Berita NTT
Gubernur NTT Viktor Laiskodat Tegaskan Kepala Desa dan Lurah Wajib Tahu Warga yang Stunting
Menurut Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, hal ini nantinya akan berpengaruh kepada laporan kepada bupati tentang perkembangan stunting
Penulis: Petrus Piter | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menenkankan jika para lurah dan kepala desa harus mengetahui dengan benar siapa warganya yang stunting dan cara mengatasinya.
Menurut Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, hal ini nantinya akan berpengaruh kepada laporan kepada bupati tentang perkembangan stunting di wilayahnya sesuai dengan fakta di lapangan.
Dengan demikian, lanjut Gubernur NTT Viktor Laiskodat, laporan perkembangan stunting Sumba Barat kepada gubernur benar pula. Namun, bila laporan lurah dan kepala desa kepada camat kurang benar maka laporan camat ke bupati dan selanjutnya ke gubernur pasti salah juga.
Hal ini dikarenakan, para camat, lurah dan kepala desa adalah motor penggerak pembangunan kecamatan, kelurahan dan desa masing-masing.
Karena itu, seorang camat, lurah dan kepala desa harus mengetahui betul informasi tentang keadaan kelurahan dan desa masing-masing.
Demikian penegasan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, S.H dalam arahannya ketika mengadakan pertemuan dengan para camat, lurah dan kepala desa se-Kabupaten Sumba Barat di aula kantor Bupati Sumba Barat, Senin 10 Oktober 2022.
Didampingi Wakil Bupati Sumba Barat, John Lado Bora Kabba, S.Pd, Sekda Sumba Barat, Yermia Ndapa Doda, S.Sos dan hadir pula Bupati Nagekeo, dr Johanes Don Bosco Do, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, S.H lebih lanjut menyatakan menjadi kepala desa dan lurah harus sungguh-sungguh bekerja untuk pembangunan desanya.
Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Klaim Kasus Kekurangan Gizi Bagi Anak di NTT Turun 18 Persen
Selain stunting, seorang lurah dan kepala desa harus mengetahui sampai saat ini, berapa lahan masyarakat yang sudah menanam jagung.
Sebab tanaman jagung memiliki prospek pasar sangat bagus. Seorang lurah dan kepala desa harus mengetahui berapa lahan yang telah disiapkan petani untuk tanam tahun ini.
Dan berapa luas lahan yang belum digarap. Lalu bagaimana solusi desa memanfaatkan lahan kosong dengan mengupayakan mengelolah menanam jagung.
Bila dalam hal pengelolaan lahan menanam jagung mengalami kendala modal maka silahkan memanfaatkan dan KUR Bank NTT.
Baca juga: Video Viral Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat Hadiri Pemakaman Umbu Yadar
Untuk usaha tanam jagung satu hektar are bisa mendapatkan pinjaman dana Bank NTT sebesar Rp 6 juta.
Selanjutnya, setelah panen, menjual produk jagung tersebut para petani harus mengembalikan dana pinjaman modal usaha dari bank NTT sebesar Rp 6 juta. Sedangkan selebihnya adalah untuk petani.
Karena itu, Gubernur Laiskodat menyarankan agar usaha mengelolah lahan jagung tidak bisa bekerja sendiri-sendiri tetapi bekerja kolaborasi antara para petani, pengusaha daerah ini dan investor serta pemerintah secara teknis memberkan dampingan agar usaha sukses.
Bila semua elemen bergerak maka petani daerah ini pasti makmur. Sebab jagung memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS