Berita Sumba Timur

Tentang Hasil Penelitian Stunting, Bupati Kristofel Praing : Jika Tidak Diterapkan Maka Sia Sia 

langkah tersebut hanyalah satu bagian dari banyaknya langkah dan hanya menjadi penggugah rasa kemanusiaan

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
STUNTING - Bupati Sumba Timur Khristofel Praing Ingatkan Jajaran untuk Manfaatkan Hasil Penelitian Stunting 

Aplikasi digital menggunakan android yang diberi nama Aplikasi Ana Hamu itu akan terintegrasi memperkuat kolaborasi dalan upaya pencegahan dan penanganan stunting antar perangkat daerah terkait. Aplikasi tersebut juga dibuat untuk dapat terkoordinasi secara langsung realtime oleh Bupati. 

Domi Bandi mengakui, upaya pencegahan dan penanggulangan stunting selama ini telah berjalan baik di Sumba Timur. Namun demikian, kecenderungan penanganan masih bersifat parsial dan masih bersifat ego sektoral oleh masing masing perangkat daerah terkait. 

"Dengan ini kemudian hari kita akan mendapat mekanisme penanggulangan stunting yang terintegrasi dan komprehensif. Saya yakin akan lebih cepat karena selama ini belum terintegrasi. Masing masing OPD berusaha sendiri sendiri saja sudah membuahkan hasil, apalagi kalau kita bersama sama dalam satu media aplikasi," sebut Domi Bandi. 

Seminar hasil "Model Operasional Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Sumba Timur kerjasama pemerintah kabupaten Sumba Timur dan Loka Litbang Kesehatan Waikabubak"yang dibuka secara resmi oleh Bupati Khristofel Praing itu juga menampilkan presentasi dari anggota tim peneliti lainnya yakni Varry Lobo, SKM dan Ni Wayan Dewi Adnyana, S.Si.

Baca juga: Johanis Asadoma Kapolda NTT, Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq Yakin Sukses Pimpin Polda NTT 

Seminar juga tampak dihadiri Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur, Tinus Ndjurumbaha, Kepala Dinas Peternakan drh. Yohanis Praing, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan M.A. Praing, Sekretaris Badan Litbang Sari Palekahelu serta pimpinan perangkat daerah lainnya. Hadir pula para kepala puskesmas, lurah, dan para staf dinas terkait. 

"Sumba Timur angka stuntingnya tinggi, berbagai program kebijakan sudah dijalankan tapi penurunan stunting masih lambat, karena itu kita sebagai Badan Litbang berusaha untuk menciptakan inovasi terbaru yang sekiranya dapat membantu instansi untuk dapat mempercepat penurunan angka stunting di Sumba Timur," beber Domi Bandi. 

Dirinya juga berharap dengan implementasi model tersebut,  makan penurunan angka stunting akan lebih cepat lagi dari yang saat ini dicapai. Berbagai  inovasi yang terkait dengan penurunan stunting juga akan terus dikembangkan. "Kita berharap makin hari kita akan memperoleh penanggulangan stunting yang lebih cepat, lebih murah, lebih baik, lebih mudah dan lebih pintar," tambah dia. 

Aplikasi tersebut diupayakan untuk mendapat payung hukum sehingga dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah secara lebih luas. Saat ini, draft pemanfaatan inovasi Aplikasi Ana Hamu telah berada di meja Bagian Hukum Setda Sumba Timur. 

"Jadi aplikasi yang kita telurkan dari hasil penelitian ini akan diatur dalam peraturan bupati. Draft-nya sudah di tangan Bagian Hukum nanti akan dibahas. Setelah penetapan dengan Peraturan Bupati maka penanganan stunting akan terkoordinasi dengan semua OPD yang terlibat dalam penanggulangan stunting," tambah dia. 

Dengan adanya aplikasi tersebut, maka pihaknya meyakini penaganan stunting akan jauh lebih efektif dan optimal. Luas wilayah sumba Timur yang mencapai 7,05 km2 bukan menjadi hambatan lagi. Demikian pula dengan terpencarnya organisasi perangkat daerah. "Ini semua justru akan dipersatukan dan dipercepat dalam model aplikasi Ana Hamu," pungkas Domi Bandi. 

Pada tempat yang sama, koordinator peneliti, Varry Lobo, SKM mengaku, dari penelitian yang mereka lakukan telah mendapatkan sebuah model operasional penurunan stunting yang terintegrasi di Kabupaten Sumba Timur. 

Penelitian kolaboratif oleh lima peneliti yakni Varry Lobo, SKM, Roy Nusa RES, SKM., M.Si, Drs. Dominggus Bandi M.Si, Yeni Rinawaty, ST, Dr. Muhammadi Kazwaini, SKM., M.Kes, Ruben Wadu Wila, SKM., MSC, dan Ni Wayan Dewi Adnyana, SSi,  itu telah menghasilkan model operasional berbasis aplikasi android yang disebutnya memiliki keunggulan diantaranya gratis, terintegrasi serta mudah digunakan baik secara online dan offline. 

"Untuk wilayah yang sudah sinyal juga aplikasi ini dapat digunakan," ungkap Varry. 

Aplikasi tersebut juga dapat mendukung atau membantu pemerintah untuk memastikan setiap OPD melakukan intervensi apa kepada siapa. Aplikasi tersebut juga akan mendukung pemerintah dalam menerapkan Standar Pelayanan Minimum atau SPM Kabupaten Sumba Timur. 

"Jadi akan kelihatan nanti sasaran intervensi seperti remaja, ibu hamil dan balita itu sudah mendapatkan intervensi apa saja dari OPD mana saja," jelas Varry. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved