Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 11 Oktober 2022, Berikanlah Isinya Sebagai Sedekah
Renungan Harian Katolik ini disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Berikanlah Isinya Sebagai Sedekah dan Semuanya Akan Menjadi Bersih Bagimu.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Berikanlah Isinya Sebagai Sedekah dan Semuanya Akan Menjadi Bersih Bagimu.
RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Galatia 4:31b-5:6, dan bacaan Injil Lukas 11:37-41.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 11 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Kita sudah belajar di masa pandemi Covid-19 bagaimana penerapan pola hidup sehat. Orang tak boleh lupa mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjaga kesehatan.
Banyak dari antara kita sudah terbiasa dengan hal-hal baik seperti ini sehingga mutu hidup mereka pun terjamin.
Lain halnya dengan praktik orang Yahudi. Mereka mencuci tangan bukannya karena alasan kesehatan, melainkan karena mereka memegang adat istiadat nenek moyang mereka.
Dengan mencuci tangan, maka kesucian diri mereka tetap terjaga baik.
Yesus adalah tamu istimewa yang diundang ke rumah tokoh Farisi. Mata semua orang tertuju kepada-Nya dan merasa heran karena Yesus makan tanpa cuci tangan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 11 Oktober 2022, Muka Farisi Sekali
Bagi kita, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan karena alasan kesehatan. Sedangkan bagi masyarakat Yahudi, mencuci tangan sebelum makan sebagai cara untuk mencapai kekudusan.
Hal ini yang dianggap keliru oleh Yesus, maka Yesus sengaja mendobrak adat kebiasaan mereka, sebab intinya orang hanya mau pamerkan diri. Padahal hati mereka sangat jauh dari Allah.
Yesus mengutamakan kemurnian hati orang dalam relasi, baik antarmanusia maupun dengan diri Allah.
Mematuhi hukum Taurat bukan karena aturannya itu, tapi apa yang harus dilakukan secara murni dan konsekuen bagi Tuhan dan sesama.
Yesus mau katakan bahwa sikap dan perbuatan kita di mata Tuhan harus bersih. Lebih daripada itu bahwa hati dan pikiran kita harus lebih bersih, sebab apa yang dirancang dan dilakukan itu merupakan cerminan hati manusia.
Orang akan membaca hasil perbuatan lahiriah kita, apakah sungguh tulus atau tidak apa yang ditunjukkan.
Orang jadi tak respek jika tampilan lahiriah kita dinilai negatif. Karena semua itu pun datang dari kedalaman hati dan pikiran.