KKB Papua
Kapolres Beberkan Fakta: Pasca Diguncang KKB Papua, Kini Kiwirok Sudah Kondusif
Kapolres Pegunungan Bintang Papua, AKBP Cahyo Sukarnito, membeberkan fakta terbaru tentang situasi terkini di Kiwirok, sudah aman. warga boleh pulang.
POS-KUPANG.COM - Kapolres Pegubin ( Pegunungan Bintang ) Papua, AKBP Cahyo Sukarnito, membeberkan fakta terbaru tentang situasi di Distrik Kiwirok, pasca daerah itu diserang sekelompok pria yang tergabung dalam KKB Papua.
KKB Papua atau Kelompok Kriminal Bersenjata merupakan organisasi sayap TPNPB ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat ). Kelompok separatis ini melakukan aksinya untuk tujuan tertentu.
Dalam penyerangan ke Distrik Kiwirok, KKB Papua menembak mati sejumlah warga sipil dan memperlakukan warga lainnya secara kejam. Tapi saat ini semuanya sudah kondusif. Kiwirok sudah aman. "Dalam beberapa bulan ini situasi keamanan di Kiwirok sudah kondusif. Tidak ada lagi gangguan seperti yang dilakukan KKB Papua saat itu," ujar Cahyo Sukarnito.
Selama ini, lanjut dia, meski semua warga Kiwirok meninggalkan kampung halamannya, tetapi aparat keamanan baik TNI maupun Polri senantiasa tetap bertugas di Kiwirok untuk menciptakan keamanan bagi daerah itu.
Baca juga: KKB Papua Melemah, Penyandang Dana Perang Kini Ditangkap Polisi, Kisahnya Bikin Merinding
Kendati Kiwirok sudah kondusif, tetapi ia tidak bisa memastikan apakah anggota KKB Papua sudah keluar dari kawasan Kiwirok atau belum.
"Dari laporan, tidak ada bunyi tembakan (dari KKB). Kita tidak bisa pastikan KKB masih ada di sana atau tidak, karena KKB Papua itu menguasai medan Kiwirok," ujar Kapolres Cahyo Sukarnito.
Ia menyebutkan sejak serangan KKB ke Kiwirok, sampai saat ini jumlah warga Kiwirok yang mengungsi ke Oksibil, sebanyak 273 orang.
"Data sementara saat ini, ada 273 warga Kiwirok yang ada di Oksibil," ujarnya.
Mengenai tempat tinggal, Cahyo mengungkapkan, umumnya masyarakat Kiwirok tinggal bersama tokoh masyarakat atau keluarganya masing-masing.
Aparat Siap ke Kiwirok
Tentang adanya keinginan masyarakat kembali ke tanah kelahirannya di Kiwirok, Cahyo Sukarnito mengatakan siap mendukung.
Tapi sampai sekarang upaya memulangkan warga itu belum dilakukan karena keputusan terakhir itu ada di tangan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Untuk memastikan KKB tak lagi menyerang masyarakat di Kiwirok, perlu komunikasi aktif antara pemerintah kabupaten dan KKB."
"Tapi pada prinsipnya kami siap mendukung keinginan masyarakat. Hanya saja kita tunggu hasil komunikasi pemerintah daerah untuk menjamin keamanan daerah itu," ujarnya.
Baca juga: Maxsi Ahoren Kutuk Tindakan KKB Papua: Pembantaian Pekerja di Bintuni Bukan Budaya Orang Papua
Ia juga menyebutkan, alangkah baiknya ada dialog pemerintah daerah dengan orang-orang yang berseberangan (KKB) supaya jangan ada lagi warga yang jadi korban akibat ulah KKB," ujarnya.
Untuk memulangkan warga Kiwirok, cara termudah dengan pesawat terbang perintis yang memerlukan biaya tinggi namun berisiko paling rendah.
Berikutnyja berjalan kaki dengan pengawalan aparat keamanan. Tapi jarak tempuh jauh dan cukup berisiko.
"Untuk memobilisasi masyarakat bila akan kembali ke Kiwirok, kita menunggu, kalau pemerintah daerah menyediakan sarana transportasi maka menggunakan penerbangan."
"Kemarin ada penyampaian dari masyarakat kalau mereka mau berjalan kaki, nanti TNI-Polri kawal, itu butuh waktu 2-3 hari, tergantung beban yang dibawa," kata Cahyo.
Kompas.com sudah berusaha menghubungi Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana dan Plt Sekretaris Daerah Pegunungan Bintang Aloysius Giai melalui telepon dan pesan singkat.
Namun hingga berita ini disiarkan, belum ada jawaban dari dua pejabat daerah tersebut.
Untuk diketahui, pada 13 September 2021, KKB Papua dibawah kelompok Ngalum Kupel menyerang Distrik Kiwirok dan menghancurkan beberapa fasilitas umum, baik puskesmas maupun gedung sekolah.
Dalam insiden itu, seorang tenaga kesehatan tewas dan dua lainnya terluka akibat kekejaman KKB. Saat itu, ratusan warga Kiwirok pun berbondong-bondong melarikan diri dengan mengungsi ke Distrik Oksibil.
Baca juga: Kombes Novia Jaya Ungkap Fakta Mengerikan, Ada Anggota KKB Papua Berusia di Bawah Umur
Namun setelah lebih dari setahun mengungsi di Distrik Oksibil, kini warga Kiwirok ingin kembali ke kampung halamannya di Kiwirok.
Distrik Kiwirok merupakan kawasan terpencil di Pegunungan Bintang, Papua. Distrik ini hanya bisa dijangkau dengan penerbangan selama 30 menit dari Distrik Oksibil.
Sementara kalau berjalan kaki, warga biasanya membutuhkan waktu dua malam dari Oksibil menuju Kiwirok.
Masalahnya, adalah selain kawasan tersebut dikelilingi perbukitan, sampai saat ini belum dibuka akses jalan dari dan ke daerah itu.
Niko Nawipa: Kami Mau Pulang
Niko Nawipa, salah seorang warga Kiwirok mengatakan, saat ini hampir semua warga ingin pulang ke tanah kelahirannya.
Warga pulang untuk melihat keadaan rumah, pulang untuk bekerja, mengolah kebun dan ladang miliknya, pulang untuk urus kopi.
Baca juga: Perantau Asal Sulsel Luput dari Tembakan KKB Papua, Pengakuannya Bikin Merinding
Kiwirok merupakan tempat yang aman dan kini terkenal karena biji kopinya.
"Kami sangat rindu pulang kampung, untuk bekerja seperti dulu," ujar Niko Nawipa melalui keterangan tertulis, Selasa 11 Oktober 2022.
Niko yang merupakan Kepala SMPN Kiwirok itu menyebutkan bahwa selama ini banyak warga sulit mendapat kehidupan yang layak di daerah pengungsian, Oksibil.
Karena itu, ia berharap pemerintah dan aparat keamanan bisa memfasilitasi mereka untuk kembali ke Kiwirok.
Hal senada juga disampaikan Karolus Butu.
Ia khawatir kekosongan di Kiwirok bisa membuat bangunan di wilayah tersebut rusak karena tidak ada yang merawatnya.
“Kami ingin kembali dan menata ulang kehidupan kami, di sana kampung halaman kami, karena kami di sini sudah cukup lama," kata dia.
Ia juga mengkhawatirkan keadaan anak-anak Kiwirok yang harus bersekolah di Oksibil dengan keadaan seadanya.
Menurut dia, saat melarikan diri, warga hanya bisa membawa barang seadanya karena takut akan dikejar KKB.
Baca juga: KKB Papua Melemah, Penyandang Dana Perang Kini Ditangkap Polisi, Kisahnya Bikin Merinding
"Maka dari itu kami harap pemerintah segera membangun kembali sarana dan prasarana di Distrik Kiwirok, terutama gedung sekolah, agar kami dapat bertugas dan bersekolah kembali seperti sekolah lain di indonesia dan membangun kampung kami distrik Kiwirok," tuturnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Kiwirok-Papua-Sudah-Kondusif.jpg)