Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Kaya di Hadapan Tuhan

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Kaya di Hadapan Tuhan.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 31 Juli 2022 dengan judul Kaya di Hadapan Tuhan. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Kaya di Hadapan Tuhan.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik dengan merujuk pada Pengkotbah 1:2;2 21-23; Kolose 3:1-5 9-11; dan Lukas 12:13-21.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Pekan Biasa XVIII, Minggu 31 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Dalam injil Lukas, Yesus mengajarkan sebuah perumpamaan tentang orang kaya yang beruntung, karena tanah yang dimilikinya sangat subur.

Tetapi, keberuntungan itu malah membuat hatinya gundah. Dia bingung menyimpan panenan karena tak punya gudang yang cukup besar.

Dia lalu berencana merombak gudang-gudangnya dan membangun yang lebih besar.

Menarik disimak, orang kaya itu kelihatannya tak punya kawan, apalagi sahabat, yang bisa dimintai pendapat atau tempat dia bisa mencurahkan idenya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 30 Juli 2022, Matinya Nurani Kemanusiaan

Dia memikirkan masalahnya sendiri dan hanya untuk diri sendiri. Satu-satunya orang yang diajaknya bicara ialah dirinya sendiri.

Dia seorang otonom merasa bisa melakukan segala sesuatu sendirian: berpikir sendiri, bekerja sendiri, dan berfokus pada diri sendiri.

Tampaknya, hobi orang kaya ini memang mengumpulkan harta. Dia tak begitu suka untuk berbagi. Mungkin, dia beranggapan bahwa tanah itu toh milik sendiri.

Dia telah bekerja keras agar mendapatkan hasil terbaik, masa harus dibagi-bagikan?

Akhirnya, dia memuji diri sendiri dan berikhtiar menikmati hidup.

Sungguh sayang, kala hendak menikmati hidup, dia meninggal.

Dia begitu sibuk dengan kegiatan mengumpulkan kekayaan hingga lupa menikmati hidupnya.

Dia kehilangan kebahagiaan di dunia, juga di akhirat.

Yesus menyebut dia sebagai orang kaya yang bodoh.

Saudari–saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Dalam pandangan orang Yahudi di zaman Yesus, kekayaan adalah lambang berkat dari Allah.

Jika orang memiliki harta benda, itu tandanya Allah memberkatinya, sedangkan jika orang menjadi miskin, sakit dan menderita, itu
berarti orang yang bersangkutan dikutuk oleh Allah karena dosa-dosanya sendiri atau dosa orangtuanya.

Namun bagi Yesus, kekayaan tidak identik dengan rahmat dan kemiskinan atau penderitaan identik dengan dosa.

Orang kaya itu dianggap bodoh, karena hobinya hanya untuk mengumpulkan harta.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Juli 2022, Mengenal Allah dan Mengakui Kasih Berasal dari Allah

Kekayaan itu dipergunakan untuk kesenangan pribadinya dan tidak menjadi sarana untuk membahagiakan orang lain.

Orang kaya seperti ini tidak akan pernah tenang dan bahagia dan kalaupun kelihatan senang itu hanyalah sementara saja.

Mereka yang selalu cemas dan semakin cemas lagi jika hartanya makin banyak.

Orang kaya yang tamak sering mengalami stress berat dan penyakit jantung, lalu mengalami stroke atau mati sebelum waktunya.

Dia begitu sibuk dengan kegiatan mengumpulkan kekayaan hingga lupa menikmati hidupnya. Dia kehilangan hidup.

Penulis Kitab Pengkotbah telah menegaskan bahwa harta kekayaan itu akan menjadi milik kita hanya untuk sementara saja dan karena itulah ia menyebutnya sebagai kesia-siaan (Pengkotbah 1: 2).

Itulah sebabnya Allah mengatakan kepada orang kaya itu, ”Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil daripadamu”.

Orang kaya itu dikatakan bodoh karena ia menyimpan kesia-siaan: orang kaya itu hanya memperhatikan dirinya sendiri dan enggan memanfaatkannya untuk kebaikan orang lain.

Ia menyimpan untuk dirinya sendiri dan karena itu hidupnya tidak berarti untuk orang lain dan sekaligus tidak berarti untuk Allah.

Rasul Paulus menegaskan kepada kita agar memikirkan apa yang ada di atas dan bukan di bumi (Kolose 3:2).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Menjadi Kaya di Hadapan Allah

Cara yang tepat untuk mempersiapkan jalan menuju Allah lewat harta benda kita ialah dengan mencintai dan solider dengan sesama, khususnya mereka yang kecil, miskin dan tak berdaya dan menggunakan kekayaan kita untuk memajukan keadilan dan kedamaian.

Orang kaya yang egois adalah pengumpul kesia-siaan. Ketika kita mati, tak seorang pun yang akan membawa serta hartanya. Kita hanya dihadiahkan sebidang tanah untuk kuburan berukuran 2 x 1 meter.

Mari kita berlomba-lomba untuk kaya di hadapan Tuhan dengan mengasihi dan berbagi yang kita miliki buat sesama.

Kontemplasi

Pandanglah Tuhan. Hati dan tangan-Nya terbuka. Pandang juga bibir-Nya seolah berujar: hanya dengan memberi kamu akan menerima, belajarlah daripadaKu.

Benamkanlah diri-Mu dalam samudera kemurahan HatiNya dan biarkan semangatNya subur di hatimu.

Doa

Ya Allah Bapa Pemilik kehidupan. Penuhilah hati kami setiap hari dengan kasih setia-Mu, supaya kami bernyanyi gembira seumur hidup.

Limpahkanlah kemurahan-Mu kepada kami dan teguhkanlah pekerjaan tangan kami. Amin.*

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022. (Tokopedia)

Bacaan Pertama: Pengkhotbah 1:2:2:21-23

Segala Sesuatu Sia-sia

Bacaan diambil dari Kitab Pengkhotbah:

Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.

Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?

Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Maz. 90:3-4,5-6,12-13,14,17

Tuhan penjaga dan benteng perkasa, dalam lindungannya aman sentosa

* Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia! Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

* Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

* Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya TUHAN--berapa lama lagi? --dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

* Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Bacaan Kedua: Kolose 3:1-5;9-11

Carilah perkara yang di atas

Pembacaan diambil dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Kolose:

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. 

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refr : Alleluya, alleluya, alleluya.

S : (Mat 5:3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil:  Lukas 12:13-21

Bagi siapakah nanti harta yang telah kausediakan itu?

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.”

Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?”

Kata Yesus kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.”

Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku’.”

Lalu katanya, “Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”

Tetapi Allah bersabda kepadanya, “Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu! Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved