Opini
Opini : Antitesis Restorasi
Dalam tataran konseptual maupun implementatif, tatakelola partai politik yang demokratis akan memperkuat keutuhan bangsa.
Revitalisasi Restorasi
Restorasi, bukan sebagai “hasil akhir”, melainkan sebagai “proses”. Apakah ia menjelma menjadi “ideologi pemersatu” atau “ideologi penantang” atau yang lainnya, tidak lepas dari konteks zamannya. Tapi yang lebih penting bagaimana aktualisasinya.
Dalam arti kontekstual, dengan karakteristik masalah yang melingkupinya. Karena itu, agar lebih konstruktif harus melakukan revitalisasi restorasi dalam kerangka normatif.
Pertama, battle of value (pertarungan nilai). Partai Nasdem harus mendefinisikan ulang identitas dirinya mengotemplasikan peran-perannya dan melakukan gerakan absorbsi atau amputasi atas komponen-komponen yang tidak sejalan dengan tema besar restorasi.
Kedua, reaktualisasi gerakan perubahan restorasi. Mereka harus menata ulang keberpihakannya, pada kepentingan masyarakat berbangsa dan bernegara bukan kepentingan individu apalagi politik identitas.
Ketiga, gerakan perubahan restorasi harus meneguhkan relevansinya. Mereka mesti berkontribusi bagi liberasi berbangsa. Gerakan sosial-politik mereka harus menjadi bagian dari gerakan kolektif untuk tegaknya harkat dan martabat bangsa.
Yang terakhir ini bahkan merupakan pilihan yang paling rasional adalah restorasi tetap kita perlukan. Tetapi, makna, isi dan strategi kebijakan operasionalnya perlu diarahkan pada pengembangan demokrasi yang selaras dengan kebutuhan untuk tetap menjaga keutuhan kita sebagai bangsa. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS