Timor Leste
Kardinal Pertama Timor Leste Dikukuhkan Oleh Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus Vatikan
Salah satu Kardinal baru yang dikukuhkan adalah Mgr. Virgilio do Carmo da Silva, Uskup Agung Dili, Kardinal pertama dalam Gereja Katolik Timor Leste.
15. Uskup Agung Adalberto Martínez Flores dari Asunción, Paraguay;
16. Uskup Agung Giorgio Marengo, misionaris Consolata dan Prefek Apostolik Ulaanbaatar, Mongolia.
17. Yang terakhir, pada usia 48, adalah anggota termuda dari College of Cardinals.
Mereka yang berusia di atas 80 tahun yang diangkat Paus Fransiskus menjadi kardinal adalah:
18. Uskup Agung emeritus Jorge Enrique Jiménez Carvajal dari Cartagena (Kolombia);
19. Uskup Agung emeritus Arrigo Miglio dari Cagliari, Italia; Fr. Gianfranco Ghirlanda S.J., kanonis dan mantan rektor Universitas Kepausan Gregorian;
20. Mgr. Fortunato Frezza, kanon Basilika Santo Petrus.
Perguruan Tinggi Kardinal
Pada 27 Agustus, Kolese Kardinal terdiri dari 226 kardinal, termasuk 132 pemilih dan 94 non-pemilih. 52 kardinal diciptakan oleh Yohanes Paulus II, 11 di antaranya adalah pemilih; 64 diciptakan oleh Benediktus XVI di antaranya 38 adalah pemilih; dan 112 diciptakan oleh Paus Fransiskus di antaranya 83 adalah pemilih.
Secara geografis, mereka didistribusikan sebagai berikut: 106 di Eropa, 54 di antaranya adalah pemilih; 60 di Amerika, 38 di antaranya adalah pemilih; 30 di Asia, 20 di antaranya adalah pemilih; 27 di Afrika, 17 di antaranya adalah pemilih; dan 5 kardinal di Oseania, 3 di antaranya adalah pemilih.
Tentang Kardinal
Mengutip Wikipedia.org, Kardinal adalah pejabat senior dalam Gereja Katolik Roma. Berada di bawah Paus dan ditunjuk langsung oleh paus sebagai anggota dewan kardinal.
Tugas para kardinal adalah untuk menghadiri rapat dalam dewan suci dan siap sedia untuk hadir, baik secara pribadi maupun bersama-sama, kapan pun Sri Paus membutuhkan nasihat mereka.
Umumnya para kardinal memiliki tugas tambahan, misalnya memimpin suatu keuskupan baik keuskupan pada umumnya maupun keuskupan tituler ataupun keuskupan agung serta memimpin suatu departemen dalam Kuria Romawi.
Akan tetapi fungsi terpenting mereka adalah memilih Paus baru, bilamana terjadi kekosongan tahta keuskupan Roma karena kematian atau pengunduran diri Paus yang lama.
Hak untuk menghadiri konklaf kini dibatasi bagi para kardinal yang berusia tidak lebih dari 80 tahun pada hari kematian Paus.
Pada tahun 1059 hak untuk memilih Paus dikhususkan bagi klerus utama Roma dan para uskup dari ketujuh keuskupan "suburbicaria" (keuskupan-keuskupan yang berada di bawah keuskupan agung Roma).
Oleh karena itu mereka dijuluki "kardinal", dari kata Bahasa Latin "cardo" (inti/pusat), yang berarti "yang utama", "pimpinan".
Pada abad ke-12 dimulai praktik pengangkatan para pejabat Gereja dari luar Roma sebagai kardinal (anggota klerus utama dalam tahta keuskupan Roma), tiap pejabat dari luar Roma ini ditugaskan pada salah satu dari gereja-gereja di Roma sebagai "gereja tituler" (gereja kehormatan) yang bersangkutan atau dihubungkan dengan salah satu dari tujuh keuskupan suburbicaria. Praktik tersebut masih dijalankan sampai sekarang.
Dalam penulisan dan pengucapan resmi, ada dua cara yang lazim digunakan dalam penempatan gelar kardinal. Cara pertama yang lazim digunakan oleh Gereja Katolik adalah penempatan gelar di depan nama terakhir atau nama keluarga yang bersangkutan, misalnya Julius Riyadi Kardinal Darmaatmadja, S.J.
Cara kedua yang umum digunakan oleh media massa adalah menempatkannya di depan nama pertama yang bersangkutan, misalnya Kardinal Julius Darmaatmadja S.J.
Tentang Konsistori
Konsistori berasal dari Bahasa Latin consistorium, yang artinya mahkamah gerejawi; sebagaimana kata bahasa Yunani "syn(h)edrion" (yang menurunkan kata sanhedrin). Sebenarnya berasal dari makna "consistere" ("kamar", dalam arti lebih sempit) yang artinya mengambil pendirian.
Pada mulanya konsistorium merupakan kamar depan istana kaisar tempat kaisar melaksanakan pengadilan. Dewasa ini, konsistori adalah istilah yang digunakan oleh pejabat gereja untuk menyatakan pengadilan gerejawi.
Gereja Katolik Roma
Konsistori dalam Gereja Katolik Roma merujuk kepada persidangan para kardinal dan dipimpin oleh paus.
Ada tiga jenis konsistori, yaitu konsistori umum yang digunakan paus untuk menjamu duta besar, penguasa asing, dan tempat penempatan topi merah kepada kardinal; konsistori semi umum yang digunakan untuk menyambut para uskup atau para pembesar gereja lainnya, dan konsistori pribadi yang secara khusus digunakan paus dan kardinal untuk pengambilan sebuah keputusan penting.
Gereja Protestan
Dalam Gereja Protestan, konsistori adalah sebuah ruangan tempat majelis jemaat berkumpul ataupun rapat untuk mengambil sebuah keputusan tertentu.
Gereja Anglikan
Gereja Anglikan menggunakan istilah ini untuk menyatakan ruangan uskup, tempat menjalankan administrasi diosisnya.
Sumber: vaticannews.va/wikipedia.org
