Berita Kupang

Sering Diabaikan Warga Raknamo, Ternyata Singkong Setelah Diolah Punya Nilai Jual Tinggi

Bahan dan alat sudah mereka siapkan secara lengkap, ibu-ibu kelompok tani hanya mempersiapkan diri menerima ilmu yang diberikan para dosen.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
PELATIHAN - Pelatihan pengolahan pangan lokal bagi masyarakat desa Raknamo dari Politani Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Komoditas lokal seperti  jagung, singkong, ubi jalar, Kelor, labu, ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi setelah diolah menjadi olahan pangan siap makan.

Contohnya singkong, warga Desa Raknamo biasanya hanya mengolah menjadi singkong rebus untuk disuguhkan kepada tamu.

Dengan hasil panen singkong yang melimpah tetapi harga jual yang sangat rendah warga disana membutuhkan ilmu baru agar bisa mengolah kembali singkong dan komoditi lain menjadi olahan yang bernilai ekonomis tinggi.

Baca juga: Turnamen Bola Voli Sahabat Gavriel Cup Kabupaten Kupang Meriahkan HUT ke-77 RI

"Kami jual satu karung 50 ribu, kami punya kerinduan supaya ada yang datang ajar kami supaya bisa olah itu singkong supaya jangan hanya dapat 50 ribu saja," tukas Delfi Boys salah satu warga Desa Raknamo.

Beberapa waktu lalu dia mendapat undangan dari salah satu ketua kelompok tani Dominggus Bira, akan ada orang yang datang memberikan pelatihan dan penyuluhan bagi mereka untuk mengolah komoditas pertanian mereka.

Pada hari Kamis 11 Agustus 2022 tim pengabdian masyarakat dari Politani Kupang khususnya prodi Teknologi Pangan turun ke Kelompok Wanita Tani (KWT) Anugerah dengan berbagai ilmu yang siap mereka berikan kepada para wanita petani ini.

Bahan dan alat sudah mereka siapkan secara lengkap, ibu-ibu kelompok tani hanya mempersiapkan diri menerima ilmu yang diberikan oleh para dosen.

Baca juga: Kapolda NTT Irjen Budiyanto Pilih Kabupaten Kupang Jadi Wilayah Olahraga Sepeda Minguan

"Yang kami tahu selama ini hanya rebus dan makan, syukur dari Politani datang dan kasi kami ilmu untuk olah pangan lokal ini supaya bisa tambah kami punya ekonomi," ungkap Delfi Boys.

Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang anggotanya berjumlah 10 orang, dia mengaku ilmu yang diterima akan mereka lanjutkan.

Ilmu yang secara cuma-cuma ini diberikan oleh Politani sebagai salah satu dari tridharma perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat.

"Bukan cuma kami beri pelatihan lalu selesai, akan kami dampingi sampai mandiri," tukas Neema Bora, S.TP, M.Si korrdinator pengabdian masyarakat program studi teknologi pangan.

Mereka hadir memberikan pelatihan bukan hanya mengolah komoditi menjadi satu produk saja tapi juga menjadi dua atau tiga produk olahan.

Contohnya singkong bisa diolah menjadi keripik singkong, stick songkong, roti singkong, bahkan nugget singkong yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang menjual singkong dalam keadaan segar.

Itu baru satu komoditi, di kelompok ini mereka mengajarkan juga cara mengolah daun kelor, ubi jalar, dan daging sapi menjadi abon.

Baca juga: BREAKING NEWS: Hilang Saat Melaut, Nelayan di Kabupaten Kupang Ditemukan Tewas 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved