KKB Papua

Diduga Terkait KKB, Polisi Tangkap Seorang Aparat Kampung Pemilik 1 Pucuk Senpi di Teluk Bintuni

SO sehari-hari seorang aparat kampung di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat kedapatan memiliki satu pucuk senjata api ra

Editor: Agustinus Sape
TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari
RILIS - Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi merilis penangkapan seorang aparat kampung di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, yang memiliki senjata api jenis revolver dan delapan butir peluru, Minggu 16 Oktober 2022. 

POS-KUPANG.COM - Seorang pria berinisial SO (46) yang diduga punya kaitan dengan KKB Papua ditangkap aparat Polres Teluk Bintuni, Polda Papua Barat, Minggu 16 Oktober 2022.

SO yang sehari-hari seorang aparat kampung di Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat kedapatan memiliki satu pucuk senjata.api rakitan. 

"Pemilik senjata api (senpi) jenis revolver rakitan dan delapan butir Peluru adalah SO berusia 46 tahun," ujar Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Pol Adam Erwindi, di Mapolda Papua Barat, Minggu 16 Oktober 2022

Ia menjelaskan, awalnya tim trauma healing dipimpin langsung Dir Bimas Polda Papua Barat, berkunjung ke Distrik Moskona Barat.

"Saat berada di Balai Kampung Macok, Distrik Moskona Barat, terlihat seorang anak kecil berlari sambil membawa tas," ucapnya.

Kemudian membuang tas tersebut di sekitar belakang rumahnya.

Lantaran mengundang kecurigaan, selanjutnya tim mengecek isi tas yang dibuang itu.

"Saat membuka tas didapatlah satu pucuk senjata rakitan dan delapan butir peluru," jelas Adam.

Baca juga: KKB Serang Pekerja Jalan Trans Bintuni-Maybrat, Polda Papua Barat Minta Bantuan Warga Tangkap Pelaku

Setelah itu, tim langsung melakukan penyelidikan dan menangkap SO yang merupakan pemiliknya.

"Saat ini dia sudah ditahan di Polres Teluk Bintuni, nanti akan dikembangkan apakah ada kaitannya dengan penyerangan pekerja jalan atau bukan," tuturnya.

Ia menjelaskan, yang membuang senjata itu adalah anak dari SO.

Seperti diberitakan, sekelompok orang tak dikenal menyerang 12 pekerja proyek jalan di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Kamis 29 September 2022. Seorang pekerja terluka karena terkena tembakan di lengan bagian kanan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat Komisaris Besar Adam Erwindi saat dihubungi dari Jayapura pada Jumat 30 September 2022 pagi membenarkan insiden penyerangan 12 pekerja di Kampung Mayerga.

Awalnya, aparat keamanan di Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS mendapatkan informasi tersebut berdasarkan laporan warga pada pukul 18.20 WIT.

Pihaknya telah mengklarifikasi informasi tersebut kepada Kapolres Teluk Bintuni Ajun Komisaris Besar Junov Siregar.

Pihak Polres Teluk Bintuni masih berupaya menuju lokasi kejadian.

”Aparat Polres Teluk Bintuni dan Brimob akan berupaya mengevakuasi para pekerja. Saat ini mereka telah menyelamatkan diri ke Pos Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS,” papar Adam.

Ia menambahkan, para pekerja terdiri dari 11 pria dan seorang wanita. Mereka sedang mengerjakan pembuatan jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.

”Kami juga sedang mengklarifikasi adanya video empat pekerja yang tewas. Sebab, informasi dari Polres Teluk Bintuni hanya satu pekerja yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut,” ujarnya.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah IV Sorong_0164
OPM - Personel Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah IV Sorong. Kelompok diduga menjadi dalang penyerangan 12 pekerja jalan Trans Teluk Bintuni - Maybrat, Papua Barat, 29 September 2022.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menegaskan, pihaknya bertanggung jawab dalam penyerangan para pekerja jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.

Aksi ini dipimpin oleh Arnoldus Yancen Kocu selaku pemimpin operasi OPM Wilayah IV Sorong.

Ia menyatakan, OPM pimpinan Arnoldus membunuh empat pekerja dan melukai dua pekerja lainnya dalam aksi ini.

Pembunuhan empat warga ini karena dinilai sebagai anggota intelijen pihak keamanan yang menyamar sebagai pekerja jalan.

”OPM menyerang para pekerja ini karena kedapatan membawa senjata api. Mereka adalah anggota intelijen yang memantau pergerakan OPM,” ucap Sebby.

Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy menyesalkan peristiwa penyerangan para pekerja jalan di Kampung Mayerga. Ia menilai, seharusnya OPM tidak menggunakan cara kekerasan untuk memperjuangkan ideologinya.

Ia menilai, aksi kelompok tersebut dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin luas. Hal itu akan berdampak pada kehidupan masyarakat setempat.

”Aparat TNI dan kepolisian akan terlibat dalam konflik di daerah tersebut. Akibatnya, masyarakat akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” kata Yan.

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com/kompas.id

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved