Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Ketamakan Menghancurkan dan Mematikan

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Fransiskus Atamau dengan judul Ketamakan Menghancurkan dan Mematikan.

Editor: Agustinus Sape
DOK KUB SANTO ANDREAS RASUL
BACA INJIL - RD. Fransiskus Atamau (kiri) saat membaca Injil pada misa Pekan Biasa XVIII, Minggu 31 Juli 2022. Dalam Injil Yesus berkata kepada orang banyak, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.” 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Fransiskus Atamau dengan judul Ketamakan Menghancurkan dan Mematikan.

Dibawakan sebagai bahan kotbah pada Pekan Biasa XVII, Minggu 31 Juli 2022 di Gereja Stasi Santo Fransiskus Xaverius Naimata Kupang, Renungan Harian Katolik ini merujuk pada Pengkhotbah 1:2;2:21-23; Kolose 3:1-5 9-11, bacaan Injil Lukas 12:13-21.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kita bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat yang kita terima dalam hidup ini dan kita belajar dari orang kaya yang bodoh dalam Injil hari ini untuk menjadikan hidup kita kaya di hadapan Allah.

Setiap dosa pasti memiliki akibatnya. Demikian juga dengan dosa ketamakan.

Pertama, ketamakan itu berakibat fatal terhadap diri sendiri.

Misalnya Yudas Iskariot. Karena ketamakannya dia menjual dan menyalibkan Yesus dengan harga 30 keping perak.

Tapi apa akibatnya? Ia mendapatkan perasaan bersalah yang begitu besar dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ananias dan Safira.

Kedua, ketamakan itu dapat berakibat fatal bagi orang lain, termasuk orang yang didekat kita.

Gehazi misalnya. Ketika ia menginginkan harta milik Naaman yang seharusnya diberikan kepada nabi Elisa, maka ia menipu supaya ia mendapatkan harta itu.

Akibatnya ia dihukum menjadi kusta. Bahkan ia dikutuk dan dikatakan bahwa semua keturunannya akan menjadi kusta.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Waspada terhadap Keserakahan

Akibat dosa ketamakan yang perlu kita waspadai dalam kehidupan bersama yaitu bahwa ketamakan MERUSAK PERSAUDARAAN. Relasi "persaudaraan darah" yang seharusnya semakin mendekatkan, mengakrabkan, merukunkan antara saudara akan rusak berantakan karena ketamakan.

Mereka yang masih saudara kandung tidak saling sapa, saling memperkara¬kan, saling bermusuhan atau saling membunuh, karena ketamakan seperti dikisahkan dalam Injil.

Yesus mengingatkan agar para murid-Nya "Berjaga-jagalah dan waspada terhadap segala ketamakan. MENGAPA?

Pertama, karena hidup manusia tidaklah tergantung pada kekayaannya. Kedua, ketamakan menutup hati terhadap kawan, teman, dan saudara atau sesama.

Ketiga, ketamakan mengasingkan dan menyingkirkan Allah dari hati manusia serta menjadikan kita miskin di hadapan Allah.

Keempat, ketamakan tidak akan pernah bisa dipuaskan, sebaliknya hati akan selalu haus. Lumbung atau ruang hati manusia tidak akan mampu menampung keinginan ketamakan seperti digambarkan dalam Injil.

Apa yang harus kita lakukan?

• Kritik dan nasehat Yesus adalah: Jangan sampai manusia miskin di hadapan Allah. Kekayaan kita rupanya tidak dipandang sebagai harta atau sesuatu yang berharga di hadapan Tuhan.

Bagaimana supaya kita bisa kaya di hadapan Allah?

Kekayaan kita di hadapan Allah adalah memiliki hati yang menyatu dengan Allah. Maka diingatkan oleh Yesus agar kita "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan. Membebaskan hati dari ketamakan, kerakusan dan keserakahan dengan berbagi dipandang sebagai sesuatu yang berharga.

• Carilah perkara yang di atas, dimana Kristus ada. Perkara di atas atau perkara Tuhan adalah sesuatu yang menjadi pemikiran dan keprihatinan Tuhan. Yesus prihatian terhadap keselamatan, kemiskinan, ketidakadilan, penderitaan dan sebagainya,

Kepedulian terhadap semuanya merupakan wujud memikirkan perkara yang di atas. Dianggap kebodohan oleh Yesus manakala kekayaan justru menjerumuskan orang ke dalam ketidakselamatan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Setetes Air di Samudra

Orang kaya dalam Injil bekerja keras dan menjadi kaya, namun sayang kekayaannya tidak mampu menyelamatkanya. Padahal seharusnya bisa menjadi sarana keselamatan jika dipakai untuk membantu yang miskin dan berkekurangan.

• Santo Paulus menasehatkan agar kita berASKESE: matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, saling mendustai.

• Menjadikan Allah sebagai dasar tindakan kita. Pengkotbah mengkritik orang yang merasa hebat dan berkembang, seolah-olah semua melulu hasil olah pikir dan kerja keras manusiawi belaka tidak ada campur tangan Allah.

Kemajuan yang seharusnya mempermudah keselamatan dan mempersatukan justru menyengsarakan dan memisahkan manusia dari Tuhan dan sesama.

"Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia."

Bebaskan hati dari ketamakan dengan berbagi.

Dikisahkan, seorang pertapa tua, dalam perjalanan meditasinya di dalam hutan belantara, ia menemukan sebuah gua batu yang di dalamnya penuh dengan harta karun.

Sang pertapa yang bijaksana ini, ketika melihat hal ini langsung saja berlari sekuat tenaga meninggalkan gua yang penuh harta karun tersebut.

Di tengah jalan ia berpapasan dengan tiga serdadu yang nampak keheranan menyaksikan sang pertapa tua yang sedang ketakutan tersebut.

Ketiga serdadu tersebut bertanya mengapa pertapa itu berlari ketakutan, pertapa itu menjawab, “Saya melarikan diri dari kejaran segerombolan setan.”

Didorong oleh rasa ingin tahu yang amat mendalam, ketiga serdadu itu mendesak, "Tunjukkan hal itu kepada kami."

Karena dipaksa, sang pertapa pun membawa ketiga serdadu itu menuju gua harta karun yang baru saja ditemukannya.

"Lihatlah!" kata sang pertapa, "Inilah setan, sang kematian yang sedang mengejar diriku."

Ketiga serdadu itu saling memandang dan merasa bahwa sang pertapa tua itu adalah seorang yang amat bodoh dan sedang dirasuki setan.

Karena itu mereka melepaskannya untuk meneruskan perjalanannya. Kini mereka bersorak atas apa yang baru saja mereka temukan, dan memutuskan bahwa salah satu di antara mereka harus kembali ke kota untuk membeli bahan makanan yang cukup serta membawa alat-alat untuk menggali dan menumpulkan harta karun tersebut, sedangkan dua yang lain akan menunggu dan menjaga dalam gua sehingga harta karun tersebut tidak jatuh ke tangan orang lain.

Salah satu di antara mereka menawarkan diri untuk menuju kota. Dalam perjalanannya ke kota ia mulai merancang suatu rencana jahat. Apa yang akan dibuatnya?

Ia berpikir untuk meracuni makanan yang akan diberikan kepada kedua temannya. Bila keduanya mati keracunan, maka harta karun itu akan menjadi miliknya tanpa harus dibagi-bagi.

Pada saat yang sama kedua serdadu yang menanti dalam gua juga sedang berembuk mencari jalan agar harta karun yang ada hanya dibagikan di antara mereka berdua.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Juli 2022, Matinya Nurani Kemanusiaan

Keputusan mereka telah bulat, teman yang kini menuju kota itu harus dibunuh saat ia tiba kembali ke dalam hutan ini. Maka terjadilah!!!

Ketika sang teman datang membawa makanan serta beberapa alat yang dibelinya dari kota, ia dengan segera dibunuh oleh dua teman lain yang menunggu di dalam gua.

Setelah itu keduanya duduk berpesta pora menikmati makanan yang baru dibawa itu. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Pesta pora kini berubah kelabu.

Keduanyapun mati keracunan, dan harta karun yang ada dalam gua tersebut ditinggalkan sebagaimana adanya sejak sedia kala.

Sang pertapa ternyata benar. Harta karun dalam gua tersebut ternyata telah berubah menjadi seumpama singa lapar yang siap menerkam dan membunuh. Ketamakan ternyata adalah suatu kekuatan yang bisa menghancurkan dan mematikan.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Pengkhotbah 1:2:2:21-23

Segala Sesuatu Sia-sia

Bacaan diambil dari Kitab Pengkhotbah:

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.

Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?

Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Maz. 90:3-4,5-6,12-13,14,17

Tuhan penjaga dan benteng perkasa, dalam lindungannya aman sentosa

* Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia! Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

* Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

* Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

* Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Bacaan Kedua: Kolose 3:1-5;9-11

Carilah perkara yang di atas

Pembacaan diambil dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. 

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refr : Alleluya, alleluya, alleluya.

S : (Mat 5:3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil:  Lukas 12:13-21

Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.”

Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?”

Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.”

Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’.”

Lalu katanya, “Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”

Tetapi Allah bersabda kepadanya, “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu! Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved