Berita Ende

Kisah Ansel Kea Penyuluh KB di Detukeli Ende, Keluar Masuk Kampung Demi Menekan Angka Kelahiran

selain topografi yang sulit dijangkau, tingkat pemahaman dari masyarakat yang masih sangat rendah juga menjadi masalah tersendiri bagi seorang PLKB

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
SOSIALISASI - Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Detukeli Anselmus Kea ketika melakukan penyuluhan tentang program KB di salah satu desa di Kecamatan Detukeli.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM, MBAY- Menjadi seorang Petugas Lapangan Keluarga Berencana ( PLKB ) memang tidaklah mudah. Banyak tantangan di lapangan yang harus dihadapi oleh seorang petugas lapangan.

Hal itu juga yang dirasakan Anselmus Kea salah seorang PLKB di Kabupaten Ende.

Pria yang biasa disapa Ansel itu bertugas sebagai petugas lapangan KB di wilayah Kecamatan Detukeli.

Untuk diketahui, Kecamatan Detukeli merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Ende.

Kecamatan itu letaknya berada diatas ketinggian atau sekitar 748 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Karena berada di atas ketinggian, topografi di Kecamatan Detukeli sulit untuk dijangkau. Akses jalan dari desa dan kampung-kampung yang ada di kecamatan itu masih sangat sulit dilewati kendaraan.

Selain karena topografi yang sulit dijangkau, tingkat pemahaman dari masyarakat yang masih sangat rendah juga menjadi masalah tersendiri bagi seorang PLKB seperti dirinya.

Belum lagi tidak adanya dukungan secara penuh dari beberapa kalangan terhadap penyelenggaraan Program KB membuat pelayanan Program KB di kecamatan itu belum maksimal.

Kepada Pos Kupang, Anselmus Kea mengatakan, meski terdapat sejumlah tantangan, ia tetap berkomitmen untuk menyampaikan informasi tentang arti dan manfaat program secara intens kepada masyarakat terutama kepada sasaran yang sangat membutuhkan pelayanan program.

Selain itu, dirinya terus melakukan advokasi kepada tokoh-tokoh terkait demi memperoleh pemahaman serta dukungan terhadap manfaat dan pelaksanaan program.

"Karena tingkat pemahaman masyarakat yang masih sangat rendah terhadap manfaat program sehingga belum memperoleh dukungan secara penuh dari beberapa kalangan warga terhadap program KB ," ungkapnya suami dari Supriantini ini.

Ia menambahkan, masih rendahnya pola pikir sebagian masyarakat yang ada di wilayah itu berdampak terhadap rendahnya penerapan pola perilaku hidup sehat dalam keluarga.

Hal itu sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang kurang memadai serta minimnya keinginan masyarakat untuk dapat mengakses informasi kesehatan termasuk juga informasi mengenai Program KB.

Belum lagi, kaum mudah di daerah tersebut belum terlibat secara aktif demi mensukseskan program. Masih banyak kaum muda yang juga rentan terhadap permasalahan sosial dan apatis terhadap Program KB.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved