Berita Nasional

Kapolri Blak-blakan Soal Kasus Brigadir J, Awalnya Penyidik Takut Sama Ferdy Sambo, Sekarang Tidak

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo blak-blakan mengungkapkan kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat oleh Irjen Ferdy Sambo.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
DIBERHENTIKAN - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberhentikan tidak dengan hormat Irjen Ferdy Sambo, Kombes Agus Nurpatria dan Komplol Chuck Putranto, karena terlibat obstruction of justice dalam kasus pembunuhan Brigadir J 

POS-KUPANG.COM - Saat ini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo blak-blakan mengungkapkan kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat oleh Irjen Ferdy Sambo.

Kapolri mengungkapkan, awalnya para penyidik takut karena Irjen Ferdy Sambo merupakan Kadiv Propam Polri dan dikelilingi oleh para jenderal dengan jabatan yang mentereng.

"Awalnya penyidik takut saat menangani kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo," tuturnya.

Dikatakannya, para penyidik itu takut bila berhadapan dengan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. "Tapi itu dulu, sekarang tidak lagi," ujarnya.

Baca juga: Ferdy Sambo Makan Banyak Korban, Kini Satu Per Satu Perwira Polisi Dipecat dari Korps Bhayangkara

Kapolri Jenderal Listyo Sogit Prabowo membeberkan hal itu dalam program Satu Meja The Forum Spesial 'Siasat Kapolri di Pusaran Kasus Sambo' di Kompas TV, Rabu 7 September 2022 malam.

"Saat itu kami lihat bahwa penyidik takut. Sempat takut karena ada bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan."

MAKAN KORBAN - Ferdy Sambo tak hanya menghabisi Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat tapi juga menghabisi karier sejumlah perwira polisi, termasuk Kombes Agus Nurpatria dan Kompol Chuck Putranto.
MAKAN KORBAN - Ferdy Sambo tak hanya menghabisi Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat tapi juga menghabisi karier sejumlah perwira polisi, termasuk Kombes Agus Nurpatria dan Kompol Chuck Putranto. (POS-KUPANG.COM)

"Dari situ kami putuskan 25 orang yang pada saat itu termasuk yang bersangkutan (Ferdy Sambo), didemosi dan diganti dengan pejabat yang baru," tandas jenderal Listyo Sigit Prabowo seperti dikutip dari Kompas Tv.

Saat diwawancara Jurnalis Senior Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Kapolri mengatakan setelah Ferdy Sambo dinonaktifkan, barulah kasus pembunuhan berencana tersebut secara perlahan mulai terbongkar.

"Alhamdulillah begitu kami ganti, prosesnya mulai berjalan lancar, mulai terbuka. Kemudian kejanggalan-kejanggalan yang pada saat itu kami dapat, mulai bisa terjawab."

"Utamanya memang pada saat itu kami mulai/start masalah perkenaan atau pun temuan balistik di TKP, berbeda dengan apa yang dia sampaikan," katanya.

Kapolri juga tidak menampik kalau kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J itu merupakan pukulan bagi Polri. Makanya saat ini Kapolri sedang memperbaiki citra institusi.

Menurutnya, pada saat hasil survei awal, Polri berada di angka 74 persen, sehingga kemudian dengan melaksanakan berbagai program transformasi menuju Polri yang presisi pada saat itu.

"Makanya begitu ada peristiwa Sambo memang dampaknya luar biasa. Angka kami tiba-tiba turun di angka sekitar 54 persen, dan tentunya ini pukulan buat kami," ujarnya.

"Inilah yang kemudian menjadi tekat kami untuk betul-betul menuntaskannya," tegasnya.

Kepada Budiman Tanuredjo, disampaikan bahwa awalnya sulit menangani perkara tersebut, karena skenario Ferdy Sambo tersebar luas

"Memang awalnya sulit Pak Budiman, karena mulanya FS menceritakan peristiwa di Duren Tiga itu kan tembak-menembak. Dan itu disampaikan ke banyak orang, termasuk saya. Termasuk saya."

"Makanya pada saat itu saya tanyakan kepada yang bersangkutan, "Kamu jujur, kamu terlibat atau tidak?" saya tanyakan, dua kali saya tanyakan."

Baca juga: Agar Tak Ternoda, Hotman Paris Tolak Dampingi Ferdy Sambo - Putri Candrawathi dalam Kasus Brigadir J

Saya sampaikan, "Karena saya akan memproses ini sesuai dengan fakta, jadi kalau kira-kira peristiwanya tidak seperti itu ceritakan, tapi kalau memang seperti itu nanti akan kita lihat pembuktiannya sesuai dengan fakta".

Memang kemudian banyak muncul informasi-informasi kejanggalan ya. Apalagi pada saat kemudian meledak dari keluarga almarhun Yosua di Jambi karena waktu itu dilarang untuk dimakamkan secara kedinasan, dan itu kemudian semakin membesar.

"Makanya kemudian diputuskan untuk membentuk timsus. Timsus itu kami libatkan para pejabat utama Polri. Saya libatkan Wakapolri, Pak Irwasum, dan Kabareskrim, serta beberapa tim yang memiliki integritas.

Pada bagian lain disebutkan pula bahwa saat ini masih banyak anggota Polri yang mampu berbuat baik.

Hal ini dikatakan Kapolri di tengah kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo yang menjadi sorotan publik.

"Kami yakin bahwa masih banyak anggota kami yang mampu berbuat baik," kata Kapolri dari akun instagram @divisihumaspolri seperti dikutip, Minggu 28 Agustus 2022.

Mantan Kabareskrim Polri ini meminta anggotanya untuk terus melakukan hal-hal baik yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Tentunya kepada seluruh anggota di lapangan, bagi kalian yang sudah berbuat baik untuk terus bersemangat karena institusi Polri ini sampai kapan pun harus kita jaga," ucapnya.

Lebih lanjut, Listyo meminta dukungan dari masyarakat agar terus mengawal institusi Polri sebagai penegak hukum.

Selain itu, dia mengungkapkan akan memperbaiki sistem di tubuh Polri sehingga bisa meningkatkan pelayanan dan lebih dekat ke masyarakat.

"Terimakasih atas dukungan kepada seluruh anggota di lapangan dan ini bagi kami menjadi energi untuk semangat baru kami menghadapi situasi yang ada supaya kami bisa seger memperbaiki citra Polri, marwah Polri," ungkapnya.

Sebagai informasi, Brigadir J tewas setelah ditembak di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat 8 Juli 2022.

Terkait itu, Timsus Polri sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam pusaran kasus pembunuhan Brigadir J.

Kelima orang itu adalah Irjen Ferdy Sambo, istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawati, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuwat Maruf.

Baca juga: Polri Beberkan Dugaan Keterlibatan Kombes Agus Nurpatria di Kasus Ferdy Sambo, Dipecat?

SUASANA TKP - Suasana terkini di tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan di rumah pribadi Ferdy Sambo yang letaknya tak jauh dari Rumah Dinas Kadiv Propam yang ditempati Irjen Ferdy Sambo. Rekonstruksi ini berlangsung Selasa 30 Agustus 2022.
SUASANA TKP - Suasana terkini di tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan di rumah pribadi Ferdy Sambo yang letaknya tak jauh dari Rumah Dinas Kadiv Propam yang ditempati Irjen Ferdy Sambo. Rekonstruksi ini berlangsung Selasa 30 Agustus 2022. (Tribunnews.com)

Ferdy Sambo Menangis dan Bersumpah

Ferdy Sambo ternyjata menangis saat memberi pengakuan tentang tewasnya Brigadir J yang merupakan ajudannya sendiri.

Bahkan ia sampai bersumpah ketika ditanyakan Kapolri tentang kasus yang dilakukannya.

Kapolri mengungkapkan bahwa tersangka merupakan dalang pembunuhan tersebut tetapi melakukan berbagai cara dengan membohonginya. Padahal saat menceritakan kasus itu, Sambo bercucuran air mata.

Ferdy Sambo ternyata 'ngeprank' Kapolri dengan menceritakan kasus itu sambil menangis, seolah-olah semuanya benar.

Padahal, lanjut Kapolri, apa yang dikatakan Ferdy Sambo itu tidak benar. Ini menandakan bahwa Ferdy Sambo berusaha sekuat tenaga untuk menutupi kasus pembunuhan berencana yang dilakukannya terhadap Brigadir J.

Sejak awal, ungkapnya, Ferdy Sambo sudah menyiapkan skenario, sehingga polisi kesulitan mengusut kasus tersebut, Begitu juga terkait motif, menjadi tak jelas.

Mantan Kadiv Propam ini sudah gelap mata, sehingga berani berbohong kepada atasannya langsung, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Namun, Listyo tak percaya begitu saja. Dia sampai dua kali menanyakan langsung ke Ferdy Sambo, namun Ferdy Sambo tetap pada keterangan pertama, yakni tak terlibat pembunuhan berencana itu.

Dikatakannya, saat bertemu dengan Ferdy Sambo, ia meminta agar mantan Kadiv Propam itu jujur dan menceritakan apa adanya tentang kasus tersebut.

“Saat itu saya minta kepada yang bersangkutan 'kamu jujur, kamu terlibat atau tidak?,” jelas Kapolri.

Kala itu sambil berlinang air mata, Ferdy Sambo mengatakan apa yang ia sampaikan benar adanya.

Tak cuma itu, Ferdy Sambo bahkan sampai berani mengucapkan sumpah di depan Kapolri.

"Dia bersumpah, sampai beberapa kali saya tanyakan," ucap Kapolri.

Kapolri lalu mengatakan kepada Ferdy Sambo bahwa kasus tersebut akan diusut sesuai fakta.

“Saya tanyakan karena saya akan proses ini sesuai fakta, jadi kalau kira-kira peristiwa tidak seperti itu ceritakan, tapi kalau seperti itu nanti kita buktikan sesuai fakta,” tuturnya.

Kapolri mengaku dua kali menanyakan hal tersebut kepada Ferdy Sambo.

Baca juga: LPSK Heran Istri Ferdy Sambo Tidak Usir Brigadir J Usai Alami Kekerasan Seksual

Namun, Ferdy Sambo selalu membantah mengenai keterlibatannya dalam kematian sang ajudan di rumah dinasnya tersebut.

Belakangan, setelah kesaksian demi kesaksian dan bukti demi bukti terungkap, Ferdy Sambo akhirnya mengakui keterlibatan dalam pembunuhan Brigadir J.

Penyidik Ketakutan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa penyidik mengalami ketakutan saat menangani kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Rumah Dinas Ferdy Sambo.

Listyo menyebut, para penyidik takut bila nanti berhadapan dengan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Kami lihat bahwa penyidik pun saat itu sempat takut,” ujarnya.

“Sempat takut karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua nanti akan berhadapan dengan yang bersangkutan,” imbuhnya.

“Sehingga dari situ kami putuskan 25 orang yang pada saat itu, termasuk yang bersangkutan (Ferdy Sambo) untuk kami mutasi demosi dan kami ganti dengan pejabat yang baru," kata Listyo Sigit Prabowo seperti dikutip dari Kompas Tv.

Menurut Kapolri, setelah Ferdy Sambo dinonaktifkan, barulah kasus pembunuhan berencana tersebut secara perlahan mulai terbongkar.

"Alhamdulillah begitu kami ganti waktu itu proses mulai berjalan lancar, mulai terbuka. Kemudian kejanggalan-kejanggalan yang pada saat itu kami dapat itu mulai bisa terjawab. Utamanya memang pada saat itu kami mulai/start masalah perkenaan atau pun temuan balistik di TKP yang berbeda dengan apa yang dia sampaikan," katanya.

Kapolri tidak memungkiri bahwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J merupakan pukulan bagi Polri, dimana saat ini sedang memperbaiki citra institusi.

Menurutnya, pada saat hasil survei awal, Polri di angka 74 persen, sehingga kemudian dengan melaksanakan berbagai program transformasi menuju Polri yang presisi pada saat itu.

"Makanya begitu ada peristiwa Sambo ini memang dampaknya luar biasa. Angka kami tiba-tiba turun di angka sekitar 54 persen, dan tentunya ini pukulan buat kami," ujarnya.

"Ini lah yang kemudian menjadi tekat kami untuk betul-betul bisa menuntaskan," tegasnya.

Baca juga: Ferdy Sambo Makan Banyak Korban, Kini Satu Per Satu Perwira Polisi Dipecat dari Korps Bhayangkara

Menurut Kapolri, awalnya proses penyelidikan memang agak sulit.

"Memang awalnya agak sulit Pak Budiman, karena memang di awal-awal saudara FS ini kan menceritakan peristiwa skenario yang terjadi di Duren Tiga itu kan peristiwa tembak-menembak. Dan itu disampaikan ke banyak orang, termasuk saya. Termasuk saya," ucapnya.

"Sehingga pada saat itu saya tanyakan kepada yang bersangkutan, 'Kamu jujur kamu terlibat atau tidak?' Saya tanyakan, dua kali saya tanyakan," imbuhnya. (*)

Berita Lain Terkait Ferdy Sambo
Ikuti Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved