Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 22 September 2022, Kenikmatan Duniawi Adalah Sia-sia
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kenikmatan Duniawi Adalah Sia-sia.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kenikmatan Duniawi Adalah Sia-sia.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk Kotab Pengkotbah 1:2-11, dan bacaan Injil Lukas 9:7-9.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 22 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
Semua hal berjalan rutin dan itu biasa. Ada yang datang dan ada yang pergi. Semuanya mengalir dan tak pernah menjadi penuh. Tidak ada yang baru karena yang ada itu pernah ada.
Semua ini kalau dilihat sepintas, bisa saja terkesan sebagai gambaran pesimistis hidup kita kaum beriman. Hidup seakan tak punya harapan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 18 September 2022, Pakai Uang Secara Bertanggung Jawab
Tapi ketika kita renungkan secara mendalam ternyata kita temukan jawaban bahwa betapa manusia ini kadang bahkan sering kali tampil dengan serakah dan sombong.
Setiap waktu hidupnya lebih banyak berpikir untuk mengejar kebesaran, kekuasaan, kekayaan dan kenikmatan daging.
Hal ini tampak nyata tergambar dalam peri hidup Herodes, raja yang haus darah dan haus kuasa.
Terlampau tenggelam dalam kenikmatan duniawi sampai hati nurani menjadi begitu buta dan mati.
Memang hidup yang dengan pikiran sesat dan buta nurani tak pernah lagi mengusahakan pembaruan dan pertobatan.
Yesus yang datang ke dunia sebagai cahaya yang menyinari kegelapan hati manusia tak sedikit pun berpengaruh bagi Herodes untuk mengubah hidup.
Nuraninya yang telah lama menjadi buta dan mati oleh terlampau tenggelam dalam keserakahan yang tak berujung kini diperparah oleh kecemasan dan kegelisahannya sendiri.
Ya, Herodes takut tersaingi oleh kehadiran Yesus. Takut kehilangan popularitas atas dirinya maka kehadiran Yesus dilihat sebagai ancaman.
Karena itu Herodes ingin bertemu dengan Yesus, tapi bukan untuk membarui hidup dan bertobat. Melainkan meningkatkan ambisi keserakaannya untuk membunuh Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 22 September 2022, Kegelisahan Herodes Juga Milik Kita
Di sinilah sesungguhnya letaknya kesia-siaan itu. Karena orang hanya mengejar kenikmatan duniawi dan menutup mata batin untuk mengusahakan perkara-perkara surgawi.
Padahal tenggelam dalam kenikmatan duniawi adalah kesia-siaan dan kebinasaan sedangkan mengusahakan perkara-perkara surgawi adalah hidup yang berbahagia hingga kekal.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Kamis 22 September 2022

Bacaan Pertama: Pengkhotbah 1:2-11
Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari.
Bacaan dari Kitab Pengkotbah:
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.
Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar.
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita.
Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17
Refr. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
Bait Pengantar Injil: Yohanes 14:6
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Bacaan Injil: Lukas 9:7-9
Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.
Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya.
Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS