Berita Sumba Timur
Sumba Timur Akan Gunakan Operasional Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Berbasis Android
satu dari tiga anak balita di Nusa Tenggara timur mengalami stunting sesuai dengan catatan dari Studi Status Gizi Indonesia
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Pemkab Sumba Timur akan gunakan model operasional percepatan penurunan stunting terintegrasi berbasis Android
Penggunaan model operasional percepatan penurunan stunting terintegrasi berbasis Android, mejadi menjadi pekerjaan rumah yang gampang gampang sulit untuk dilaksanakan di daerah.
Pemkab Sumba Timur menjadi satu dari 22 kabupaten yang ikut menyumbangkan angka stunting dan membawa NTT menjadi pemyumbang terbayak angka stunting nasional dengan prosentase hingga 37,8 persen pada 2021.
Artinya, satu dari tiga anak balita di Nusa Tenggara timur mengalami stunting sesuai dengan catatan dari Studi Status Gizi Indonesia atau SSGI.
Baca juga: Penetrasi Sekolah Pasar Modal BEI di Sumba Timur Sasar Kaum Milenial
Prosentase stunting Kabupaten Sumba Timur pada 2021 tercatat 19,1 persen. Prosentase tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,8 persen pada penimbangan periode Februari 2022 sehingga menjadi 20,9 persen.
Pemkab terus berupaya keras agar mampu menurunkan angka prevalensi stunting di Bumi Matawai Amahu Pada NjarMelalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
Pemkab Sumba Timur terus berupaya untuk melahirkan inovasi yang dapat mempercepat pencegahan dan penanganan stunting agar mampu menjawab tantang pemerintah pusat zero stunting tahun 2024.
Inovasi Percepatan Penurunan stunting
Balitbangda Sumba Timur bekerja sama dengan Loka Litbang Kesehatan Waikabubak kembali melakukan penelitian untuk menghasilkan terobosan percepatan pencegahan dan penanganan stunting. Penelitian yang dilaksanakan bersama dengan melibatkan enam peneliti itu berlangsung sejak Mei hingga Oktober 2022.
Lokus penelitian dilaksanakan pada perangkat daerah dan elemen yang berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan stunting seperti DP3AP2KB, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, DPMD, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Peternakan dan Dinas Sosial. Selain itu juga orang tua asuh, pemerintah desa kelurahan serta PKK.
Kepala Balitbangda Sumba Timur, Drs. Dominggus bandi, M.Si mengatakan, hasil penelitian tersebut telah menciptakan inovasi model percepatan penurunan stunting yang terintegrasi dalam sebuah bentuk aplikasi.
Baca juga: Johanis Asadoma Kapolda NTT, Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq Yakin Sukses Pimpin Polda NTT
Aplikasi digital menggunakan android yang diberi nama Aplikasi Ana Hamu itu akan terintegrasi memperkuat kolaborasi dalan upaya pencegahan dan penanganan stunting antar perangkat daerah terkait. Aplikasi tersebut juga dibuat untuk dapat terkoordinasi secara langsung realtime oleh Bupati.
Domi Bandi mengakui, upaya pencegahan dan penanggulangan stunting selama ini telah berjalan baik di Sumba Timur. Namun demikian, kecenderungan penanganan masih bersifat parsial dan masih bersifat ego sektor oleh masing masing perangkat daerah terkait.
"Dengan ini kemudian hari kita akan mendapat mekanisme penanggulangan stunting yang terintegrasi dan komprehensif. Saya yakin akan lebih cepat karena selama ini belum terintegrasi. Masing masing OPD berusaha sendiri sendiri saja sudah membuahkan hasil, apalagi kalau kita bersama sama dalam satu media aplikasi," sebut Domi Bandi usai menjadi moderator dalam Seminar Hasil Penelitian Kesehatan yang dilaksanakan di Aula Setda Kabupaten Sumba Timur, Selasa 18 Oktober 2022.