Berita Belu

Sekda Belu Panggil Kadis dan Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM

Ans membatah tuduhan dari sekretarisnya bahwa saat itu ia  dalam keadaan mabuk. Ia marah karena ulah sekretarisnya yang tidak menjaga etika

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG. COM/TENI JENAHAS
Sekda Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M. Si. 

Menurut Ans, dirinya sudah memberikan klarifikasi kepada Sekda Belu mengenai masalah tersebut. Ia juga memohon agar Sekda Belu bisa memanggil juga para staf dinas untuk klarifikasi. 

"Saya sudah sampaikan kepada Pak Sekda supaya bisa panggil staf klarifikasi satu per satu, jangan bersamaan dengan saya, mungkin mereka perasaan atau takut. Biar interogasi mereka satu-satu supaya tahu, apakah saya dalam keadaan mabuk atau dalam keadaan apa", pintanya. 

Ans mengatakan, sebagai manusia, ia sudah habis kesabaran karena sudah tiga kali, sekretarisnya mengancam dia dengan etika yang kurang sopan. 

"Saya sudah kerja dengan begini banyak. Kau datang lenggang baru marah saya. Saya manusia juga sudah habis kesabaran", tukasnya. 

Menurut Ans, sejak awal mesin finger print (absen elektronik) pasang di ruang staf lalu dipindah ke ruangan kadis karena sekretarisnya, Elfis Hale datang masuk finger print lalu pulang dan saat jam pulang kantor, sekretarisnya datang lagi untuk absen finger print. Secara elektronik, sekretarisnya hadir masuk kantor, tetapi faktanya tidak berada di kantor. 

Karena alasan ini, kadis memindahkan abses finger print ke ruang kerjanya agar bisa mengawasi stafnya. Dan ruangan selalu terbuka setiap hari. Kemudian kunci ruangan disiapkan tiga, satu kunci dipegang kadis, satu kunci pegang staf dan satu lagi dipegang penjaga malam. 

Menurut Kadis Ans, meski absen finger print dipasang di ruangannya namun staf di kantor tersebut tidak mengalami kendala untuk absensi, hanya sekretaris saja yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan finger print di ruang kadis. 

Akibat tidak disiplin masuk dan keluar kantor, tunjangan PTT sekretaris dipotong berdasarkan akumulasi ketidakdisiplinan. 

Salah satu staf dinas, Sintia saat ditanya POS-KUPANG.COM, mengatakan, para staf tidak senang dengan sikap sekretaris dinas Elfis Hale karena setiap ada persoalan di kantor selalu posting lewat medsos. 

"Kami ada kurang senang dengan sikapnya pak sek, yang sedikit-sedikit muat di medsos. Kita ASN pasti ada tata cara dan tata krama, muat di medsos ini walaupun mungkin bukan pak sek yang muat karena pakai akun palsu. Tapi setidaknya pembicaraan itu yang terjadi di dalam kantor, pasti sumbernya dari pak sek, tidak mungkin dari orang lain, itu yang kami sesalkan. Dan untuk semua yang pak kadis omong itu kami membenarkan", ungkap Sintia. 

Menurut Sintia, apa yang disampaikan kepala dinas benar adanya. Hanya mungkin kepala dinas tidak mampu menahan emosi sehingga marah.

"Memang seperti itu kejadiannya. Mungkin pak kadis terpancing emosi sehingga meluap. Tapi awalnya sudah ada. Dia (pak sek) sudah teriak dan main ancam, kebetulan pak kadis ada tamu. Jadi kurang etis kan", kisah Sintia. 

Lanjutnya, dengan kejadian tersebut, staf di kantor tetap bekerja seperti biasa dan Sekda Belu sudah memberikan peneguhan kepada mereka supaya tetap fokus pada tugas pokok dan fungsi ASN. 

Ditanya mengenai pemotongan TPP sekretaris dinas, Sintia menjelaskan, seharusnya sekretaris dinas menerima tunjungan TPP selama dua bulan sekitar Rp 4 juta lebih. 

"Dia seharusnya terima 4 juta lebih tapi kemarin itu dia terima sekitar 1 juta seratus. Hitung saja dia hampir 20 persen dia terima. Dan itu bukan kami yang ini, memang semua keputusan dari kadis sebagai pengguna anggaran", katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved