KKB Papua

Diduga Terkait KKB, Polisi Tangkap Seorang Aparat Kampung Pemilik 1 Pucuk Senpi di Teluk Bintuni

SO sehari-hari seorang aparat kampung di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat kedapatan memiliki satu pucuk senjata api ra

Editor: Agustinus Sape
TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari
RILIS - Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi merilis penangkapan seorang aparat kampung di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, yang memiliki senjata api jenis revolver dan delapan butir peluru, Minggu 16 Oktober 2022. 

Pihak Polres Teluk Bintuni masih berupaya menuju lokasi kejadian.

”Aparat Polres Teluk Bintuni dan Brimob akan berupaya mengevakuasi para pekerja. Saat ini mereka telah menyelamatkan diri ke Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS,” papar Adam.

Ia menambahkan, para pekerja terdiri dari 11 pria dan seorang wanita. Mereka sedang mengerjakan pembuatan jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.

”Kami juga sedang mengklarifikasi adanya video empat pekerja yang tewas. Sebab, informasi dari Polres Teluk Bintuni hanya satu pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut,” ujarnya.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah IV Sorong_0164
OPM - Personel Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah IV Sorong. Kelompok diduga menjadi dalang penyerangan 12 pekerja jalan Trans Teluk Bintuni - Maybrat, Papua Barat, 29 September 2022.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menegaskan, pihaknya bertanggung jawab dalam penyerangan para pekerja jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.

Aksi ini dipimpin oleh Arnoldus Yancen Kocu selaku pemimpin operasi OPM Wilayah IV Sorong.

Ia menyatakan, OPM pimpinan Arnoldus membunuh empat pekerja dan melukai dua pekerja lainnya dalam aksi ini.

Pembunuhan empat warga ini karena dinilai sebagai anggota intelijen pihak keamanan yang menyamar sebagai pekerja jalan.

”OPM menyerang para pekerja ini karena kedapatan membawa senjata api. Mereka adalah anggota intelijen yang memantau pergerakan OPM,” ucap Sebby.

Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy menyesalkan peristiwa penyerangan para pekerja jalan di Kampung Mayerga. Ia menilai, seharusnya OPM tidak menggunakan cara kekerasan untuk memperjuangkan ideologinya.

Ia menilai, aksi kelompok tersebut dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin luas. Hal itu akan berdampak pada kehidupan masyarakat setempat.

”Aparat TNI dan kepolisian akan terlibat dalam konflik di daerah tersebut. Akibatnya, masyarakat akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” kata Yan.

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com/kompas.id

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved