Berita Lembata

Pertamina Temukan Pelangsir BBM di Lembata yang Sebabkan Harga Eceran Melonjak Drastis

Pelangsir BBM bermakna seseorang yang membeli BBM dengan jumlah besar untuk kemudian dijual lagi kepada pihak lain demi memperoleh keuntungan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Pertemuan membahas masalah antrean BBM di Lewoleba di rumah jabatan bupati Lembata, Jumat, 07 Oktober 2022. Pertemuan dihadiri langsung oleh Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa, Penjabat sementara Sales Branch Manajer (SBM) Pertamina Rayon 3 NTT Joko Wibowo, Wakil Ketua DPRD Lembata Ibrahim Begu, anggota DPRD Lembata Gregorius Amo, pihak PT Lembata Satu Development yang mengelola SPBU 03 Waijarang dan 04 SPBU Balauring dan PT Hikam yang mengelola SPBU 01 Lamahora. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Penjabat sementara Sales Branch Manajer Pertamina Rayon 3 NTT Joko Wibowo datang langsung ke Lembata untuk mencari tahu masalah antrean bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Lembata. Dia tiba di Lembata, Jumat, 7 Oktober 2022 pagi dan pada malam harinya langsung melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah dan para penyalur di rumah jabatan Bupati Lembata.

Pada kesempatan itu, Joko Wibowo, sempat menyampaikan temuan lapangannya. Menurut dia, sudah tidak dapat dimungkiri kalau selama ini ada pelangsir BBM yang seringkali masuk ke SPBU Lamahora.

Pelangsir BBM bermakna seseorang yang membeli BBM dengan jumlah besar untuk kemudian dijual lagi kepada pihak lain demi memperoleh keuntungan. Seorang pelangsir bisa dua sampai tiga kali mengisi BBM di dalam kendaraan miliknya, kemudian dijual lagi.

Baca juga: PT Hikam Akui Ada Masalah Keuangan, Stok BBM Subsidi Tidak Bisa Terangkut ke Lembata

Joko menemukan fakta ini saat bertemu dengan seorang pengecer di Kota Lewoleba. Menurut dia, pengecer merupakan ‘tangan ketiga’ yang menerima BBM dari pelangsir. Dia tidak membeli BBM langsung dari SPBU melainkan dari ‘tangan kedua.’

“Memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwa di depan kita ada pelangsir yang masuk ke SPBU,” ungkapnya.

“Ketika saya di lapangan saya tanya kepada pengecer di jalan jalan. Dengan kondisi yang dijual botolan, pertamax itu harganya Rp 20 ribu tapi pertalite Rp 25 ribu. Kok bisa? Padalah pertamax lebih bagus pasti lebih mahal. Tapi, jadi lebih  murah di pengecer. Ini artinya ada keterbatasan jumlah ketahanan stok di SPBU,” papar Joko.

Baca juga: Penjabat Bupati Lembata Kesal Pemilik SPBU Lamahora Tak Kooperatif

Dia meminta pihak SPBU untuk menertibkan konsumen pelangsir BBM supaya tidak mengisi dua sampai tiga kali.

“Pantau operator, jangan terima yang mengisi dua kali,” ujarnya.

Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Lembata, Longginus Lega, mengusulkan supaya pemerintah daerah kembali menertibkan kendaraan-kendaraan yang sering diparkir di jalan di luar jam operasional SPBU. Apalagi, menurut dia, kendaraan-kendaraan tersebut diparkir begitu saja hampir 24 jam di pinggir jalan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved