dorong anak kecil membuat mentalitas anak-anak rusak, membuat anak-anak kedepan tidak dapat mempertanggungjawabkan diri mereka. Manusia yang membawa mereka begitu, bawa ke laut dan diikat dengan batu lalu buang ke laut. Itu pernyataan Tuhan," katanya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS