Berita Nasional

Bursa Calon Panglima TNI Pengganti Jenderal Andika, Politisi PDIP Effendi Simbolon Sebut Plan A

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun tiga bulan lagi atau pada akhir 2022 mendatang.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberikan keterangan pers terkait situasi keamanan di Sulteng, Jumat 13 Mei 2022. Andika Perkasa akan segera memasuki masa pensiun. 

Dari sisi peluang dan administrasi, kata dia, Yudo memiliki kesamaan dengan dua kepala staf TNI lainnya yakni Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Namun demikian, menurutnya besar kemungkinan Presiden akan mempertimbangkan pergiliran matra dalam pemilihan calon Panglima TNI ke depan.

Sedangkan dari sisi pengalaman, menurutnya tiga Kepala Staf Angkatan TNI saat ini memiliki pengalaman mengelola organisasi militer yang mumpuni. "Semua Kepala Staf saya rasa pengalaman mengelola organisasi militernya sudah mumpuni," kata Bobby.

Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) sekaligus pengamat militer Anton Aliabbas berpandangan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono secara normatif memiliki peluang cukup besar untuk menjadi Panglima TNI mendatang.

Anton mengatakan jika merujuk pada Pasal 13 ayat 3 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI (UU TNI), posisi Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian.

Selain itu, kata dia, sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada 2014, hanya KSAL yang belum mendapat giliran menjabat posisi Panglima TNI.

Sementara itu, kata dia, salah satu visi pemerintah adalah mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Secara normatif, KSAL memiliki peluang cukup besar untuk menjadi Panglima TNI mendatang," kata Anton.

Baca juga: Profil dan Rekam Jejak Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang Jadi Kandidat Capres Partai Nasdem

Meski UU TNI memang tidak mewajibkan Presiden untuk menerapkan rotasi secara bergiliran bagi sosok Panglima TNI, namun menurutnya alasan memilih KSAL sebagai calon Panglima TNI sudah cukup kuat.

Selain itu, menurutnya berdasarkan pengalaman Jokowi dalam menunjuk sosok yang menduduki jabatan strategis seperti posisi Panglima TNI memang seringkali di luar pakem yang ada.

"Kita bisa melihat ketika Jokowi menunjuk Gatot Nurmantyo atau Andika Perkasa, kesan tersebut dapat terasa," lanjut dia.

Dalam beberapa penunjukan, Jokowi terkesan lebih mengedepankan faktor 'trust' atau kepercayaan. Oleh karena itu, mau tidak mau dalam 1 sampai 2 bulan ini, Yudo harus semakin memberi impresi tersebut ke Jokowi.

Pendekatan yang dilakukan Yudo kepada tokoh politik, lanjut dia, misalnya mengundang Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam sejumlah kegiatan.

Kesan bahwa ada upaya pendekatan yang dilakukan kepada Megawati, kata dia, memang tidak bisa dihindarkan. Sebab, lanjut dia, Megawati memegang posisi penting dalam politik nasional.

"Apalagi, Presiden Joko Widodo juga merupakan bagian dari PDI Perjuangan dan kerap melakukan pertemuan dengan Megawati," jelas Anton. (tribun network/yud)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved