Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Pekan Biasa XIX, Minggu 7 Agustus 2022, Berjaga

RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Kebijaksanaan 18:6-9; Ibrani 11:1-2.8-22; dan bacaan Injil Lukas 12:32-48.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 7 Agustus 2022 dengan judul Berjaga. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Berjaga.

RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Kitab Kebijaksanaan 18:6-9; Ibrani 11:1-2.8-22; dan bacaan Injil Lukas 12:32-48.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Pekan Biasa XIX, Minggu 7 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

“Hendaklah kamu sama seperti orang yang menantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya" (Luk 12:36).

Hidup orang Kristen tidak pernah terbebas dari masalah, kesulitan, tantangan, kesesakan atau pencobaan. Tuhan justru mengizinkan kita menghadapi semuanya itu agar kita makin bertumbuh dewasa secara rohani dan menjadi orang yang setia percaya kepada-Nya.

Semua badai itu mesti kita lalui untuk memurnikan iman kita. Kita tidak melekatkan diri pada dunia ini atau berharap pada hal-hal daging tetapi menyadarkan kita untuk hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, berpegang pada Firman-Nya dan semakin bertekun menantikan kedatangan-Nya.

Kapan Tuhan akan datang? Injil hari ini bilang bahwa tidak ada seorang pun yang tahu waktunya. Hari kedatangan Kristus akan datang seperti pencuri. 

Tugas kita adalah berjaga-jaga, berdoa, dan dalam keadaan yang selalu siap sedia. Jika ini menjadi hidup kita, maka hari kedatangan Tuhan, entah kapan pun, akan menjadi hari yang penuh kemenangan dan sukacita, bukan menjadi jerat. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Setetes Air di Samudra

Bagaimana menjadi orang percaya yang siap sedia? Tetap bekerja bagi Tuhan.  "Hendaklah pinggangmu tetap berikat..."  (Luk 12:35). 

Pinggang berikat menunjukkan bahwa orang sedang bekerja. Jika kita tidak mau bekerja jangan berharap kita akan mendapatkan upah, sebab Tuhan tidak memberikan upah kepada orang yang malas.

Upah diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh mau bekerja keras.  Kristus berkata,  "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."  (Yoh 5:17). 

Dunia ini bukanlah sekadar tempat untuk beristirahat atau bersantai, tetapi tempat untuk bekerja, berkarya dan mengumpulkan harta sorgawi.  

"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya"  (Yoh 6:27).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 6 Agustus 2022, Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

Lalu apa yang kita lakukan untuk tetap siap sedia?

Pertama, kita mesti sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Cinta akan menggerakkan kita untuk selalu memiliki kekuatan untuk menanti datangnya orang yang kita cintai.

Cinta pada Tuhan menjadi semacam energi spiritual yang memberi kekuatan lebih untuk menanti kedatangan-Nya yang tidak terduga itu.

Mencintai Tuhan berarti percaya pada penyelenggaraan-Nya. Orang yang percaya tidak pernah merasa takut menghadapi bahaya, ancaman, kesulitan dan tantangan sebesar dan seberat apa pun.

Ketakutan akan membuat orang fokus menjaga kenyamanan diri di dunia lalu lupa menginvestasi hidup kekal.

Kesatuan dengan Tuhan menginspirasi kita agar melepaskan kelekatan harta duniawi. Tuhan meminta kita bersikap lepas bebas dari ikatan harta duniawi dan lebih rela berbagi dengan sesama yang membutuhkan.

Terbebas dari kelekatan harta duniawi serentak menggerakkan orang untuk lebih fokus “memandang” Tuhan.

Kedua, kita menguatkan iman melalui doa, membaca Firman Tuhan serta melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Tuhan bilang, hendaklah kamu juga siap sedia dan berjaga-jaga (Luk 12: 48).

Menurut budaya Yahudi, ciri hamba yang siap sedia adalah pinggang terikat sebagai tanda siap bekerja dan pelita tetap bernyala, simbol iman yang hidup.  "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala..." (Luk 12: 35). Hamba juga tetap percaya bahwa tuannya pasti datang.

Siap sedia yang dimaksudkan Tuhan bukanlah sikap pasif, melainkan aktif terutama dalam menjaga hati kita serta melakukan perintah-perintah Tuhan.

Pelita yang tetap bernyala merupakan lambang kebaikan dan ketulusan yang bisa membias bagi orang lain dalam gelap. Tuhan menghendaki agar kepekaan hati menjadi dasar dari segala tindakan.

Pekerjaan sederhana akan menjadi luar biasa bila dikerjakan penuh kepekaan. Kesadaran penuh dan tanggung jawab.

Sedangkan bila mengerjakan sesuatu dengan bersungut-sungut hanya akan membuat kita tidak berkembang. Malah kita jadi pribadi yang pemarah, cepat tersinggung dan kehilangan rasa memiliki (sense of belonging).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 5 Agustus 2022, Tenang Dekat dengan Tuhan

Sebagai hamba yang setia, setiap hari kita melakukan pekerjaan yang ditugaskan Tuhan. Kita tidak boleh menjalani gaya hidup “situasi darurat.” Kita harus menghindari program “tanggap bencana” dalam “bersiap-siap” menyongsong kedatangan Yesus.

Sebaliknya, dengan menjalani hidup sebagai orang Kristen yang setia saat ini, kita telah “siap sedia” bagi kedatangan-Nya.

Waktu kedatangan tidak terlalu menjadi masalah. Penundaan yang terjadi pun tidak terlalu membuat susah. 

Seorang pertapa tua yang sedang menyapu halaman biara saat ditanya, “Seandainya kamu hanya diberikan sehari lagi untuk hidup, kira-kira perkara penting apa yang akan kamu lakukan?”

Pertapa itu dengan tenang menjawab, “Aku akan terus menyapu.” Melakukan tugas kita dengan tekun, ikhlas, setia, dan penuh tanggung jawab adalah bentuk persiapan yang Tuhan kehendaki.

Itulah jaminan agar kita bisa masuk dalam kemuliaan abadi bersama-Nya. So?

Hidup merupakan saat untuk berjaga. Kualitas kesetiaan kita dalam berjaga diukur melalui kebaikan yang kita tebar dan kita tanam sepanjang hidup. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 7 Agustus 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 7 Agustus 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 7 Agustus 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Kebijaksanaan 18:6-9

“Dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami.”

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Malam pembebasan telah diberitahukan lebih dahulu kepada nenek moyang kami, supaya mereka benar-benar insaf akan sumpah yang mereka percayai dan menjadi berbesar hati.

Maka inilah yang menjadi harapan umat-Mu, yakni keselamatan orang benar dan kebinasaan para musuh.

Sebab dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami, setelah kami Kaupanggil kepada-Mu.

Diam-diam anak-anak suci dari orang yang baik mempersembahkan kurban dan dengan sehati mereka membebankan kepada dirinya kewajiban ilahi ini: orang-orang suci akan sama-sama ambil bagian baik dalam hal-hal yang baik maupun dalam bahaya.

Dan dalam pada itu mereka sudah mulai mendengungkan lagu-lagu pujian para leluhur.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Maz. 33:1.12.18-19.20.22

Refr: Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.

atau Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.

* Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar, sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya.

* Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

* Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan Kedua: Ibrani 11:1-2.8-19

“Ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan dibangun oleh Allah sendiri.”

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani:

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.

Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.

Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah sendiri.

Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu, setia.

Itulah sebabnya dari satu orang yang malahan telah mati pucuk terpancar keturunan besar seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Dalam iman, mereka semua ini telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

Andaikata dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

Tetapi yang mereka rindukan adalah tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi.

Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

Karena iman Abraham mempersembahkan Ishak, tatkala ia dicobai. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.

Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati! Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

U : Alleluya, alleluya, alleluya

Berjaga-jagalah dan bersiaplah, karena kamu tidak tahu pada hari mana Anak Manusia akan datang.

Bacaan Injil: Lukas 12:32-48

“Hendaklah kamu siap sedia.”

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberi kamu Kerajaan-Nya.

Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri, dan yang tidak dirusakkan ngengat.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

Hendaklah kamu seperti orang yang menanti-nantikan tuannya pulang dari pesta nikah, supaya jika tuannya itu datang dan mengetuk pintu, segera dapat dibukakan pintu.

Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari, dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah hamba itu.Tetapi camkanlah ini baik-baik!

Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangka-sangka.”

Petrus bertanya, “Tuhan, kami sajakah yang Kaumaksudkan dengan perumpamaan ini, ataukah juga semua orang?”

Jawab Tuhan, “Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana, yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk membagikan makanan kepada mereka pada waktunya?

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya, ketika tuan itu datang.

Aku berkata kepadamu: Sungguh, tuan itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Tetapi jika hamba itu jahat dan berkata dalam hatinya, Tuanku tidak datang-datang.

Lalu ia mulai memukuli hamba-hamba lain, pria maupun wanita, dan makan minum serta mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangka-sangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan tuan itu akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.

Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang seharusnya mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan.

Barangsiapa diberi banyak, banyak pula dituntut dari padanya.

Dan barangsiapa dipercaya banyak lebih banyak lagi yang dituntut dari padanya.

Demikianlah Sabda Tuhan!

U: Terpujilah Kristus!

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved