Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022, Santo Vinsensius a Paulo: Peduli pada Fakir Miskin
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Eman Kiik Mau dengan judul Santo Vinsensius a Paulo: Peduli pada Fakir Miskin.
Penolakan, kebencian, penghinaan, kekerasan, ketidakadilan yang kita rasakan di dalam hidup ini, cenderung mendorong kita mencari cara untuk melampiaskan amarah atau membalas perbuatan mereka yang telah menyakiti hati kita.
Seperti yang dialami Yesus dalam Injil Lukas hari ini. Yesus ditolak oleh orang Samaria. Para murid menjadi geram dan ingin segera menghukum orang Samaria (Luk 9:51-56).
Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?
Yesus Maha Kasih. Ia tidak membalas penolakan itu dengan hukuman, melainkan dengan kasih. Ia tetap mengasihi siapa saja bahkan mereka yang telah menolak, menganiaya dan mengkhianati Dia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022, Allah Bekerja untuk Kemenangan Kita
Kasih Tuhan tak terbatas bagi kita. Kita diajak untuk menyebarluaskan kasih Tuhan itu kepada sesama yang ada di sekitar kita. Mulai dari orang yang dekat dengan kita, mereka yang lemah, miskin dan papa, sampai pada orang-orang yang pernah menyakiti kita.
Membalas air tuba dengan air susu bukanlah perkara yang mudah. Tuhan telah menjadikan kita anak-anak-Nya, maka kita perlu secara nyata untuk meneladani sikap-Nya, menyebarkan kasih-Nya kepada orang banyak.
Perlahan tapi pasti, kita mulai mau untuk memaafkan, mendoakan dan memperbaiki relasi dengan mereka yang telah menyakiti hati kita.
Marilah kita mohon rahmat Allah agar kita semakin dimampukan dan dikuatkan untuk menjadi saluran kasih-Nya bagi sesama, menjadi pembawa damai-Nya bagi mereka yang memerlukannya.
Santo Vinsensius, doakanlah kami. Amin.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022

Bacaan Pertama: Ayub 3:1-3.11-17.20-23
Mengapa orang malang diberi terang?
Bacaan dari Kitab Ayub:
Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’.
Mengapa aku tidak mati waktu lahir?