Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Leo Kleden SVD dengan judul Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin.
4. Apakah kita masih sanggup mengenal Wajah Tuhan ini dan mengabdi-Nya dalam sesama yang kecil, miskin dan tersisih?
"Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku", firman Tuhan (Mat. 25: 40).
5. Tanpa perhatian dan tindakan kasih bagi sesama, orang tidak membangun jembatan penyeberangan menuju keselamatan di akhirat.
Itulah yang dimaksudkan dengan ungkapan bahwa antara Lazarus yang ada di pangkuan Abraham dan si kaya di tempat siksaan, "terbentang jurang yang tak terseberangi".
Hanya kita sendiri yang sanggup membangun jembatan itu semasa hidup melalui tindakan kasih
6. DOA
+ Tuhan, bukalah mata dan hati kami untuk mengenal Wajah-Mu Yang Kudus dalam diri orang-orang kecil, miskin dan hina dina. Dan sanggupkanlah kami mengabdi Engkau dengan tulus dan rendah hati dalam pelayanan bagi sesama, karena itulah sembah bakti yang berkenan pada-Mu, titian kasih ke hidup abadi. + Amin.
Salam kasih, doa dan persembahan Ekaristi untukmu.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022

Bacaan Pertama: Amos 6:1a.4-7
Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan.
Bacaan dari Kitab Amos:
Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang;
yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya!
Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”